A. Psikologi Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi itu merupakan suatu proses yang mempunyai karakteristik dan fungsi yang khas. Ciri khas komunikasi adalah bahwa komunikasi merupakan proses yang dinamis tidak dapat diulang dan diubah. Adapun fungsi komunikasi adalah selain untuk memahami diri kita sendiri dan orang lain juga memapankan hubungan yang bermakna serta mengubah sikap dan perilaku.
Komunikasi antarmanusia tidak pernah terlepas dari aspek psikologis manusia itu sendiri. Keterkaitan antara psikologi dan komunikasi pada dasarnya sangat besar. Psikologi komunikasi berkaitan dengan bagaimana mencapai komunikasi yang efektif dalam interaksi manusia.
Perkembangan psikologi komunikasi dari seorang manusia juga terbentuk oleh banyak faktor baik itu bersifat bawaan yaitu sesuatu yang ada pada seseorang bersamaan dengan kehadirannya atau bawaan genetik. Banyak anak yang tumbuh dengan keadaan perilaku yang secara psikologi terbilang tidak normal. Terkadang ada anak yang terbilang agresif sehingga dia tidak mampu mengkomunikasikan dengan tepat bagaimana perasaannya (Hildayani, 2006 : 13)
Ada beberapa pendapat dari pakar psikologi mengenai pengertian komunikasi dalam perspektif psikologi diantaranya Hovland, Janis dan Kelly (dalam Komala, 2009 : 74) yang mendefinisikan komunikasi sebagai “the process by wich an individual (the communicator) transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audiences). Yang artinya “proses dimana seorang individu (komunikator) mengirimkan rangsangan (biasanya verbal) untuk mengubah perilaku individu lain (khalayak)”.
Dengan demikian psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi (Miller dalam Rakhmat, 2009 : 9).
Menguraikan berarti menganalisis suatu tindakan komunikasi bisa terjadi. Apa yang terjadi dalam diri kita sehingga tindakan itu muncul. Sedangkan meramalkan membawa kita pada pengertian bahwa dengan membuat generalisasi tertentu atas sejumlah perilaku tertentu yang dihubungkan dengan kondisi psikologis tertentu, maka kita akan bisa meramalkan bentuk perilaku apa yang akan muncul jika suatu stimulus diberikan kepada orang dengan karakter psikologis tertentu. Sementara mengendalikan adalah kita bisa melakukan campur tangan tertentu (manipulasi), jika kita menginginkan atau tidak menginginkan suatu efek tertentu dari suatu komunikasi yang terjadi.
Tubbs dan Moss dalam Rakhmat, (2009 : 13-15) menyebutkan lima tolak ukur efektivitas komunikasi yaitu:
1. Pengertian, artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator. Kegagalan menerima isi pesan secara cermat disebut kegagalan komunikasi primer.
2. Kesenangan, artinya ketika kita berkomunikasi dengan orang lain misalnya mengucapkan salam. Komunikasi itu hanya dilakukan untuk mengupayakan agar orang lain timbul rasa kesenangan. Inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab dan menyenangkan.
3. Memengaruhi sikap, artinya seringkali kita melakukan komunikasi untuk memengaruhi orang lain. Misalnya guru ingin mengajak muridnya lebih mencintai ilmu pengetahuan. Ini disebut juga dengan komunikasi persuasif.
4. Hubungan sosial yang baik, artinya komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Secara singkat, kita ingin bergabung dan berhubungan dengan orang lain, mengendalikan dan dikendalikan, mencintai dan dicintai. Kebutuhana sosial ini hanya dapat dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif.
5. Tindakan, artinya efektivitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan komunikator dan komunikan. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi. Ini bukan saja memerlukan pemahaman tentang seluruh mekanisme psikologis yang terlibat dalam proses komunikasi, tetapi juga faktor-faktor yang memengaruhi perilaku manusia.
Banyak teori dalam ilmu komunikasi yang dilatarbelakangi konsepsi-konsepsi tentang manusia. Psikologi telah banyak melahirkan teori-teori tentang manusia tetapi empat pendekatan yang paling dominan adalah psikoanalisis, behaviorisme, psikologi kognitif, psikologi humanistik. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing pendekatan tersebut:
1. Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah menganalisis manusia berdasarkan perkembangan kepribadian atau proses sosialisasi serta mengidentifikasi agresi kebudayaan dan perilaku. Dalam pandangan psikoanalisis, kepribadian manusia merupakan interaksi antara Id, Ego, dan Superego. Id sering dipandang sebagai nafsu yang memuat dorongan-dorongan biologis kita. Ego adalah kesadaran akan realitas. Ego yang bergerak atas prinsip realitas adalah struktur kepribadian yang membawa kita untuk menjejak pada kenyataan sosial. Superego dipandang sebagai polisi kepribadian, hati nurani yang berupaya mewujudkan keinginan-keinginan ideal kita yaitu norma-norma sosial dan kultural masyarakat kita.
2. Behaviorisme
Menurut behaviorisme analisis perilaku manusia hanya berdasarkan perilaku yang nampak serta dapat diukur. Behaviorisme juga sangat percaya bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Bandura dalam Rakhmat (2009 : 25) melakukan suatu perilaku tertentu manusia memerlukan peneguhan sedangkan kemampuan potensial untuk melakukan ditentukan oleh peniruan dalam suatu proses belajar sosial.
3. Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif memandang manusia sebagai mahluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya, mahluk yang selalu berpikir. Perilaku manusia harus dilihat dari konteksnya. Perilaku manusia bukan sekedar hasil dari proses menanggapi stimulus yang diterimanya. Pada dasarnya teori ini menyatakan bahwa manusia cenderung mengalami ketegangan pada saat kebutuhan psikologisnya belum terpenuhi.
4. Psikologi Humanistik
Manusia dalam psikologi humanistik, manusia dikenal dengan kehidupan yang pengalaman pribadinya unik. Antarpribadi yang memiliki pengalaman unik inilah kita berinteraksi dalam kehidupan sosial. Manusia berupaya mencari makna kehidupannya, kehadirannya di lingkungan serta apa yang dapat diberikannya kepada lingkungan. Kecenderungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri (Rogers dalam Mutmainah, 1996 : 20). Dalam kondisi yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif, serta memilih jalan menuju pengembangan dan aktualisasi diri. Kesimpulannya psikologi humanistik bertumpu pada tiga dasar yaitu keunikan manusia, pentingnya nilai dan makna serta kemampuan manusia untuk mengembangkan diri.
Belum ada tanggapan untuk "Apa Itu Psikologi Komunikasi "
Posting Komentar