A.
Antioksidan
Antioksidan adalah molekul zat yang dapat memperlambat atau mencegah
oksidasi molekul lain. Reaksi oksidasi yang memicu rantai reaksi yang akan
merusak sel, rantai ini disebut oxidative
stress. Antioksidan akan menghentikan rantai reaksi ini. Antioksidan
biasanya berupa thiol, asam askrobat dan polifenol (Seis, 1997). Oxidative
stress diduga menyebabkan berbagai penyakit serius, dan menurut penelitian
farmasi, antioksidan memiliki pengaruh untuk perawatan stroke dan penyakit
degradasi saraf (Bjelakovic, 1997).
Antioksidan dibagi menjadi dua yaitu antioksidan larut-lemak (hidrofobik)
dan antioksidan larut air (hidrofilik). Kedua antioksidan ini memiliki peran
yang sama walaupun tempat berfungsinya berbeda. Antioksidan hidrofobik
melindungi membran sel dari peroksidasi lipid, sedangkan antioksidan hidrofilik
melindungi sitosol dan plasma darah (Seis, 1997).
Dalam metabolisme sel, oksidan akan ditransportasikan ke tempat dimana
oksidan tersebut dibutuhkan. Apabila jumlah oksidan yang menjadi berlebihan hal
ini akan menimbulkan kerusakan oksidatif pada DNA, lipid dan protein (Seis,
1996). Oksidan bisa berupa anion superoksida, hydrogen peroksida, dan hidroksil
radikal yang apabila berikatan dengan DNA maka akan menggagalkan sintesis protein.
Antioksidan yang akan dibahas di sini adalah asam askrobat atau yang umum
disebut vitamin C. Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air,sehingga
harus dikonsumsi setiap hari. Standar konsumsi vitamin C per hari memang masih dalam
perdebatan, menurut standar WHO konsumsi vitamin C sebesar 45 mg per hari.
Vitamin C dapat diperoleh melalui konsumsi buah dan sayur.
B. Serat
Serat adalah bagian dari makanan yang tak bisa dicerna oleh sistem
pencernaan manusia. Serat memiliki kemampuan menyerap air dan memlancarkan
defeksasi (Eastwood M,2005). Jenis serat dibagi menjadi dua yaitu serat
terlarut dan tidak terlarut. Serat terlarut tidak dapat dicerna. Tetapi dapat
berubah ketika melewati saluran pencernaan. Perubahan ini diakibatkan aktifitas
bakteri yang melakukan fermentasi terhadap serat. Serat tidak terlarut, sama
halnya dengan serat terlarut, tidak dapat dicerna. Dan tidak mengalami
perubahan akibat fermentasi (Anderson JW, 2009).
Menurut MedlinePlus Medical Encyclopedia, manfaat dari serat terlarut
antara lain menekan risiko kanker, menurunkan kadar gula darah, menjaga
keasaman saluran pencernan. Sedangkan manfaat dari serat tidak terlarut antara
lain mencegah konstipasi dan mempercept jalannya makanan dalam saluran
pencernaan.
Serat terlarut biasa ditemukan pada kacang kedelai, oat, wortel, dan
brokoli. Sedangkan serat tidak terlarut dapat ditemukan pada gandum, kacang,
kulit kentang dan bunga kol.
C. Fruktosa
Fruktosa adalah monosakarida yang larut dalam air. Jenis gula ini dapat
ditemukan pada buah, sayur dan madu (Park,1993. Fruktosa memiliki rumus kimia
yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun geometri molekulnya berbeda. Menurut
Calorie Control Council, fruktosa merupakan gula termanis karena kadar
kemanisnya 1.75 kali dari glukosa. Fruktosa bisa berupa monosakarida dan
disakarida jika berikatan dengan glukosa. Kehadiran fruktosa pada buah-buahan
mencegah tebentuknya kristal es karena sifat fruktosa yang larut pada air.
Peneyerapan fruktosa dilakukan di usus halus kemudian dibawa ke hati
melalui aliran darah. Namun mekanisme penyerapan fruktosa masih belum
diketahui, ada dugaan bahwa fruktosa diserap melalui tranpor aktif karena
melawan gradient konsentrasi (Stipanuk, 2006). Seperti halnya semua gula,
fruktosa merupakan sumber energi. Meskipun memiliki derajat kemanisan paling
tinggi, fruktosa tidak merusak gigi.
Dengan mengonsumi fruktosa secara seimbang akan menghemat protein,
sehingga regenerasi dalam tubuh tidak akan terganggu. Fruktosa juga bermanfaat
dalam metabolisme lemak.
Belum ada tanggapan untuk "MENGENAL ANTIOKSIDAN DALAM BIDANG KESEHATAN"
Posting Komentar