BIODATA PENULIS
Naskah NIMOK, AKU CINTA KAMU
Nama
penulis (samaran) : Inul
Nama
penulis (asli) : Hardjono
Wiryo Soetrisno
Alamat
penulis : Desa
Jatidukuh Gondang Mojokerto
NASKAH DRAMA REMAJA
HITAM PUT
Karya :
ENANG ROKAJAT A
TOKOH :
AMARAL
NENEK
RIO
DUA ORANG
BODYGUARD
PUTRI
SEORANG LELAKI
FIGURAN
BABAK SATU
PANGGUNG
ADALAH SEBUAH RUANGAN KOSONG. RUANGAN FANTASI. AMARAL, SEORANG REMAJA BELIA
TERSERET DALAM TARIK-MENARIK ANTARA KEPENTINGAN YANG BERBEDA. DI SISI KIRI RIO
DENGAN SELENDANG HITAM, DAN DI SISI KANAN NENEK DENGAN SELENDANG PUTIH.
TARIK-MENARIK
ANTARA RIO DAN NENEK AMARAL MEMBENTUK SEBUAH TARIAN. SELENDANG HITAM DAN PUTIH
ITU TERUS MENJERAT AMARAL DALAM GERAKAN-GERAKAN YANG MAKIN LAMA KIAN RANCAK.
AKHIRNYA PADA SAAT AMARAL MENCAPAI PUNCAK KEKESALAN DAN GELISAH, SELENDANG
HITAM DAN PUTIH ITU PUTUS. AMARAL TERDUDUK LESU BEBERAPA SAAT. DALAM TEMARAM
LAMPU, GERAK AMARAL BANGKIT MEMBENTUK SEBUAH SILHOUTTE.
DINGIN.
DETAK
JANTUNG TERDENGAR MEMBURU. AMARAL BANGKIT KEMUDIAN MENGIKUTI GERAK DETAK
JANTUNG ITU. MAKIN LAMA TERDENGAR MAKIN KERAS DAN MEMBURU. PADA DETAK JANTUNGNYA
SENDIRI, AMARAL TIDAK BISA MENGUASAI BAHKAN TAK MAMPU MENGENDALIKAN. DETAK
JANTUNG ITU TERUS MEMBURU DAN MEMBURU. AMARAL LALU TERENGAH-ENGAH MENCARI
SESUATU. DI KIRI DAN KANAN SELENDANG PUTIH DAN HITAM JUGA MENGGAPAI-GAPAI.
AMARAL
Hitam….putih…
Hitamku
…putihmu…putihku…hitammu…
Dimana
hitamku…dimana hitammu…
Dimana
putihku….dimana putihmu…
Putih….hitam…
Putihku…hitamku…dingin…
Angin…dimana
hitamku…dimana putihku…
RIO
Hitammu
disini…bukan itu…bukan disana…
Lihat…pandang…tatap…
Hitammu
di sini…Amaral !
AMARAL
Hitamku
di sana ? hitamku di nadimu ?
NENEK
Itu
bukan hitam, Cu !
Itu
abu-abu…abu bukan hitam…karena ada putih di sana…
Abu-abu
bukan putih…
Oh…(
TERKEKEH ) abu-abu bikin bingung kamu, Cu ?
Tidak…jangan
bingung !
Pandanglah
abu-abu itu dengan ini …
(
MENEPUK DADA DAN BATUK )
RIO
(
TERKEKEH )
mana
mungkin bisa membedakan hitam dan putih,
mengatur
nafas saja tidak becus !
kau
batuk-batuk terus, Nek !
Tak
perlu memikirkan hitam dan putih,
pikirkanlah
liang lahat !
NENEK
Tengik
juga kau anak muda !
Jangan
dengar itu, Cu ! Jangan kau dengar…
kau
akan menemukan putihmu…
putihmu
yang kaucari…bukan putih dia…
bukan
putih orang lain !!!
AMARAL
Biarlah
aku pandang sendiri, Nek !!
Jangan
memandang dengan mata nenek…
Aku
masih awas…
Pasti
lebih awas !
Mata
nenek sudah rabun…
Mana
bisa mewakili keinginanku !!
AMARAL
BERJALAN KE DEPAN PANGGUNG. PADA PENONTON. MENATAP SATU PER SATU. MENCARI
SESUATU. AMARAL SEPERTI BINGUNG SENDIRI. NENEK GELENG-GELENG KEPALA TAK PERCAYA
DENGAN UCAPAN CUCUNYA TADI.
AMARAL
Aku
tak melihat putih di sana…
Hoi…adakah
putihku di sana ?
Hoi…hanya
ada hitamkah di sana ?
NENEK
(
BATUK-BATUK )
hitam
dan putih tidak dimana-mana, Cu !
tapi
di sini ….
(
MENEPUK DADA DAN BATUK-BATUK KEMBALI )
ah…kenapa
penyakit ini selalu saja manja…
dasar
penyakit jaman sekarang…
manja…tak
bisa mandiri…
AMARAL
(
PADA NENEK )
Artinya
nenek sudah tua…
NENEK
Bagus…bagus
itu, Cu !
