Diagnosis didasarkan pada gambaran klinis, bakterioskopis dan histopatologis. Menurut WHO (1995), diagnosis kusta ditegakkan bila terdapat satu dari tanda kardinal berikut :
1. Adanya lesi kulit yang khas dan kehilangan sensibilitas
Lesi kulit dapat tunggal atau multipel, biasanya hipopigmentasi tetapi kadang-kadang lesi kemerahan atau berwarna tembaga. Lesi dapat bervariasi tetapi umumnya berupa makula, papul, atau nodul.
Kehilangan sensibilitas pada lesi kulit merupakan gambaran khas. Kerusakan saraf terutama saraf tepi, bermanifestasi sebagai kehilangan sensibilitas kulit dan kelemahan otot. Penebalan saraf tanpa disertai kehilangan sensibilitas dan/atau kelemahan otot juga merupakan tanda kusta.
2. BTA positif
Pada beberapa kasus ditemukan basil tahan asam dan kerokan jaringan kulit.
Untuk mendiagnosis penyakit kusta pada seseorang, paling sedikit harus ditemukan satu Cardinal Sign. Tanpa menemukan suatu Cardinal Sign, kita hanya boleh mendiagnosis menyatakan pasien sebagai tersangka (suspek) kusta. Penderita perlu diamati dan diperiksa ulang setelah 3- 6 bulan sampai diagnosis kusta dapat ditegakkan atau disingkirkan.
Dalam pelaksanaan program P2 Kusta, diagnosis kusta cukup didasarkan atas gejala klinik (bercak mati rasa dan kerusakan saraf dengan gangguan fungsi). Hanya dalam kasus yang meragukan dilakukan pemeriksaan BTA.
Klasifikasi1,5
Setelah seseorang didiagnosis menderita kusta, maka tahap selanjutnya rang perlu dilakukan adalah menentukan tipe penyakit kusta yang diderita. Penemuan tipe penyakit kusta pada seorang penderita disebut kiasifikasi penyakit kusta.
Klasifikasi berdasarkan Ridley dan Jopling adalah tipe TT (tuberku1oid), BT (borderline tuberculoid), BB (mid borderline), BL (borderline lepromatous), dan LL (lepromatosa), sedangkan Departemen Kesehatan Ditjen P2MPLP (1999) dan WHO (1995) membagi tipe menjadi tipe Pause Basiler (PB) dan Multi Basiler (MB). Perbedaan kedua tipe ini dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2.
Sebenarnya dikenal banyak jenis klasifikasi penyakit kusta yang cukup menyulitkan, misalnya Klasifikasi Madrid. Ada pula klasifikasi Ridley Jopling dan klasifikasi WHO. Untuk kepentingan pemberantasan penyakit kusta nasional maupun global, kita cukup menggunakan kiasifikasi menurut anjuran WHO tahun 1982.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Menurut Badan WHO Tanda Tanda Penyakit Kusta"
Posting Komentar