Familia :
Acanthaccae
Uraian :
Tumbuhan ini berasal dari Madagaskar dan dapat ditemukan sampai ketinggian 100 m dpl. Tumbuh liar di hutan dan di ladang, atau ditanam di halaman sebagai tanaman hias, tanaman pagar dan sebagai tumbuhan obat. Perdu bercabang banyak, tinggi 1 - 2 m, berduri, batang berkayu, warna cokelat tua. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek, pada pangkal tangkai terdapat sepasang duri yang kuat dan tajam berwarna merah ungu. Helai daun lanset, panjang 4 - 8 cm, lebar 1 - 2 cm, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi rata, berambut halus berwarna putih, warna daun hijau mengilap, pertulangan sejajar dengan ibu tulang daun di tengah berwarna kuning. Bunga berwarna kuning emas, berkumpul dalam rangkalan berbentuk bulir yang keluar di ujung batang. Buahnya buah kotak, bulat, hijau. Biji bulat pipih, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan setek batang.
Nama Lokal :
Landik, sujen trus (Jawa). Hua ye jia du juan (China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Gigitan anjing/ular berbisa, bengkak;terpukul, bisul, luka berdarah,; Rematik, koreng.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun.
INDIKASI :
Daun landik berguna untuk mengatasi:
- gigitan anjing dan ular berbisa,
- bengkak akibat terpukul atau terjatuh,
- bisul, luka berdairah, koreng,dan
- rematik.
CARA PEMAKAIAN :
Daun segar sebanyak 6- 1 0 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar digiling halus, lalu tempelkan ke tempat yang sakit.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Rematik
Segenggam daun landik dicuci lalu digiling halus. Tambahkan air
kapur sirih sedukupnya sambil diremas sampai menjadi seperti bubur.
Gunakan untuk membalur dan menggosok bagian tubuh yang sakit.
CATATAN : Bagi perempuan yang sedang hamil dilarang minum ramuan tumbuhan obat ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Pedas, pahit, hangat. Melancarkan aliran meridian. KANDUNGAN KIMIA : Daun mengandung polifenol, sedang batang dan akar mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida
Legundi
(Vitex trifolia L.)
Sinonim :
Vitex negundo, Vitex rotundifolia L.f.
Familia :
Verbanaceae
Uraian :
Pohon jarang sebagai semak merayap, tajuk tidak beraturan, aromatik, tinggi 1-4 m. Batang pokok jelas, kulit batang coklat muda-tua, batang muda segi empat, banyak bercabang. Daun majemuk menjari, duduk, daun berhadapan, anak daun 1-3, daun ke 2 dan 3, duduk, anak daun ujung bertangkai kurang dari 0,5 cm, helaian bulat telur-elip-bulat memanjang bulat telur terbalik, anak daun terbesar 49,5 x 1,75-3,75 cm, yang berdaun satu 2-6,5 x 1,25-3,5 cm. Bunga susunan majemuk malai, dengan struktur dasar menggarpu, malai 3,5-24 cm, garpu 2-6,5 cm, 3-15 bunga, rapat dan berjejal. Tinggi daun kelopak 3-4,5 mm. Tabung mahkota 7-8 mm., diameter segmen median dari bibir bawah 4-6 mm. Benan sarinya 4 dekat pertengahan tabung mahkota, panjang dua. Putik: bakal buah sempurna 2 ruang, perruang 2 bagian, bakal biji duduk secara lateral, tangkai putik; rambut, ujung bercabang dua. Buah tipe drupa, duduk, berair atau kering, dinding keras. Waktu berbunga Januari - Desember. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Di Jawa tumbuh di daerah dengan ketinggian 11100 m dpl, pada umumnya tumbuh liar pada daerah hutan jati, hutan sekunder, di tepi jalan, pematang sawah. Perbanyakan: dapat dilakukan dengan biji atau stek batang; jikamenggunakan stek batang seyogyanya diambil dari batang yang tidak terlalu muda. Stek batang tersebut mudah sekali tumbuh dan akan mulai bertunas setelah 4-5 hari terhitung dari sejak penanaman. Tumbuhan ini mudah tumbuh di segala jenis tanah, namun lebih menyukai tempat yang agak kering dan pada daerah yang terbuka. Tumbuh dengan baik pada media tumbuh yang terdiri dari campuran pasir, pupuk kandang dan lempung.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH; NAMA ASING; NAMA SIMPLISIA: Vitecis Folium
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Daun Minyak atsiri daun dengan kadar 12,5% mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Fraksi yang larut dalam etanol dari ekstrak daun yang larut dalam n-heksana dan ekstrak yang larut dalam etanol dapat menghambat kontraksi trakhea marmot secara in vitro yang di akibatkan karena pemberian histamin. Hasil penelitian lain terhadap ekstrak yang larut dalam etanol yaitu adanya efek antelmintika terhadap cacing Ascaris sp dan Ancylostoma sp. Minyak legundi dapat melindungi marmot dari gigitan nyamuk Aedes aegypti selama waktu tertentu. Toksisitas Ld50 ekstrak Vitex trifolia pada tikus putih secara oral 16,65 g/kg BB.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Akar untuk pencegah kehamilan, penyembuhan pasca persalinan.
Batang untuk menyembuhkan bengkak dan eksim.
Biji sebagai pereda batuk, penyegar badan, perawatan rambut.
Buah sebagai obat cacing dan peluruh haid.
Daun digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, pusing, masuk angin, menurunkan panas, meredakan kejang, batuk, radang amandel, tuberkulose, tifus, peluruh air seni, peluruh angin perut, peluruh keringat, melancarkan haid, membersihkan rahim, demam nifas, busting air, menyembuhkan luka, kudis dan untuk membunuh serangga.
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Untuk obat caging:
Digunakan 15 gram daun legundi segar direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; setelah dingin, diperas dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.
Komposisi :
Daun Daun mengandung minyak atsiri yang tersusun dari seskuiterpen, terpenoid, senyawa ester, alkaloid (vitrisin), glikosida flavon (artemetin dan 7-desmetil artemetin) dan komponen non flavonoid friedelin, ß-sitosterol, glukosida dan senyawa hidrokarbon. Hasil penelitian terhadap minyak atsiri daun legundi atas dasar reaksi warna menggunakan metode kromatografi lapisan tipis ditemukan senyawa golongan aldehida dan atau keton, senyawa tidak jenuh, senyawa dengan ikatan rangkap terkonjugasi, senyawa terpenoid; sedangkan analisis dengan.kromatografi gas ditemukan keberadaan sineol. Biji minyak biji mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon, asam lemak. Pada jenis tumbuhan lain yaitu Vitex negundo L. ditemukan asam protokatekuat, asam 5-hidroksi isoftalat, glukononitol. Sedangkan pada jenis Vitex agnus cactus L., disamping mengandung minyak atsiri, juga mengandang glikosida iridoid yaitu aukubin dan agnusid. Kayu Bagian kayu Vitex lucens (L.)T. Kirk (=Tj litoralis A. Cunn) ditemukan viteksin, isoviteksin, orientin, isoorientin, visenin (6,8-C-diglukoflavon), asam p-hidroksi benzoat dari suatu hasil penyabunan ekstrak.
Belum ada tanggapan untuk "Mampaat Landik (Barleria lupulina Lindl.) "
Posting Komentar