Momen magnetik
Setiap
partikel elementer mempunyai sifat mekanika kuantum intrinsik yang dikenal
dengan nama spin. Spin beranalogi dengan momentum sudut suatu objek yang berputar pada pusat massanya, walaupun secara kaku partikel
tidaklah berperilaku seperti ini. Spin diukur dalam satuan tetapan Planck tereduksi (ħ), dengan elektron,
proton, dan neutron semuanya memiliki spin ½ ħ, atau "spin-½".
Dalam atom, elektron yang bergerak di sekitar inti atom selain memiliki spin
juga memiliki momentum
sudut orbital,
manakala inti atom memiliki momentum sudut pula oleh karena spin nuklirnya
sendiri.
Medan magnet yang dihasilkan oleh suatu atom
(disebut momen
magnetik)
ditentukan oleh kombinasi berbagai macam momentum sudut ini. Namun, kontribusi
yang terbesar tetap berasal dari spin. Oleh karena elektron mematuhi asas
pengecualian Pauli,
yakni tiada dua elektron yang dapat ditemukan pada keadaan
kuantum yang sama,
pasangan elektron yang terikat satu sama lainnya memiliki spin yang berlawanan,
dengan satu berspin naik, dan yang satunya lagi berspin turun. Kedua spin yang
berlawanan ini akan saling menetralkan, sehingga momen dipol magnetik totalnya
menjadi nol pada beberapa atom berjumlah elektron genap.
Pada
atom berelektron ganjil seperti besi,
adanya keberadaan elektron yang tak berpasangan menyebabkan atom tersebut
bersifat feromagnetik. Orbital-orbital atom di sekeliling
atom tersebut saling bertumpang tindih dan penurunan keadaan energi dicapai
ketika spin elektron yang tak berpasangan tersusun saling berjajar. Proses ini
disebut sebagai interaksi pertukaran. Ketika momen magnetik atom feromagnetik tersusun
berjajaran, bahan yang tersusun oleh atom ini dapat menghasilkan medan
makroskopis yang dapat dideteksi. Bahan-bahan yang bersifat paramagnetik memiliki atom dengan momen magnetik
yang tersusun acak, sehingga tiada medan magnet yang dihasilkan. Namun, momen
magnetik tiap-tiap atom individu tersebut akan tersusun berjajar ketika
diberikan medan magnet.
Inti
atom juga dapat memiliki spin. Biasanya spin inti tersusun secara acak oleh
karena kesetimbangan
termal. Namun,
untuk unsur-unsur tertentu (seperti xenon-129),
adalah mungkin untuk memolarisasi keadaan spin nuklir secara signifikan
sehingga spin-spin tersebut tersusun berjajar dengan arah yang sama. Kondisi
ini disebut sebagai hiperpolarisasi. Fenomena ini memiliki aplikasi yang
penting dalam pencitraan
resonansi magnetik.
Aras-aras energi
Ketika
suatu elektron terikat pada sebuah atom, ia memiliki energi potensial yang berbanding terbalik terhadap
jarak elektron terhadap inti. Hal ini diukur oleh besarnya energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom dan biasanya diekspresikan
dengan satuan elektronvolt (eV). Dalam model mekanika kuantum,
elektron-elektron yang terikat hanya dapat menduduki satu set keadaan yang
berpusat pada inti, dan tiap-tiap keadaan berkorespondensi terhadap aras energi
tertentu. Keadaan energi terendah suatu elektron yang terikat disebut sebagai
keadaan dasar, manakala keadaan energi yang lebih tinggi disebut sebagai
keadaan tereksitasi.
Agar
suatu elektron dapat meloncat dari satu keadaan ke keadaan lainnya, ia haruslah
menyerap ataupun memancarkan foton pada energi yang sesuai dengan
perbedaan energi potensial antar dua aras tersebut. Energi foton yang
dipancarkan adalah sebanding dengan frekuensinya. Tiap-tiap unsur memiliki spektrum
karakteristiknya masing-masing. Hal ini bergantung pada muatan inti, subkelopak
yang terisi dengan elektron, interaksi elektromagnetik antar elektron, dan
faktor-faktor lainnya.
Contoh garis
absorpsi spektrum.
Ketika
suatu spektrum energi yang berkelanjutan dipancarkan melalui suatu gas ataupun
plasma, beberapa foton diserap oleh atom, menyebabkan elektron berpindah aras
energi. Elektron yang tereksitasi akan secara spontan memancarkan energi ini
sebagai foton dan jatuh kembali ke aras energi yang lebih rendah. Oleh karena
itu, atom berperilaku seperti bahan penyaring yang akan membentuk sederetan pita
absorpsi.
Pengukuran spektroskopi terhadap kekuatan dan lebar pita
spektrum
mengijinkan penentuan komposisi dan sifat-sifat fisika suatu zat.
Pemantauan
cermat pada garis-garis spektrum menunjukkan bahwa beberapa memperlihatkan
adanya pemisahan halus. Hal ini terjadi karena kopling spin-orbit yang merupakan interaksi antara spin dengan gerak
elektron terluar. Ketika suatu atom berada dalam medan magnet eksternal,
garis-garis spektrum terpisah menjadi tiga atau lebih komponen. Hal ini disebut
sebagai efek
Zeeman. Efek Zeeman
disebabkan oleh interaksi medan magnet dengan momen magnetik atom dan
elektronnya. Beberapa atom dapat memiliki banyak konfigurasi
elektron dengan
aras energi yang sama, sehingga akan tampak sebagai satu garis spektrum.
Interaksi medan magnet dengan atom akan menggeser konfigurasi-konfigurasi
elektron menuju aras energi yang sedikit berbeda, menyebabkan garis spektrum
berganda. Keberadaan medan
listrik eksternal
dapat menyebabkan pemisahan dan pergeseran garis spektrum dengan mengubah aras
energi elektron. Fenomena ini disebut sebagai efek Stark.
Belum ada tanggapan untuk "Momen Magnetik Dan Aras-aras energi"
Posting Komentar