Klasifikasi ini dikembangkan oleh kelompok ahli WHO pada tahun 1982 dan khusus dimaksudkan untuk pengobatan pada kondisi lapangan. Dalam klasifikasi ini seluruh penderita kusta hanya dibagi dalam 2 tipe yaitu tipe Paucibacillary (PB) dan Multibacillary (MB). Dasar dan klasifikasi ini adalah negatif dan positifnya basil tahan asam (BTA) dalam skin smear. Terkadang, pada kondisi lapangan, klasifikasi hanya didasarkan pada gambaran klinik dan penyakit kusta yang diderita.
Pemeriksaan Klinis 1,5
a. Inspeksi. Pasien diminta memejamkan mata, menggerakkan mulut, bersiul, dan tertawa untuk mengetahui fungsi saraf wajah. Semua kelainan kulit di seluruh tubuh diperhatikan, seperti adanya makula, nodul, jaringan parut, kulit yang keriput, penebalan kulit, dan kehilangan rambut tubuh (alopesia dan madarosis).
b. Pemeriksaan sensibilitas pada lesi kulit dengan menggunakan kapas (rasa raba), jarum pentul yang tajam dan tumpul (rasa nyeri), serta air panas dan dingin dalam tabung reaksi (rasa suhu).
c. Pemeriksaan saraf tepi dan fungsinya dilakukan pada: n.auricularis magnus, n. ulnaris, n. radialis, n medianus, n. peroneus, dan n. tibialis posterior. Hasil pemeriksaan yang perlu dicatat adalah pembesaran, konsistensi, penebalan, dan adanya nyeri tekan. Perhatikan raut muka pasien apakah ia kesakitan atau tidak saat saraf diraba.
d. Pemeriksaan fungsi saraf otonom, yaitu memeriksa ada tidaknya kekeringan pada lesi akibat tidak berfungsinya kelenjar keringat dengan menggunakan pensil tinta (uji Gunawan).
Tabel II.1.
Klasifikasi PB dan MB menurut
P2MPLP
Kelainan
kulit dan hasil pemeriksaan bakteriologis
|
tipe pb
|
tipe mb
|
- Bercak (makula)
- Jumlah
- Ukuran
- Distribusi
- Permukaan
- Batas
- Gangguan sensibiltas
- Kehilangan
kemampuan berkeringat, bulu rontok pada bercak
|
1-5
Kecil dan besar
Unilateral atau bilateral simetris
Kering dan kasar
Tegas
Selalu ada dan jelas
Bercak
tidak berkeringat, ada bulu rontok pada bercak
|
Banyak
Kecil-kecil
Bilateral, simetris
Halus, berkilat
Kurang tegas
Biasanya tidak jelas, jika ada,
terjadi pada yang sudah lanjut
Bercak
masih berkeringat, bulu tidak rontok
|
- Infiltrat
- Kulit
- Membrana
mukosa (hidung tersumbat perdarahan)
|
Tidak ada
Tidak pernah ada
|
Ada, kadang-kadang tidak ada
Ada, kadang-kadang tidak ada
|
- Nodulus
|
Tidak
ada
|
Kadang-kadang
ada
|
- Penebalan saraf tepi
|
Lebih
sering terjadi dini, asimetris
|
Terjadi
pada yang lanjut biasanya lebih dari satu dan simteris
|
- Deformitas (cacat)
|
Biasanya
asimeteris
terjadi dini
|
Terjadi
pada stadium lanjut
|
- Sediaan apus
|
BTA
negatif
|
BTA
positif
|
- Ciri-ciri khusus
|
Central healing
/ penyembuhan di tengah
|
Punched out lesion (lesi
seperti kue donat, madarosis, ginekomastia, hidung pelana, suara sengau
|
Sumber
: dikutip dan dimodifikasi dari Buku Panduan Pemberantasan Kusta Depkes (1999
Tabel II.2
Klasifikasi PB dan MB berdasarkan
WHO
|
Tipe PB
|
Tipe MB
|
- Lesi kulit
(makula
datar, papul yang meninggi, nodus)
|
- 1-5 lesi
- Hipopigmentasi/ eritema
- Distribusi tidak simetris
- Hilang sensasi yang jelas
|
- 5 lesi
- Distribusi lebih simetris
- Hilangnya sensasi
|
- Kerusakan saraf
(hilangnya
sensasi/ kelemahan
otot yang dipersarafi oleh saraf yang terkena)
|
|
|
Sumber
: dikutip dan dimodifikasi dari WHO (1995)
Catatan:
Setiap
penderita dengan hasil bakterioskopik positif tanpa melihat gambaran klinisnya
diobati dengan rejimen MDT WHO untuk MB.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Klasifikasi WHO Tentang Penyakit Kusta "
Posting Komentar