Ada tiga dimensi efek komunikasi massa yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran belajar dan tambahan pengetahuan, efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan dan sikap, efek konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu (Effendy,1993:318). Meskipun dimensi-dimensi efek ini berhubungan satu sama lainnya, tetapi ketiganya bersifat independen yang terjadi dalam berbagai sekuen dan perubahan dalam suatu dimensi tidak perlu diikuti oleh perubahan dimensi yang lainnya.
Dalam menjelaskannya perkembangan pengertian efek komunikasi massa ada yang berpandangan pada suatu saat ketika media massa dipandang sangat berpengaruh, tetapi pada saat lain ketika media massa dianggap sedikit bahkan hampir tidak ada pengaruhnya sama sekali. Perbedaan pendapat ini tidak saja disebabkan karena perbedaan latarbelakang teoritis atau latarbelakang historis tetapi juga karena perbedaan mengartikan efek. Seperti dinyatakan Donald K. Robert yang dikutip Jallaludin Rakhmat, beranggapan bahwa “Efek hanya sebagai perubahan sikap perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”(Rakhmat;1994:214)
Tinjauan Tentang Teori S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus – Organism – Response ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dan psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.
Menurut stimulus respone ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat megharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi, unsur-unsur dalam model ini adalah :
a Pesan (Stimulus, S)
b Komunikan (Organism, O)
c Efek (Response, R)
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan.
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanua jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.
Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia”, perubahan serta pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu :
Gambar diatas menunjukan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikan akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.
Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya, setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk " Efek Komunikasi Massa dalam Menumbuhkan Minat "
Posting Komentar