Hubungan frekuensi makan lauk hewani berkolesterol tinggi dengan PJK
Kadar kolesterol dalam tubuh diperoleh dari makanan dan pembentukan oleh hati. Dari makanan sebesar 25 % dan sisanya 75 % berasal dari sintesa di hati Makanan yang mengandung kolesterol tinggi diantaranya seafood (ikan, udang, cumi dan sebagainya) dan telur (dengan kuning telurnya).
Hasil uji statistik terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi konsumsi lauk hewani dengan kolesterol tinggi dengan kejadian PJK dengan nilai p=0,039. Secara aplikatif hasil ini dapat dipakai untuk masyarakat/ individu yang memiliki risiko untuk mengontrol frekuensi makan lauk hewani berkolesterol tinggi agar kadar kolesterol total dalam darah tetap dalam batas normal.
4). Hubungan frekuensi makan sayur dengan PJK
Konsumsi sayur penting sebagai sumber serat utama disamping buah. Konsumsi sayur yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 150-200 gram/hari, atau 2-3 porsi dalam sehari. Namun konsumsi yang terbaik adalah ≥ 3 porsi atau ≥ 11/2 mangkok sehari untuk menutupi kekurangan serat dari serelia dan biji-bijian. Serat makanan menghalangi siklus asam empedu dengan menyerap asam empedu sehingga perlu diganti dengan pembuatan asam empedu baru dari kolesterol persediaan. Makanan tinggi serat cenderung meningkatkan berat feses, menurunkan waktu transit di dalam saluran cerna sehingga mengontrol kadar lipid.
Namun dari hasil penelitian ditemukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi sayur dengan kejadian PJK dengan nilai p=0.685. Hal ini dikarenakan jumlah responden yang mengkonsumsi sayur 2-3 kali/ porsi sehari sebesar 70% responden.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Hubungan frekuensi makan sayur dengan PJK "
Posting Komentar