TOILET
Toilet adalah tempat keryawan untuk buang air dengan demikian harus selalu bersih . Toilet harus dilengkapi dengan sabun, tissue dan tempat sampah. Ventilasi toilet harusn diatur sedemikian rupa agar tidak mencemari bahan pangan. Pintu toilet harus tidak menyerapair dan bersifat anti karat.
Kebersihan toilet harus selalu dijaga . Toilet yang tidak terjaga kebersihannya akan menjadi sumber kontaminasi yang dapat mencemari bahan pangan, baik melalui perantaraan karyawan atau binatang.
Toilet selain bersih, jumlah toilet harus memadahau dengan jumlah karyawan yang ada. Sebagai patokan , satu toilet maksimal diperuntukkan bagi 15 Karyawan.
Tempat Cuci Tangan dan Kaki
Tempat untuk karyawan mencuci tangan harus tersedia dalam jumlah memadai dan ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau. Tempat cuci tangan biasanya terletak disekitar toilet, pintu masuk, atau di disekitar cuci kaki. Tempat cuci tangan harus dilengkapi dengan sarana pembersih tangan dan dan pengering. Bahan yang digunakan sebagai pembersih tangan harus bahan yang tidak memiliki bau agar tidak mencemari bahan pangan yang dihasilkan. Tempat untuk mencuci tangan yang terletak dibagian awal dari alur proses dilengkapi dengan sabun.
Tempat untuk cuci tangan berikutnya dapat berupa wadah berisi air yang telah ditambahkan senyawa klorin sebagai anti mikrobia. Konsentrasi senyawa klorin yang digunakan sebagai senyawa anti mikrobia adalah 50 ppm
Tempat untuk mencuci tangan dilengkapi dengan peralatan pengering ( hand drying). Tempat untuk mencuci tangan juga dapat dilengkapi dengan tissue untuk mengeringkan tangan atau bagian tubuh laiinya Sediakan tempat sampah yang memiliki tutup. Keberadaan tempat sampah diperlukan untuk mempertahankan kondisi higienes. Tempat sampah diletakkan didekat toilet, tempat untuk mencuci tangan, atau sekitar tempat unit pengolahan. Buanglah tisu dan kotoran lainnya ke tempat sampah yang telah tersedia.
Tempat untuk mencuci kaki ( sepatu) dibutuhkan untuk mencegah masuknyamikrobia dan bahan pencemar lainnya melalui kaki. Fasilitas cuci kaki biasanya terletak berdekatan dengan tempat mencuci tangan atau kamar mandi. Tempat mencuci kaki berupa genangan air yang telah ditambahkan klorin sebagai anti mikroba. Konsentrasi klorin berkisar 100 – 200 ppm.
Bahan kimia Pembersih dan Sanitiser
Jenis bahan kimia pembersih dan sanitiser yang digunakn dalam industry pangan harus sesuai persyaratan yang ditetapkan. Bahan kimia harus mampu mengendalikan pertumbuhan bakteri (anti mikroba). Senyaw antimikroba adalah senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba.
Antimikroba ddapat dikelompokkan menjadi antiseptic dan desinfekta. Antiseptik adalah pembunuh mikroba dengan daya rendah dan biasanya dibunakan pada kulit, misalnya alcohol dan deterjen. Desinfektam adalah senyawa kimia yangdapat membunuh mikroba dan biasanya digunakan untuk pembersih meja, lantai dan peralatan. Contoh desinfektan yang digunakan adalah senyawa klorin, hipolcorit, dan tembaga sulfat.
Bahan kimia yang umum digunakan sebagai pembersih atau sanitiser mengandung klorin sebagai bahan aktifnya.
Bahan kimia yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba disebut bahan pengawet (preservative). Bahan pengawet yang banyak digunakan pada makanan daan tidak beracun
Bahan Pengawet makanan
yang umum digunakan
Bahan Pengawet
|
Konsentrasi
|
Penggunaan
|
Asam
propionate
|
0.32 %
|
Senyawa anti
jamur pada roti dan keju
|
Asam sorbet
|
0.2 %
|
Senyawa anti
jamur pada jeli, sirup dan keju
|
Asam Benzoat
|
0,1 %
|
Senyawa anti
jamur pada margarine, cuka dan minuman ringan
|
Na diasetat
|
0.32 %
|
Senyawa anti
jamur pada roti
|
Asam laktat
|
Tidak
diketahui
|
Senyawa anti
jamur pada susu, yoghurt, acar dan keju
|
Sulfur
dioksida,
Sulfite
|
200 – 300
|
Senyawa anti
jamur pada pada buah kering,anggur, molasess
|
Na nitrit
|
200 ppm
|
Senyawa anti
bakteri pada daging dan ikan olahan
|
Na klorida
|
Unknown
|
Mencegah
bakteri pembusuk pada daging dan ikan
|
Gula
|
Tidak
diketahui
|
Mencegah
mikroba pembusuk pada selai, sirup, jeli
|
Asap Kayu
|
Tidak
diketahui
|
Mencegah
mikroba pembusuk pdaging, ikan dan lainnya
|
- Pelabelabelan,
penggunaan dan penyimpanan bahan beracun
a. Pelabelan
bahan beracun
Untuk
mencegah kesalahan dalam penggunaan, bahan kimia untuk pembersih dan sanitasi
harus diberi label secara jelas. Pemberian label yang kurang jelas memungkinkan
terjadinya kesalahan penggunaan
Pemberian
label untuk bahanberacun dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pelabelan pada
wadah asli dan wadah yang isinya akan segera digunakan. Label pada wadah asli
harus memperhatikan naman dan alamat produsen, nomor register, dan intruksi
cara penggunaan secara benar.
