Pengertian Atletik
Atletik merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Jasmani yang wajib diberikan di semua jenis jenjang pendidikan.Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang tertua, yang telah dilakukan oleh manusia sejak zaman purba sampai dewasa ini. Bahkan boleh dikatakan sejak adanya manusia di muka bumi ini atletik sudah ada, karena gerakan-gerakan yang terdapat dalam cabang atletik, seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu tidaklah berkelebihan sejarah mengemukakan, bahwa atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga (mother of sport). Atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu athlon atau athlum yang artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, atau perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya dinamakan athleta (atlet). Adapun nomor-nomor yang diperlombakan dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:
1. Nomor jalan, yang terdiri dari jarak: 5 km, 10 km, 20 km, dan 50 km.
2. Nomor lari yang terdiri dari:
• Lari jarak pendek (sprint): 100m, 200m, dan 400 m.
• Lari jarak menengah (midle distance) : 800 m, 1500 m.
• Lari jarak jauh (long distance) : 3000 m, 5000 m, 10.000 m.
• Lari marathon: 42,195 km.
• Lari khusus: lari gawang 100 m, 110 m, dan 400 m dan lari halang rintang 3000 m.
• Lari estafet: 4 x 100 m, dan 4 x 400 m.
3. Nomor lompat terdiri dari: lompat jauh, jangkit, tinggi, dan lompat tinggi galah.
Nomor Lempar terdiri dari: lempar lembing, cakram, martil, dan tolak peluru.
6. Hakekat Pembelajaran Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu nomor yang diperlombakan dalam cabang olahraga atletik. Tolak peluru tersebut mempergunakan lapangan berbentuk lingkaran dengan diameter 2,135 meter dilengkapi balok penahan tolakan dengan panjang 1,22 meter dan sektor lemparan membentuk sudut 34,920. Perhatikan gambar di bawah ini:
Peluru yang digunakan terbuat dari besi, tenbaga atau kuningan berbentuk bulat. Berat masing-masing untuk putra senior 7 ¼ kg dan putri 4 kg. Sedangkan tingkat pelajar (junior) peluru yang digunakan untuk putra 5 kg dan putri 3 kg. Aip Syarifuddin (1992:145)
2.1. Cara Memegang Peluru
Peluru dipegang dengan jari-jari dan terletak pada telapak tangan bagian atas, caranya : Peluru diletakkan ditelapak tangan bagian atas atau di ujung telapak tangan, yang dekat dengan jari-jari tangan. Jari-jari tangan direngangkan atau dibuka, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk dipergunakan untuk menahan atau memegang peluru bagian belakang. Sedangkan jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk menahan peluru bagian samping, agar peluru tidak tergelincir kedalam atau keluar telapak tangan. Perhatikan gambar di bawah ini
Setelah peluru dapat dipegang dengan baik, kemudian diletakkan pada bahu dan menempel (melekat) di leher. Siku diangkat ke samping sedikit serong ke depan. Pada waktu memegang dan meletakkan peluru pada bahu, diusahakan agar keadaan seluruh badan dan tangan jangan sampai kaku, tetapi harus dalam keadaan lemas (rileks). Tangan dan lengan yang lain membantu menjaga keseimbangan. Perhatikan gambar di bawah ini :
2.2 Cara Menolak Peluru
a. Pengenalan peluru
Pengenalan peluru melalui tahapan 1. Peluru dipegang dengan satu tangan dan dipindahkan ke tangan yang lain, 2. Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di leher dengan cara yang benar dan 3. Peluru dipegang oleh dua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru ditolakan ke depan (Adisasmita, 1992:95).
a. Sikap awal akan menolak peluru
Mengatur posisi kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakan disamping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kanan mendarat badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.
b. Cara menolak peluru
Dari sikap menolak peluru ini, tanpa saat berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan pada peluru harus lurus satu garis, sudut lemparan kurang dari 40o.
2.3 Sikap Badan Pada Waktu Menolak Peluru
Sikap badan pada waktu menolak peluru menggunakan gaya menyamping tanpa awalan dijelaskan sebagai berikut : berdiri tegak menyamping, arah tolakan kedua kaki dibuka lebar, kaki kiri lurus ke depan kaki kanan dengan lutut di bengkokkan ke depan sedikit agak serong ke samping kanan. Tangan kanan memegang peluru di bahu (pundak), tangan kiri dengan siku di bengkokkan berada di depan sedikit agak serong ke atas dan lemas. Tangan kiri berfungsi membantu dan menjaga keseimbangan pandangan diarahkan ke tolakan.
Perhatikan gambar di bawah ini :
2.4 Sikap Badan Setelah Menolak Peluru
Sikap badan setelah menolak peluru merupakan gerakan lanjutan dari sikap akhir. Setelah peluru ditolakan dan lepas dari tangan dengan tujuan menjaga keseimbangan badan, agar badan tidak jatuh kedepan dari lapangan tempat tolakan. Gerakan dari sikap akhir setelah menolak.
a. Setelah peluru didorong lepas dari tangan secepatnya kaki kanan yang dibelakang dipindahkan ke depan menempati bekas kaki kiri dengan sedikit agak dibengkokkan.
b. Kaki kiri diangkat kebelakang, lurus dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan tubuh.
c. Badan condong ke depan, dagu diangkat, badan agak miring kesamping kiri, pandangan kearah jatuhnya peluru. Tangan kanan dan siku agak dibengkokkan berada di depan sedikit di bawah badan, tangan kiri lurus lemas kebelakang untuk menjaga keseimbangan. Perhatikan gambar di bawah ini :
Pada dasarnya keterampilan-keterampilan yang akan dipelajari siswa. Guru dapat memodifikasi yang dipelajari siswa tersebut, khususnya dalam cabang olahraga atletik. Memodifikasi alat yang digunakan dalam tolak peluru dapat menetukan hasil belajar tolak peluru yaitu dengan memperhatikan siswa tersebut melakukan tolak peluru yang benar.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Apa Pengertian Atletik"
Posting Komentar