Neoplasma primer CNS diperkirakan jumlahnya 9% dari semua jenis tumor primer. Neoplasma yang timbul di intrakranial diperkirakan sekitar 85% kasus. Pada umumnya tumor otak primer adalah jenis neuroglial., tumor ini muncul dari parenkim dan umumnya berasal dari glioma. Kira-kira ada 6600 kasus baru dari malignan glioma yang dilaporkan tiap tahun.
Meningioma merupakan grup kedua terbesar yang terjadi intrakranial, kira-kira sekitar 15%. Pituitary gland merupakan tempat yang paling sering sebagai tempat pertumbuhan tumor, biasanya jenis adenoma. Kira-kira sekita 10% dari semua jenis tumor intrakranial. Neoplasma metastase sering terjadi. Angka kejadian tergantung umur, dan biasanya terjadi setelah dekade keempat. Diperkirakan 1/6 tumor otak akan terjadi metastase yang tidak ada gejalanya.
CNS merupakan tempat kedua yang paling umum sebagai tempat terjadinya tumor pada anak-anak. Yang paling banyak adalah jenis neurogenioc origin dan 70% terjadi pada infratentorial.
Penanganan tumor tergantung dari tipe tumor, keadaan klinik, perlunya terapi sebelum pembedahan, dan penanganan waktu operasi dan post operasi. Yang paling sering dijumpai adalah tumor glioma.
Glioma
Glioma secara umum diklasifikasikan menjadi 3 grup :
- ASTROSITOMA
- Anaplastik astrositoma
- Glioblastoma multiform
Astrositoma menunjukkan relative benign dari akhir spectrum penyakit. Secara mikroskopis kelainan pada astrositoma sulit dibedakan dari bentuk yang normal. Mitosis terjadi jarang dan jumlah sel tidak nampak meningkat. Perubahan mikrosistik kadang-kadang muncul dan membantu dalam menentukan diagnose. Perubahan cerebral seringkali tidak terganggu dan prognosis umumnya baik.
Anaplastik astrositoma menunjukkan adanya keganasan. Jenis ini sering muncul pada umur pertengahan dan biasanya terjadi pada hemisper cerebral. Lesi menunjukkan tempat yang jelas untuk operasi, dan biasanya tidak ada batas kelainan yang nyata. Secara mikroskopis densitas sel meningkat. Sel pleomorfik dan mitosis tampak terjadi.
Glioblastoma multiform menunjukkan bentuk keganasan yang paling ganas dari glioma. Tumor terjadi pada umumnya di hemisfer cerebral tetapi mungkin sampai ke brainstem dan meskipun jarang sampai juga ke hemisfer cerebellar. Pada saat operasi, dibuat kontras antara tumor dan otak sekitar yang normal, karena tidak ada batas yang jelas. Sering pada area perdaraahan dan nekrosis, yang secara makroskopik menunjukkan gejala penyakit ini. Secara mikroskopis diagnosis ditegakkan dengan identifiaksi pada area yang cellularity tinggi, pleomorphisme ekstreme, proliferasi vascular dan nekrosis.
Pertimbangan Klinik Dan Evaluasi Pre Operasi
Sign dan symptom tumor supratentorial umumnya dikategorikan menjadi 2. Kategori pertama adalah tanda-tanda yang tidak spesifik akibat naiknya tekanan intracranial, antara lain nyeri kepala, mual, pandangan kabur atau diplopia, mual, muntah, dan kaku leher. Kategori kedua perubahan status mental diantaranya mengantuk, papiledema, dan terjadi palsy nerve VI.
Sakit kepala adalah keluhan yang paling umum pada dengan tumor kepala. Ini biasanya tanda awal 40% pada pasien dengan Glioblastoma multiform. Headache biasanya memburuk pada pagi hari dan semakin menurun bila semakin siang. Pasien tersebut baisanya ada retensi CO2 dan kongesti vena dengan dengan posisi berbaring. Apabila tumor semakin membesar maka headache akan semakin jadi menetap. Adakalanya nyeri kepala hanya pada sisi dimana tumor berada.
Drowsiness (mengantuk/ kesadaran menurun) relative muncul terlambat pada pasien tumor otak dan menggambarkan kerusakan mayor di intracranial. Hal ini disebabkan tidak berfungsinya diencephalon (hypothalamus dan thalamus) mungkin disebabkan compresi atau kerusakan vascular. Masalah visual biasanya akibat
Kerusakan kedua pada CNS akibat brain tumor adalah karena efek langsung dari tumor itu sendiri. Efek fungsional disebabkan karena iritasi atau destruksi atau pergeseran otak.
Efek iritasi menyebabkan kejang, dan ini keluhan kedua yang paling umum dari pasien pada saat diagnosa. Secara umum, tumor yang berada di bagian motor atau subtansi di lobus temporal lebih sering meyebabkan kejang daripada tumor di tempat lain. Aktivitas kejang juga dikaitkan dengan tipe tumor glioma. Kejang lebih sering terjadi pada pasien dengan astrositoma dan oligodendroglioma dari pada pasien glioblastoma multiform. Frekuensi kejang, 75% merupakan pendekatan benign patologis.
