Perilaku kimia suatu larutan bergantung pada pelarut dan zat terlarut khas yang terlibat, sedangkan perilaku fisikanya dapat diramalkan berdasarkan beberapa hukum yang telah dikenal baik.
Dalam bab ini, perhatian akan dipusatkan pada hukum yang mengenai sifat fisika seperti titik beku dan titik didih, tekanan uap dan tekanan osmosis. Sifat-sifat ini dipengaruhi oleh cara zat-zat itu berantaraksi pada tingkat molekul. Antaraksi ini akan dibahas dan akan diperiksa pula penerapan praktis yang berhubungan. Diantaranya ialah produksi larutan antibeku, pemisahan larutan oleh penyulingan dan peranan osmosis dalam sel tumbuhan dan hewan.
Erat hubungannya dengan larutan adalah pengkajian keadaan koloid, suatu keadaan subdivisi yang terletak antara suatu larutan dan suatu suspensi. Partikel-pertikel dalam suatu dispersi koloid terlalu besar untuk dianggap benar-benar terlarut, tetapi pertikel-partikel ini begitu kecil sehingga tidak mengendap seperti partikel suspensi. Beberapa tipe yang paling menarik dari campuran digolongkan sebagai koloid busa, kabut, gel, cat, asap dan bahan makanan termasuk susu.
A.KOMPONEN LARUTAN
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.
Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:
a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun.
b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik.
Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent.
b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.
Dalam suatu larutan, pelarut dapat berupa air dan tan air.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "KIMIA LARUTAN"
Posting Komentar