Pada dasarnya manusia terdiri dari dua subsistem yaitu psikis (jiwa atau mental) dan fisik (soma atau badan). Kedua subsistem yang menyatu pada manusia ini tidak dapat dipisahkan satu dan yang lainnya. Jika salah satu mengalami gangguan maka akan berpengaruh pada bagian yang lain. Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa antara pasien yang sakit secara medis menunjukan adanya gangguan mental seperti stress, depresi, gangguan kepribadian dan lain-lain. Sebaliknya orang-orang yang dirawat karena gangguan mental juga menunjukan adanya gangguan fisik, karena itu kondisi kejiwaan atau mental sesesorang dapat mempengaruhi fungsi tubuhnya. Seperti halnya perubahan emosi seseorang mampu menambah atau mengurangi rasa sakit yang dideritanya.
Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun dalam bukunya "Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan" mengatakan; Goldberg (1984) mengungkapkan terdapat tiga kemungkinan hubungan antara sakit secara fisik dan mental:
1. Orang mengalami sakit mental disebabkan oleh sakit fisiknya. Karena kondisi fisiknya tidak sehat, dia tertekan sehungga menimbulkan akibat sekunder berupa gangguan secara mental.
2. Sakit fisik yang diderita itu sebenarnya gejala dari adanya gangguan mental.
3. Antara gangguan mental dan sakit secara fisik adanya saling menopang, artinya bahwa orang menderita secara fisik menimbulkan gangguan secara mental, dan gangguan mental itu turut memperparah sakitnya.
Jelaslah bahwa kesehatan fisik dan kesehatan mental saling berhubungan , artinya jika satu terganggu akan membawa pengaruh kepada bagian yang lainnya. hubungan antara keduanya sangat kompleks meskipun tidak dapat dinyatakan bahwa satu aspek menentukan yang lainnya.
Untuk menemukan keseimbangan antara jiwa dan raga atau ingin sehat lahir dan batin maka seseorang itu harus memiliki empat pilar kesehatan. Dalam bukunya "Alqur'an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa" Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater memaparkan antara lain:
a. Sehat secara jasmani / fisik (biologic)
b. Sehat secara kejiwaan (psikiatrik / psikologik)
c. Sehat secara sosial
d. Sehat secara spiritual (kerohanian / agama)
Terkait dengan manfaat kesehatan mental dari religiusitas, Abernethy (2000) mengusulkan ada beberapa mekanisme keagamaan untuk mempengaruhi kesehatan antara lain:
1. Mengatur pola hidup individu dengan kebiasaan hidup sehat
2. Memperbaiki persepsi ke arah positif
3. Memiliki cara penyelesaian masalah yang spesifik
4. Mengembangkan emosi positif
5. Mendorong kepada kondisi yang lebih sehat
B. Pentingnya Olahraga Dalam Agama Islam
Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensi, harmonis, jelas dan logis. Dan salah satu kelebihan Islam adalah perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu maupun masyarakat.
“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia” demikian sabda Nabi Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Agama islam dan olahraga memiliki korelasi atau hubungan dengan olahraga dikarenakan setiap olahraga selalu mengedapankan sportifitas yang tak lain sangat berhubungan erat dengan kejujuran, kejujuran sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga citra sportif dalam setiap pertandingan.
Olahraga juga harus memilik insan-insan yang bertakwa dan beriman dikarenakan semua kegiatan olahraga terutama dicabang-cabang tertentu memerlukan kejujuran, selain kejujuran diperlukan rasa tanggung jawab dalam setiap hal. Olahraga berkaitan dengan ibadah karena kita berolahraga agar badan sehat dan jika bedan sehat kita dapat menjalankan ibadah dengan baik, sehingga kita tidak hanya memikirkan keadan jasmaniah saja tetapi juga rohaniah seperti kata orang bijak “mensana in corporesano” yan artinya didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Dan agama merupakan penyeimbang dari olahraga karena tidak mungkin kita hanya memuaskan hasrat untuk berolahraga tetapi agama digunakan untuk memuaskan hasrat dalam mendekatkan diri kepa ALLAH SWT, sebagai Tuhan yang telah menciptakan kita yang telah memberikan badan yang sehat, keterampilan dan kemampuan khusus sebagai penunjang kita dalam berolahraga. Agama islam dan olahraga memiliki korelasi atau hubungan dengan olahraga dikarenakan setiap olahraga selalu mengedapankan sportifitas yang tak lain sangat berhubungan erat dengan kejujuran, kejujuran sangat perlu ditanamkan dalam setiap insan olahraga demi menjaga citra sportif dalam setiap pertandingan.
Olahraga juga harus memilik insan-insan yang bertakwa dan beriman dikarenakan semua kegiatan olahraga terutama dicabang-cabang tertentu memerlukan kejujuran, selain kejujuran diperlukan rasa tanggung jawab dalam setiap hal. Olahraga berkaitan dengan ibadah karena kita berolahraga agar badan sehat dan jika bedan sehat kita dapat menjalankan ibadah dengan baik, sehingga kita tidak hanya memikirkan keadan jasmaniah saja tetapi juga rohaniah seperti kata orang bijak “mensana in corporesano” yan artinya didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Dan agama merupakan penyeimbang dari olahraga karena tidak mungkin kita hanya memuaskan hasrat untuh berolahraga tetapi agama digunakan untuk memuaskan hasrat dalam mendekatkan diri kepada ALLAH SWT, sebagai Tuhan yang telah menciptakan kita yang telah memberikan badan yang sehat, keterampilan dan kemampuan khusus sebagai penunjang kita dalam berolahraga.
Ada juga kesan yang menyatakan bahwa agama Islam “mengharamkan” olahraga sehingga negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim, tidak memiliki prestasi menonjol di bidang olah raga. Padahal, sesungguhnya tidak demikian. Nabi Muhammad saw, menurut sebuah hadis riwayat Imam Bukhari, menganjurkan para sahabatnya (termasuk seluruh umat Islam yang harus mengikuti sunnahnya) agar mampu menguasai bidang-bidang olahraga. Terutama berkuda, berenang, dan memanah. Tiga jenis olah raga yang dianjurkan Nabi Muhammad saw itu, dapat dianggap sebagai sumber dari semua jenis olah raga yang ada pada zaman sekarang. Ketiganya, mengandung aspek kesehatan, keterampilan, kecermatan, sportivitas, dan kompetisi.
Salah satu olahraganya adalah beladiri. Dimana beladiri adalah sarana untuk menempa diri, yang pada ujungnya untuk mengenal Penciptanya Berawal dari olah fisik dan raga, membuat praktisinya mengenal kekuatan dan kelemahan diri (tubuh)manusia. Semakin menyadari bahwa selain fisik manusia juga punya aspek mental, emosi, bagian energi dan atau tubuh non fisik lainnya. Dengan menyadari tubuh fisik, kemudian diharapkan menyadari tubuh yang non-fisik, energi, jiwa dan roh-nya. Sebab Sang Pencipta adalah Ruh yang hanya bisa digapai oleh ruh juga. Inilah ujungnya ilmu beladiri. Kendati tidak semua aliran beladiri punya aspek lengkap ini, setidaknya pencak silat masih memiliki.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk " Hubungan Antara Kesehatan Fisik Dengan Kesehatan Jiwa "
Posting Komentar