Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan-kesimpulan yang telah dipaparkan di
atas, maka penilis mengajukan beberapa saran bagi perusahaan sebagai berikut:
a.
Mengingat faktor entrepreneurial
competencies, dan organization capabilities merupakan satu kesatuan
yang dapat membentuk kinerja usaha Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor
industri, maka kedua faktor tersebut dapat dijadikan prioritas pelatihan yang
dibutuhkan oleh Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri. Sedangkan
pelatihan competitive scope diberikan sebagai upaya untuk meminimalisir
dampak ketidakpatian lingkungan eksternal usaha Mitra Binaan Telkom Datel
Bandung sektor industri.
b.
Materi pelatihan competitive scope dalam
upaya meminimalisir pengaruh negatif faktor uncertainty of business yang
dapat diberikan kepada Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri adalah
sebagai berikut:
1)
Pemahaman karakteristik pasar dan
pelanggan.
2)
Penerapan teknologi yang cepat dan
tepat.
3)
Pemahaman terhadap siklus tahapan produk
yang dihasilkan.
4)
Penerapan segmentasi permintaan.
c.
Materi pelatihan entrepreneurial
competencies yang dapat diberikan kepada Mitra Binaan Telkom Datel Bandung
sektor industri adalah sebaga berikut:
1)
Kemampuan bekerja sama.
2)
Kemampuan menerima pendapat orang lain.
3)
Kemampuan untuk mempercayai orang lain.
4)
Kemampuan untuk menyukai tantangan
bisnis.
5)
Kemampuan untuk menciptakan inovasi
bisnis.
6)
Kemampuan pengelolaan keuangan usaha.
7)
Kemampuan perencanaan, implementasi dan
evaluasi strategi.
8)
Kemampuan berkomitmen pada usaha.
d.
Materi pelatihan organization
capabilities yang dapat diberikan kepada Mitra Binaan Telkom Datel Bandung
sektor industri adalah sebagai berikut:
1)
Kemampuan menciptakan produk berkualitas
dan sesuai dengan keinginan pelanggan.
2)
Kemampuan pengelolaan penggunaan dana (meminimalisir biaya dan memaksimalisasi keuntungan).
Saran Bagi Penelitian Selanjutnya
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan-kesimpulan yang telah dipaparkan di
atas, maka penilis mengajukan beberapa saran bagi penelitian selanjutnya
sebagai berikut:
a.
Penelitian ini merupakan model untuk
satu cakupan sektor usaha yang diberi pinjaman oleh pihak Telkom CDC. Penulis
menyarankan penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada sektor-sektor Usaha
Kecil lainnya. Hal ini disebabkan pada masing-masing sektor usaha terbagi
menjadi lapangan-lapangan usaha yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan
penelitian ini.
b.
Penelitian selanjutnya sebaiknya
mengkaji aspek yuridis dari pemberian pinjaman Program Kemitraan. Hal ini
disebabkan Penyelenggara Program Kemitraan BUMN tidak memiliki kekuatan hukum
dalam upaya meminimalisir resiko non performance loan. Sehingga dapat
diartikan kredit pinjaman yang diberikan tidak memiliki agunan. Hal ini
berbanding terbalik dengan pemberian Kredit Mikro oleh Bank, dimana pinjaman
yang diberikan memiliki kekuatan hukum berupa agunan yang dapat meminimalisir
resiko non performance loan.
Saran Tambahan
Hasil temuan
ini dapat dijadikan suatu acuan proses monitoring and evaluation (moneva).
Jika dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan pihak CD Telkom,
maka urutan business process Program Kemitraan CDC Telkom dalam
memberikan bantuan kepada usaha kecil dapat dimodifikasi sebagai berikut:
a.
Analisa Kapabilitas dan Kompetensi Usaha Kecil yang telah
dilakukan CDC Telkom, dapat dijadikan suatu acuan penyebaran besaran bantuan
per wilayah operasi dari CD Divre sampai dengan CD Datel. Output
dari analisa ini adalah proporsi wilayah dan sektor yang diprioritaskan diberi
pinjaman pada wilayahnya masing-masing.
b.
Penelitian tesis yang dilakukan oleh Budi (2006) yang
meneliti faktor-faktor kritis teori Bygrave (diadopsi dari Carol Moore’s
Model) dengan dimensi-dimensi personal, sociological, dan environmental,
dapat dijadikan kategori-kategori screening dalam memilih calon Mitra
Binaan yang berpotensi untuk memiliki kinerja yang baik.
c.
Penelitian ini sendiri dapat diposisikan sebagai bagian dari
proses pemantauan dalam monitoring and evaluation (moneva). Hasil
monitoring tersebut dapat dijadikan trainning need analysis yang perlu
ditindaklanjuti sebagai bagian dari proses evaluasi dengan memberikan pelatihan
yang berdasarkan hasil monitoring dibutuhkan oleh Mitra Binaan untuk
dapat meningkatkan kinerja usahanya.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
a.
Model Man dan Chan akan lebih baik jika
dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Dengan
menggunakan SEM, akan dapat didiagnosis seberapa besar pengaruh entrepreneurial
competencies terhadap competitive scope dan organization
capabilities.
b.
Objek penelitian dapat dipilih tidak hanya
dari Usaha Kecil yang bermitra dengan BUMN. Namun melibatkan Usaha Kecil yang
tidak bermitra dengan BUMN.
Belum ada tanggapan untuk "CONTOH CONTOH SARAN "
Posting Komentar