A. Lingkungan Sekolah:Training Guru
Terkait dengan program pendidikan karakter disekolah, bagaimana menjalankan dan melaksanakan pendidikan karakter disekolah, serta bagaimana cara menyusun program dan melaksanakannya, dari gagasan ke tindakan.
Program ini membekali dan memberikan wawasan pada guru tentang psikologi anak, cara mendidik anak dengan memahami mekanisme pikiran anak dan 3 faktor kunci untuk menciptakan anak sukses, serta kiat praktis dalam memahami dan mengatasi anak yang “bermasalah” dengan perilakunya Program Bimbingan Mental
Program ini terbagi menjadi dua sesi program :
Sesi Workshop Therapy, yang dirancang khusus untuk siswa usia 12 -18 tahun. Workshop ini bertujuan mengubah serta membimbing mental anak usia remaja. Workshop ini bekerja sebagai “mesin perubahan instant” maksudnya setelah mengikuti program ini anak didik akan berubah seketika menjadi anak yang lebih positif.
Sesi Seminar Khusus Orangtua Siswa, membantu orangtua mengenali anaknya dan memperlakukan anak dengan lebih baik, agar anak lebih sukses dalam kehidupannya. Dalam seminar ini orangtua akan mempelajari pengetahuan dasar yang sangat bagus untuk mempelajari berbagai teori psikologi anak dan keluarga. Memahami konsep menangani anak di rumah dan di sekolah, serta lebih mudah mengerti dan memahami jalan pikiran anak, pasangan dan orang lain.
B. Lingkungan Keluarga
Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini.
Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya, dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya.
Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.
Kesimpulan
Karakter adalah sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, yang terbentuk melalui pengaruh hereditas atau turunan dan lingkungan, yang membedakan seseorang dengan orang lain yang sifatnya khas atau unik dan diwujudkan melalui sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri karakter dapat diidentifikasi pada perilaku individu dan bersifat khas atau unik, sehingga karakter sangat erat dengan kepribadian seseorang. Karakter umum yang menjadi stereotip dari sekelompok orang atau masyarakat dapat diidentifikasi sebagai karakter suatu kelompok masyarakat tertentu atau bahkan dapat pula dipandang sebagai karakter bangsa. Misalnya orang Batak atau suku batak dipandang memiliki karakter yang paling menonjol adalah gigih dan berani.
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Ketika ketiga hal tersebut dapat berjalan beriringan, maka akan terbentuk karakter seseorang yang bisa baik atau buruk.
Proses pembentukan karakter atau kepribadian terdiri atas tiga taraf, yaitu pertama, pembiasaan. Kedua, pembentukan pengertian, sikap, dan minat. Setelah melakukan pembiasaan, selanjutnya seseorang diberi pengertian atau pengetahuan tentang amalan yang dikerjakan dan diucapkan. Ketiga, pembentukan kerohaniyahan yang luhur.
Pendidikan karakter atau kepribadian memerlukan sebuah proses yang simultan dan berkesinambungan yang melibatkan aspek membelajarkan knowing the good (mengetahui hal yang baik), feeling the good (merasakan hal yang baik), desiring the good (merindukan kebaikan), loving the good (mencintai kebaikan), dan acting the good (melakukan kebaikan).
Penerapan pendidikan karakter dapat dilaksanakan di keluarga, di sekolah, di masyarakat, bahkan negara dengan tujuan yang sama, yaitu membentuk karakter seseorang sebagai bekal di kehidupan masa depan. Namun, dimanapun pendidikan karakter itu diterapkan, penerapan di keluargalah yang paling penting dan berpengaruh bagi pembentukan karakter seseorang.
Penanaman nilai-nilai seperti nilai agama, nilai sosial, akan lebih menancap di sanubari seseorang ketika masih berada di lingkungan keluarga. Karena karakter seseorang akan lebih mudah dibentuk ketika masih dalam usia anak-anak.
3.2 Saran
Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang sangat penting dan harus dipahami serta dipraktekkan secara menyeluruh. Pembentukan karakter yang pada umumnya terjadi pada masa anak-anak, mendorong para orangtua untuk bersikap serius dalam masalah ini. Orangtua harus memberikan pendidikan yang baik dalam rangka membentuk karakter anak. Sehingga diharapkan lahir generasi penerus bangsa yang memiliki karakter kuat dalam rangka memajukan bangsa dan negara.
Hal yang sama juga harus dilakukan para pendidik baik di sekolah (guru), di Perguruan Tinggi, atau dimanapun berada, yang merupakan orangtua kedua bagi anak. Budaya yang baik di lingkungan tempat belajar harus dibangun dan diaplikasikan oleh semua pihak, agar tercipta manusia-manusia yang berkarakter di masa mendatang.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk " Contoh Program Pendidikan karakter"
Posting Komentar