Kelopak atau kulit elektron terluar suatu atom dalam keadaan yang tak terkombinasi disebut sebagai kelopak valensi dan elektron dalam kelopak tersebut disebut elektron valensi. Jumlah elektron valensi menentukan perilaku ikatan atom tersebut dengan atom lainnya. Atom cenderung bereaksi dengan satu sama lainnya melalui pengisian (ataupun pengosongan) elektron valensi terluar atom. Ikatan kimia dapat dilihat sebagai transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya, seperti yang terpantau pada natrium klorida dan garam-garam ionik lainnya. Namun, banyak pula unsur yang menunjukkan perilaku valensi berganda, atau kecenderungan membagi elektron dengan jumlah yang berbeda pada senyawa yang berbeda. Sehingga, ikatan kimia antara unsur-unsur ini cenderung berupa pembagian elektron daripada transfer elektron. Contohnya meliputi unsur karbon dalam senyawa organik.
Unsur-unsur kimia sering ditampilkan dalam tabel periodik yang menampilkan sifat-sifat kimia
suatu unsur yang berpola. Unsur-unsur dengan jumlah elektron valensi yang sama
dikelompokkan secara vertikel (disebut golongan). Unsur-unsur pada bagian
terkanan tabel memiliki kelopak terluarnya terisi penuh, menyebabkan
unsur-unsur tersebut cenderung bersifat inert (gas mulia).
7.Keadaan
Sejumlah
atom ditemukan dalam keadaan materi yang berbeda-beda tergantung pada kondisi
fisik benda, yakni suhu dan tekanan. Dengan mengubah kondisi tersebut,
materi dapat berubah-ubah menjadi bentuk padat,
cair, gas,
dan plasma. Dalam tiap-tiap keadaan
tersebut pula materi dapat memiliki berbagai fase. Sebagai contohnya pada
karbon padat, ia dapat berupa grafit
maupun intan.
Pada
suhu mendekati nol mutlak, atom dapat membentuk kondensat
Bose-Einstein, di
mana efek-efek mekanika kuantum yang biasanya hanya terpantau pada skala atom
terpantau secara makroskopis. Kumpulan atom-atom yang dilewat-dinginkan ini berperilaku
seperti satu atom super.
KESIMPULAN
1.
Atom
adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif yang
mengelilinginya.
2.
Partikel
dasar penyusun atom yaitu electron,proton,neutron dan inti atom.
3.
Teori
atom Dalton:
a.
Atom
suatu zat berbeda sifat dengan atom zat lain.
b.
Dua atom atau lebih yang berasal dari
unsur-unsur yang berlainan dapat membentuk senyawa.
c.
Pada suatu reaksi atom-atom bergabung
menurut perbandingan tertentu.
d.
Bila dua macam atom membentuk dua macam
senyawa atau lebih, maka perbandingan atom-atom yang sama dalam kedua senyawa
itu sederhana.
4.
Kelemahan teori atom Dalton yaitu:
a.
Atom tidak dapat dibagi lagi bertentangan
dengan eksperimen.
b.
Dalton tidak membedakan pengertian atom dan
molekul satuan molekul juga disebut atom.
c.
Atom merupakan bola kecil yang keras dan
padat bertentangan dengan eksperimen Faraday
dan J.J Thomson.
5.
Teori JJ Thompson:
a.
Atom merupakan suatu bola yang mempunyai
muatan positif yang terbagi merata ke seluruh isi atom.
b.
Muatan positif dalam atom ini dinetralkan
oleh electron elektron yang tersebar diantara muatan-muatan positif itu dan
jumlah elektron ini sama dengan jumlah muatan positif.
6.
Kelemahan teori JJ Thompson yaitu:
a.
Bertentangan dengan percobaan Rutherford
dengan hamburan sinar Alfaternyata muatan
positif tidak merata namun terkumpul jadi satu yang disebut inti atom.
b.
Atom terdiri dari muatan-muatan positif, di
mana seluruh muatan positif dan sebagian besar massa atom terkumpul
ditengah-tengah atom yang disebut dengan inti atom.
7.
Teori atom Rutherford:
a.
Di sekeliling inti atom, pada jarak yang
relatif jauh beredarah elektron-elektron mengelilingi inti atom.
b.
Muatan inti atom sama dengan muatan
elektron yang mengelilingi inti, sehingga atom bersifat netral.
8.
Kelemahan teori Rutherford yaitu:
a.
Model atom ini tidak dapat menunjukkan
kestabilan atom atau tidak mendukung kemantapan atom.
b.
Model atom ini tidak dapat menunjukkan
bahwa spectrum atom-atom Hidrogen adalah spektrum garis tertentu.
9.
Model atom Bohr dibuat berdasarkan 2
postulatnya yaitu :
a.
Elektron tidak dapat berputar dalam
lintasan yang sembarang, elektron hanya dapat berputar pada lintasan tertentu
tanpa memancarkan energi. Lintasan ini disebut lintasan stasioner.
b.
Elektron yang menyerap energi (foton) akan
berpindah ke lintasan yang energinya tinggi, dan sebaliknya.
Belum ada tanggapan untuk "Valensi dan perilaku ikatan"
Posting Komentar