Label
padawadah bahan kimia yang siap digunakan harus tertera secara jelas
memperlihatkan naman bahan atau larutan dan intruksi cara penggunaan secara
benar
b. Penggunaan
bahan beracun
Penggunaan
bahan kimia beracun, pembersih, dan sanitasi dalam industry pangan harus
disesuaikan dengan petunjuk dan persyaratan pabrik
Senyawa anti septic dan
Desinfektan
Senyawa
Kimia
|
Mekanisme
Pengerusakan
|
Penggunaan
|
Etanol
(50 %
– 70 %)
|
Denaturasi
protein dan kelarutanlemak
|
Sebagai
antiseptic padakulit skin
|
Isopropanol
(50 %–
70 %)
|
Denaturasi
protein dan kelarutan lemak
|
Sebagai
antiseptic padakulit skin
|
Formaldehide
( 8 %)
|
Reaksi
dengan NH2, SH dan gugus COOH
|
Disinfectant,kills
endospores
|
Yodium
Tincture
(2% 12
in70% alcohol)
|
Mengahambat
aktivitas protein
|
Antisepticdigunakan
di kulit
|
Gas
Klorin
(Cl2)
gas
|
Membentuk
asam Hipoklorous Forms hypochlorousacid ( HClO) a Sebagai antiseptic
padakulit skin sstrong oxidizing agent
|
Disinfektan
pada air minum
|
Ag
nitrat (Ag No3)
|
Pengumpalan
protein
|
Antiseptik
umum yang digunakan untuk mata bayi yang baru lahir
|
Hg
Klorida
|
Inactivates
proteins by reacting with sulfide groups
|
|
Detergen
( e.g
Quarternary
ammonium
Compounds)
|
Disrupts
cell membranes
|
Desenfiktan
dan antiseptic pada kulit
|
Senyawa
fenol (e.g asam kabolonat, lisol, hexylresorsinol, hexakhlorophen)
|
Denature
proteins and disrupt cell membranes
|
Antiseptik
pada konsentrasi rendah dan disinfektan pada konsentrasi tinggi
|
Gas
etilen oksida
|
Alkylating
agent
|
Sebagai
disinfektan pada bahan sterilisasi bahan yang tidak tahan panas, seperti
karet dan plastik
|
Prosedur penggunaan bahan beracun harus dapat mencegah pencemarn pada bahan pangan
c. Penyimpanan bahan beracun
Bahan kimia pembersih harus disimpan di tempat yang khusus dan terpisah dai bahan lainnya. Demikian pula dengan bahan kimia untuk sanitasi
Bahan beracun harus disimpan diruang dengan akses terbatas. Hanya karyawan yang diberi kewenangan dapat memasuki ruangan penyimpanan tersebut.
Pisahkan bahan kimia yang digunakan untuk pangan dan non pangan. Jauhkan dari peralatan dan benda lain yang kontak dengan bahan pangan.
Kesehatan Karyawan
Kondisi kesehatan setiap karyawan yang bekerja harus selalu dimonitor oleh oihak oerusahaan. Karyawan yang menderita sakit dan diduga dapat mencermari bahan atau produk pangan dilarang bekerja di unit penangan atau pengolahan
Jenis penyakit yang dapat menjadi pencemar dan mengkontaminasi bahan dan produk pangan antara lain batuk, flu, diare dan penyakit kulit.
Pekerja yang mengalami luka pada telapak tangannya juga harus dilarang bekerja di unit penangan dan pengolahan. Rambut pekerja sebaiknya dipotong pendek agar tidak mencemari produk pangan. Bila tidak dipotong, sebaiknya menggunakan topi pelindung. Rambut yang tidak tertutup dapat menjadi sumber mikroba pencemar.
Pengendalian hama
Hama harus dicegah agar tidak masuk dalam penagan atau pengolahan. Hama dapat mencemari bahan pangan dengan kotorannya maupun potongan tubuhnya. Hama juga dapat menjadi hewan perantara bagi mikroba pencemar.
Rodentia pembawa Salmonella, dan parasit. Lalat dan kecoa merupakan serangga pembawa Staphylococcus, Shhigella, Clostridium perfrigens dan C. Botulinum Sedangkan burung ia.
Pada biji-bijian, serangga menyimpan telurnya di dalam biji dan menutup lubang tersebut dengan lapisan khusus untuk melindungi telurnya dari kemungkinan gangguan. Setelah telur menetas menjadi larva , maka larva akan memakan biji tersebut dari bagian dalam. Setelah dewasa serangga tersebut meninggalkan biji yang telah berongga.
Ujntuk mengatasi serangan hama sebaiknya disiapkan program pemusnahan hama secara berkala. Fumigasi merupakan salah satu cara yang banyak digunakan untuk mengatasi serangan hama digudang penyimpanan
Belum ada tanggapan untuk "Bahan kimia Pembersih dan Sanitiser"
Posting Komentar