Masyarakat kita adalah masyarakat yang heterogen dalam hal latar belakang budaya, pendidikan, status ekonomi, bahasa, agama, dan lain-lain. Latar belakang pendi-dikan yang berbeda akan mempengaruhi cara berpikir dan menerima informasi yang berkembang di masyarakat. Mulai dari informasi yang berkaitan dengan ekonomi, politik, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Apalagi saat ini kita berada di era globalisasi dimana kemajuan di bidang TIK demikian canggih, sehingga semua informasi dengan mudah dan cepat dapat diterima masyarakat.
Bagi masyarakat dengan latar belakang pendidikan yang relatif rendah akan menelan mentah-mentah segala informasi yang dilihat dan diterima dari berbagai media, karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Namun bagi guru yang termasuk dalam golongan intelektual tentunya tidak berpikir sama dengan mereka, karena guru memiliki bekal ilmu pengetahuan yang relatif cukup untuk dapat mencerna dan menelaah/ mengkaji kebenaran informasi yang masih bersifat isu tersebut.
Ball (1988) menyatakan bahwa penguasaan guru terhadap bidang ilmunya meru-pakan sesuatu yang fundamental agar peserta didik dapat dibantu dalam mempelajari bidang ilmu tersebut. Menurut Amy J. Phelps & Cherin Lee (2003), guru akan dapat memberikan pengetahuan kepada peserta didiknya dalam suatu prosedur yang sederhana dan tepat bila ia menguasai materi yang akan diajarkan dengan baik. Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 PP RI No 19/2005 bahwa seorang guru harus memiliki empat jenis kompetensi, diantaranya kompetensi profesional. Keprofesionalan guru harus ditunjukkan melalui aktivitas penggalian dan pengembangan wawasan bidang ilmu yang ditekuninya secara terus menerus tanpa batas waktu dan ruang. Termasuk ketika ada suatu isu yang berkembang di masyarakat yang ada kaitannya dengan bidang ilmu yang ditekuninya, guru harus secara cepat dan tanggap mencari informasi lebih lanjut untuk mengetahui lebih jelas dan benar tentang isu tersebut.
Constance Blasie & George Palladino (2005) berpendapat bahwa pengetahuan dan penggunaan teknologi informasi secara tepat dalam pengajaran dan pembelajaran adalah kemampuan yang harus dikuasai oleh guru sekolah lanjutan. Hal ini mengisyarat-kan pada kita selaku guru akan pentingnya penguasaan penggunaan kemajuan TIK dalam menunjang kelancaran dan keberhasilan menjalankan tugas. Contoh konkretnya penguasaan penggunaan internet dalam menelusuri informasi yang diperlukan untuk mengkaji kebenaran isu yang berkembang di masyarakat.
Beberapa contoh isu yang berkembang di masyarakat yang sempat membuat masyarakat bingung dan resah dan memerlukan penjelasan ilmiah yang mampu menepis isu-isu yang kontroversial tersebut agar meredam keresahan masyarakat diantaranya isu MSG, isu minyak babi, isu banyu geni, isu merkuri, isu kiamat, isu kontroversi buku gurita Cikeas, isu batas TOEFL untuk kelulusan mahasiswa, dan sebagainya.
Salah satu wujud nyata peningkatan profesional guru adalah kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan dan metode pembelajaran baru yang dipandang sesuai dengan nuansa dan esensi kurikulum yang berlaku. Salah satunya adalah pendekatan kontekstual yang mengharuskan guru mengaitkan materi ajar dengan dunia nyata peserta didik, sehingga peserta didik memiliki transfer of knowledge dan transfer of value di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Banyaknya isu yang terekspose di masyarakat melalui kecanggihan TIK menuntut guru untuk mampu menerapkan pendekatan kontekstual dengan cara melihat keterkaitan isu-isu tersebut dengan materi yang diajarkan dan kebutuhan peserta didik akan penje-lasan/informasi yang benar dan tepat. Dengan demikian berarti guru mampu tampil seba-gai “pahlawan” dalam menenangkan keresahan masyarakat, sekaligus sarana bagi guru dalam mengembangkan ilmunya. Jika pembelajaran kontekstual berbasis kontroversi isu yang berkembang di masyarakat ini dapat terimplementasi dengan baik secara terus menerus, maka citra dan martabat guru semakin gemilang.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Model Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual Berbasis Kontroversi Isu "
Posting Komentar