A. Buku sebagai Bagian dari Media Massa
Media massa yaitu saluran sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunkasi massa. Media massa secara pasti memengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Budaya, sosial, politik dipengaruhi oleh media (Agee dalam Ardianto, 2007 : 58). Media massa dikatakan sebagai kebudayaan yang bercerita. Media membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan yang signifikan.
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu media massa cetak dan media massa elektronik. Yang termasuk media massa cetak yaitu buku, surat kabar, dan majalah. Sedangkan yang termasuk media massa elektronik yaitu radio, televisi, film, dan media on-line (internet).
Di Indonesia, perkembangan media massa telah menunjukkan kecenderungan yang pesat, baik media cetak maupun media elektronik baik lokal maupun asing. Dengan demikian, kebutuhan kita akan hiburan, informasi dan pendidikan dapat terpenuhi dengan hadirnya media massa.
Sebagai sebuah bagian dari media massa cetak, buku merupakan sifat yang paling tidak “massa” dari media massa kita dalam menjangkau khalayaknya dan besarnya industri itu sendiri, dan fakta ini membentuk hubungan antara media dan khalayak. Hubungan lebih langsung antara penerbit dan pembaca buku menjadikan buku memiliki fundamental berbeda dari media massa lainnya.
Buku tidak tergantung dari media massa lain yang menarik khalayaknya sebesar mungkin, dan lebih mampu dan lebih mungkin untuk menetaskan yang baru, menantang, atau gagasan yang tidak populer. Buku juga sebagai cerminan budaya. Sebagai bagian dari komunikasi massa, kebudayaan tentu melekat pada sebuah buku. Karena komunikasi adalah dasar kebudayaan kita (Carey dalam Baran, 2011 : 10).
Buku merupakan sumber informasi dan hiburan. Buku dapat dikatakan sebagai pengembangan pribadi dan perubahan sosial. Buku memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan media massa yang lainnya. Buku dapat dinikmati kapan saja dan dimana saja karena buku tidak terikat oleh tempat dan waktu. Buku juga dapat mengembangkan topik serta pemikiran-pemikiran baru sehingga ilmu bisa berkembang secara akumulatif.
Membaca buku adalah aktivitas pribadi yang jauh lebih individual, daripada mengonsumsi iklan (televisi, radio, surat kabar, dan majalah) atau musik populer dan film. Dengan demikian, buku cenderung mendorong refleksi pribadi ke tingkat lebih tinggi daripada media-media lainnya.
Jenis buku pertama yang dirancang untuk menarik perhatian massa muncul di Abad Pertengahan. Buku itu dikenal dengan nama ‘novel fiksi’ (dari bahasa latin fingere yang artinya membentuk, menyatukan).
Novel adalah sebuah teks naratif. Novel menceritakan kisah yang mempresentasikan suatu situasi yang dianggap mencerminkan kehidupan nyata atau untuk merangsang imajinasi. Di dalam teori semiotika mutakhir, aspek penarasian seperti ini dinyatakan sebagai intertekstualitas. Interteks adalah teks narasi lain yang dimainkan oleh sebuah novel melalui pengutipan atau implikasi. Bisa dikatakan ini adalah teks yang terletak di luar teks utama. Sebuah novel juga bisa memiliki subteks, yaitu kisah yang secara implisit terkandung di dalamnya yang mendorong sebuah narasi di permukaan ( Danesi, 2010 : 75).
Novel bisa memberikan dampak begitu besar kepada pembacanya. Makna umum novel sering dipakai sebagai penafsir untuk menilai peristiwa atau tindakan yang ada di dalam kehidupan nyata.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Buku sebagai Bagian dari Media Massa "
Posting Komentar