Sifat Fisik Hasil Pertanian
Hasil pertanian atau pangan mempunyai sifat yang dapat dibau, berwarna, berasa dan memiliki perilaku mekanis. Pangan akan bereaksi dengan cara tertentu jika suatu gaya menekan dan menghancurkannya. Pangan dapat keras, lunak, empuk atau liat, renyah atau lembek, halus atau kasar. Selain itu pangan juga mempunyai sifat mudah atau sukar mengalir.
Perilaku pangan ini dapat diketahui dengan dua cara yaitu pendekatan sensoris dan pendekatan fisik. Pangan dapat disentuh, diperas, digigit, dikunyah dan lain-lain setelah itu penguji akan memberi pendapat tentang produk tersebut. Penilaian sensoris ini bervariasi tergantung pada subjektivitas perorangan. Sifat sensoris dapat diealuasi oleh panelis yang menempatkan pangan pada tingkat tertentu atau kesukaan.
Dalam analisa fisik, pengetahuan dasar dan pengertian –pengertian dasar yang mendukung analisa perlu dipahami. Hal ini ditujukan untuk memeudahkan analisa serta pengembangan metode analisa lain.
1.1.1 Rheologi
Rheologi berasal dari bahasa yunani yaitu rheo dan logos. Rheo berarti mengalir dan logos berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam symbol “ƞ”.
Dalam mempelajari rheologi ada dua kesulitan dalam pengelompokan bahan. Jenis-jenis pangan sangat banyak dan pada umumnya dikelompokkan dalam pangan padat dan cair. Tetapi dari beberapa produk pangn, pengelompokan ini juga relatif sulit, sebagai contohnya adalah susu, krim, mentega dan lain-lain tentunya sangat sulit mengelompokkan padat atau cair.
Kesulitan pengelompokkan juga karena sifat pangan memunyai perilaku yang berbeda pada kondisi berbeda. Dalam rheologi, beberapa pengertian dasar yang banyak digunakan dan berhubungan erat dengan pengujian fisik bahan.
Gaya, tarikan dan tekanan.
Gaya merupakan sutu kekuatan ntuk menghasilkan percepatan. Selain dapat menghasilkan percepatan, gaya juga dapat merubah bentuk bahan (deformasi). Dalam analisa, gaya (F) bukan merupakan kriteria yang berguna. Sebagai ilusrasi, dua produk tahu yang beratnya sama, yang satu diletakkan di atas meja, sedangkan yang lain ditaruh diatas meja, sedangkan yang lain ditaruh di atas paku. Gaya yang bekerja pada tahu adalah sama besar yaitu sebesar berat tahu, tetapi luas permukaan yang kontak dengan tahu sangat berbeda. Akibat yang ditibulkannya juga sangat berbeda. Dengan demikian, gaya dibagi dengan luas permukaan kontak lebih berarti daripada gaya itu sendiri yang biasa disebut dengan tekanan. Untuk kasus lain, dapat juga disebut dengan tarikan jika gaya menarik bahan per satuan luas.
Deformasi dan Strain
Gaya yang bekerja pada bahan akan mengakibatkan terjadinya keadaan tertekan (stress) dan bahan mengalami perubahan ukuran/bentuk (deformasi) yaitu bertambah panjang atau menjadi lebih pendek. Pengukuran deformasi yang sangat berguna adalah pengukuran deformasi relatif. Sebagai contoh adalah produk dodol yang mempunyai panjang mula-mula L dan mengalami pertambahan panjang l etika diterapkan gaya. Panjang dodol akhir adalah sebesar L + l sehingga l/L adalah deformasi relatif atau disebut strain.
Adanya stress menyebabkan strain, tetapitingkatnya bergantung pada jenis bahan yang diuji. Dengan stress yangsama pada produk dapat menunjukkan strain yang lebih besar atau lebih kecil. Untuk beberapa material denan strain yang sedang, penelitian menunjukkan bahwa stress secara numerik sama dengan strain yang dikalikan dengan satuan konstanta (modulus elastisitas).
Stress = Strain x Modulus
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk " SIFAT DAN KERUSAKAN FISIK HASIL PERTANIAN "
Posting Komentar