Invasi atau displasment pada jaringan otak menimbulkan tanda sesuai dengan substansi otak yang terlibat atau atau fungsi otak yang terkait. Kekacauan fungsi umumnya sering terjadi pada pasien dengan malignant brain tumor dari pada jenis lainnya dari tumor glial. Ketika tumor berada pada sebagian besar hemisfer, tanda-tanda fungsional termasuk hemisfer kontralateral, hemianestesi, dan gangguan bicara dan hemianopsia. Tanda yang komplek mungkin dikaitkan dengan edema otak, dan beberapa dapat dikurangi dengan pemberian kortkosteroid (vide infra). Perubahan sifat, hilangnya ingatan, dan beberapa mental apati adalah tanda dari tumor malignan yang melibatkan daerah frontotemporal dan tidak perlu bagian yang mengatur itu yang terkena. Kejadian tumor pada silence area mungkin berespon hanya pada daerah yang terkena, tidak karen tumor itu sendiri, tetapi karena adanya edema otak. Pada pasien ini, penggunaan cortikosteroin pre operasi dapat menyembuhkan gejala-gejala, dan secara khas pembedahan tidak akan berakibat pada defisit yang baru.
Prinsip Penanganan Umum.
Penanganan pasien secara umum dengan glioma dimulai dengan diagnosis. Termasuk CT scan, MRI, dan angiographi. CT scan adalah teknik diagnosis awal, dilakuak dengan dan tanpa kontras iodin. Yang tanpa kontras dapat memberikan informasi tentang densitas tumor dibandingkan dengan daerah sekitarnya yang normal. Kemudian dibandingkan dengan yang menggunakan kontras, untuk membedakan derajat peningkatan kontras pada tumor. Secara umum, tumor dengan batas yang jelas dan densitas homogen dilihat dengan sedikit atau tanpa peningkatan kontras dan sedikit efek massa mempunya low-grade histologi sesuai dengan astrositoma. Massa dengan batas yang tidak jelas, densitas yang irregular, dan kontras yang tinggi dikaitkan dengan edema otak sekitarnya cenderung memiliki high-grade malignacy sesuai dengan anaplastic astrositoma atau glioblastoma multiform.
Informasi radiologik harus dikombinasikan dengan pemeriksaan klinik preoperative, anestettik, dan pembedahan pada pasien dengan glioma. Pasien brain tumor mungkin menunjukkan gambaran ECG yang bermacam-macam yang mungkin dikarenakan oleh peningkatan aktivitas simpatis dan peningkatan tekanan intrakranial. Perubahan ECG yang sering tampak adalah takikardia, QT interval yang memanjang, gelombang U yang lebar, dan perubahan gelombang T dan ST. Sebelum operasi, pasien di beri obat glukokortikosteroid dan obat anticonvulsan. Jika memungkinkan, tergantung kondisi passien, terapi dimulai beberapa hari sebelum operasi. Biasanya, pasien suspek low-grade tumor diberi obat dexamethasone 16 mg per hari dan pasien dengan suspek high-grade tumor diberi 40 mg per hari. Metilprednisolone dengan dosis equivalen dapat diberikan sebagai pengganti dexametason. Pemberian steroid menyebabkan peningkatan volume intravaskular yang menyebabkan hipertensi dan hiperglikemia. Penitoin 3-5 mg/kgbb diberikan single dose untuk mencapai konsentrasi steady state dalam plasma sebelum operasi. Penitoin merupakan piluhan pertama karena kurang menyebabkan depresi CNS dan diberikan secara intravena, sehingga mungkin diberikan selama operasi jika diperlukan. Terapi anticonvulsan diharapkan untuk dapat mengurangi resiko kejang post operasi. Kejang yang dikombinasi dengan hipercapnea dan hipertensi, membahayakan hemostasis pada akhir operasi. Perdarahan yang banyak mungkin dapat terjadi yang memerlukan reoperasi.
Dibawah ini adalah hubungan antara cerebral malignancy dan komplikasi tromboembolik (TEC). Pasien dengan tumor suprasellar mempunyai insiden TEC yang lebih tinggi daripada tumor di tempat lain, diperkirakan tumor terpengaruh dengan hipothalamopituitary axis sebagai ‘center’ untuk kontrol kokagulasi darah. Pada study retrospektif, TEC terjadi lebih sering pada orang muda, pasien yang dapat beraktifitas, dan pasien noparetic.
Produkasi prokoagulan oleh tumor otak telah diungkapkan. Beberpa tumor tampak berisi substansi yang dapat menghambat sistem enzim fibrinolitic.
Tindak pencegahannya diantaranya ambulatory awal, membungkus kaki (leg wrapping), isovolemic hemodilusi, stimulasi listrik pada otot kaki selama operasi, secara aktive dicari pada pasien yang dilakukan kraniotomi. Penggunaan heparin pada saat operasi sudah selesai masih kontroversial.
Tronbositopenia dan DIC (disseminated intravascular coagulation) harus di identifikasi preoperasi pada pasien dengan malignancy. Transfusi platelet dan mungkin terapi heparin diindikasikan sebelum terapi pembedahan. Kemudian, evaluasi hemoststic secara hati-hati adalah penting pada semua pasien dengan lesi otak. TUMOR INTRACRANIAL
Belum ada tanggapan untuk "APA ITU TUMOR INTRACRANIAL "
Posting Komentar