Di neuron presinaptik terjadi perubahan dari senyawa fenilalanin yang masuk ke ujung saraf akan dijadikan L-tirosin dan selanjutnya diubah menjadi L-dopa. L-dopa juga dapat diperoleh dari luar (L-dopa eksogen) yang akan segera diubah menjadi dopamin dengan bantuan enzim L-AAD (L-aromatik amin dekarboksilase). Sebagai salah satu neurotransmitter, dopamin (DA) akan dilepas dari ujung saraf dan berinteraksi dengan reseptor dopamin (D1, D2 atau D3). DA yang dilepas dari ujung saraf dapat ditarik kembali (reuptake) melalui bantuan transporter dopamin (DAT). DA dimetabolisme melalui jalur MAO (mono amin oksidase) B dan aldehid dehidrogenase menjadi DOPAC (asam 3,4-dihidroksifenilasetat). DOPAC diubah lebih lanjut menjadi HVA (asam homovanilat). Bentuk L-dopa dapat dimetabolisme melalui jalur metabolisme COMT (katekol-O-metil transferase) menjadi 3OMD (3-O-metildopa). Hal inilah yang menyebabkan mengapa kadar dopamin rendah meski sudah diberi prekursor L-dopa.
Pada gambar di atas ditunjukkan efek pemakaian kombinasi karbidopa/levodopa dalam bentuk sediaan biasa dan bentuk sustained release. Efek yang ditunjukkan dari sediaan biasa dari dosis 1 (jam 7 pagi), dosis ke 2 (jam 12 siang) dan dosis ke 3 (jam 5 sore) pada gambar A (dosis karbidopa/L-dopa 25 mg/100 mg) dan B (dosis karbidopa/L-dopa 50 mg/200 mg) memperlihatkan adanya fluktuasi kadar dopamin pada pasien. Sebaliknya pada pemberian bentuk sustained release (lepas lambat) terlihat kadar dopamin dalam tubuh pasien lebih stabil. Dengan alasan inilah maka sebaiknya pemberian kombinasi karbidopa/levodopa diberikan dalam bentuk sediaan lepas lambat.
Berikut ini merupakan golongan obat yang dapat membantu meningkatkan kadar dopamin di otak.
Agonis dopamin :
Senyawa agonis dopamin juga dapat memperbaiki keadaan ini dengan kemampuannya berinteraksi secara spesifik terhadap reseptor baik reseptor dopamin D1 atau D2 dan memberikan efek yang searah dengan dopamin. Beberapa agonis yang dapat dipakai dalam terapi Parkinson antara lain agonis selektif ke reseptor dopamin D2 yaitu Bromokriptin, pemakaiannya sering dikombinasi dengan L-dopa untuk meningkatkan efektivitas, agonis reseptor dopamin D1 dan D2 yaitu Apomorfin dan agonis reseptor dopamin D2 yaitu Lysurid.
Peningkat release dopamin :
Senyawa yang bekerja meningkatkan pelepasan dopamine seperti Amantadin dapat digunakan untuk terapi Parkinson. Selain bekerja meningkatkan pelepasan dopamin, senyawa ini juga dapat memblok reseptor muskarinik.
Inhibitor MAO-B :
MAO (mono amin oksidase) B merupakan enzim pemecah dopamin sehingga dengan diberikannya inhibitor MAO-B seperti selegilin dapat ditekan kerja peruraian dopamin.
Antikolinergik :
Pada penyakit Parkinson terjadi masalah ketidakseimbangan antara neurotransmiter dopaminergik (karena kadarnya menurun) dengan neurotransmitter kolinergik (muskarinik) asetilkolin (Ach). Sebetulnya kadar kadar kolinergik tetap namun dengan menurunnya dopamin jadi keadaannya tidak seimbang yang membuat efek eksitasi dari saraf muskarinik lebih menonjol tanpa ada penekanan (atau penekanan yang lemah) dari dopaminergik.
Dengan pemberian senyawa antikolinergik (senyawa pemblok reseptor muskarinik) seperti benztropin, benzhexol, orfenadin dapat dilakukan penekanan aktivitas eksitasi dari rangsangan kolinergik. Efek penekanan ini dapat diwujudkan dengan redanya gejala tremor yang sering menandai penyakit ini.
Epilepsi
Epilepsi adalah gangguan neurologik kronik yang ditandai dengan kejang berulang diawali dengan serangan parsial (partial seizure) atau serangan berulang atau focal dan general seizure atau serangan umum yang terdiri dari grand mal dan petit mal. Petit mal (absence) ditandai dengan kebingungan (impaired consciousness) sedangkan grand mal ditandai dengan hilangnya kesadaran, jatuh, kejang tonik (kaku di sekujur tubuh dan anggota badan), kejang klonik (kontraksi pada tangan dan kaki).
Pada gambar di atas ditunjukkan penyebaran serangan dari area yang sempit (focal) kemudian menyebar (seizure spread). Serangan meningkat dengan adanya pemasukan ion-ion Na ke dalam neuron yang akan mengawali depolarisasi neuron dan peningkatan potensial aksi (lonjakan potensial aksi yang berkelanjutan akan mewujudkan simptom kejang yang menandai serangan umum). Beberapa kelompok obat dapat digunakan dalam terapi epilepsi (serangan umum/grand mal dan partial seizure) seperti feniton, karbamazepin, asam valproat. Sedangkan obat untuk penanganan status epileptikus antara lain klormetiazol, klonazepam, diazepam dan obat untuk mengatasi serangan petit mal antara lain etosuksimid dan asam valproat.
Penyebab epilepsi
Epilepsi dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti injury saat persalinan, vascular insult, trauma di kepala, malformasi kongenital, gangguan metabolik (serum Na, Ca, glukosa, urea), pengaruh obat (sindroma putus obat terutama golongan barbiturat dan depresan SSP lain), faktor genetik, infeksi, hipertermia pada anak-anak.
Insiden epilepsi banyak terjadi pada neonatus dan anak-anak serta pasien di atas 65 tahun
Epilepsi merupakan gejala gangguan aktivitas elektrik di otak yang dapat disebabkan berbagai stimulus. Gangguan aktivitas elektrik ini menyebabkan terjadinya kejang.
Belum ada tanggapan untuk "TENTANG EPILEFSI "
Posting Komentar