Kalau
kau sudah mengaku aku tua,
kau
akan pula mengaku nenekmu bisa membedakan
mana
hitam mana putih…
RIO
Dalam
kacamata tuamu,
mana
mungkin bisa membedakan hitam dan putih
lihat…ini
hitammu di sini…
hitammu
ada pada hitamku, Amaral !
AMARAL
MULAI TERLIHAT GAMANG. IA BERJALAN KE ARAH RIO. NAMUN NENEK TIBA-TIBA DATANG
TERGOPOH. DENGAN SELENDANG PUTIHNYA, NENEK MEMBELIT AMARAL. SESEKALI BERHASIL,
TAPI AMARAL BISA LEPAS. DIBELITKANNYA LAGI SELENDANG ITU BEBERAPA KALI.
BERHASIL. TAPI AMARAL BISA MELEPASNYA LAGI. ADEGAN INI BEBERAPA KALI DIULANG
SEHINGGA TERLIHAT BAGAIMANA TARIK-MENARIK KEINGINAN ANTARA AMARAL DAN NENEK.
DARI
SUDUT PANGGUNG BEBERAPA ORANG BERPAKAIAN HITAM SEHINGGA HANYA TAMPAK SEBAGAI
BAYANGAN. BAYANGAN HITAM ITU KEMUDIAN MENDEKATI NENEK DAN AMARAL. PADA SATU
SAAT SECARA SEREMPAK BAYANGAN ITU MEMEGANG AMARAL, MENGANGKATNYA TINGGI DAN
MEMBOPONGNYA MENJAUH DARI NENEK. RIO TERDENGAR TERKEKEH. KEMUDIAN LELAKI
JANGKUNG INI DUDUK DI KURSI. IA MULAI KONSENTRASI DAN BERMAIN PIANO. PIANO
FANTASI. LAMAT-LAMAT MENGALUN LAGU SENDU. NENEK TERLIHAT BERDIRI GOYAH, LALU
TERDUDUK TAK MAMPU MENAHAN GEJOLAK RASA DAN BERAT TUBUHNYA.
NENEK
Tuhan,
jangan biarkan hitam membawa cucuku !
Kuatlah
putihmu di sini….
Pancarkan
putihmu pada cucuku !
Jangan…jangan
biarkan hitam itu, Tuhan !
Jangan
biarkan membawa cucuku…
NENEK
MEMAKSA BERDIRI TAPI KEMBALI TERDUDUK. BERDIRI. DUDUK. BERDIRI DAN ROBOH
KEMBALI. NENEK AKHIRNYA MENDORONG TUBUHNYA KE ARAH PENONTON. SEPERTI TENTARA
SEDANG LATIHAN TIARAP. NENEK TERUS MENDEKATI PINGGIR PANGGUNG. SEMENTARA RIO
TERUS BERMAIN PIANO. MAKIN SEMANGAT BAHKAN SEPERTI YANG KERASUKAN SEHINGGA NADA
YANG DIHASILKANNYA PUN LEBIH BERUPA TEROR. TEROR NADA. NENEK TAK PEDULI DAN
TETAP BICARA PADA PENONTON.
NENEK
Adakah
putihku di sana ?
Tunjukanlah
!!!
Mana
putihku ?
DARI ARAH PENONTON
Tak
ada putih di sini…
NENEK
Ah,
ternyata kalian masih suka bohong…
Aku
pikir kebohongan hanya ada di pasar-pasar…
Ditawar
seribu…dia bilang belinya saja seribu dua ratus…
padahal
ia beli lima ratus…he he he…
Aku
sangka kebohongan hanya ada di terminal…
bus
penuh dikatakan kosong…
tadinya
aku hanya beranggapan…
kebohongan
hanya ada di senayan
tapi
ternyata…di sini juga …
apa
pasar pindah ke sini heh ?
apa
terminal juga ada di sini ?
atau
tempat ini sudah disulap jadi senayan tandingan ?
NENEK
TERGOPOH DAN MENJAUH DARI PENONTON. TAPI DIA BALIK LAGI. TIARAP LAGI. BERTANYA
LAGI PADA ARAH PENONTON.
NENEK
Adakah
putihku di sana ?
Tunjukanlah…mana
putihku ?
TAK
TERDENGAR JAWABAN. SEPI.
NENEK
Adakah
putihku di sana ?
(
SEPERTI AKAN MENANGIS )
Tunjukanlah…mana
putihku ?
TAK
TERDENGAR JAWABAN. HENING.
NENEK
(
BENAR-BENAR MENANGIS DAN BICARA SENDU )
Adakah
putihku di sana ?
Tunjukanlah
!!
Mana
putihku ?
NENEK
MEMEGANG SELENDANG PUTIH. DIBELITNYA KE LEHER. AMARAL DATANG DARI ARAH LAIN.
KAGET. LALU IA MEMEGANG NENEK. MEMELUKNYA.
AMARAL
Nenek
jangan bunuh diri…
Nenek
masih diperlukan di sini…
NENEK
MEMAINKAN SELENDANG DAN SEPERTI AKAN BENAR-BENAR DIBELITKAN KE LEHERNYA
SENDIRI.
AMARAL
Jangan,
Nek !
Jangan
buang kesempatan hidupmu…
Hidup
itu mahal !!
AMARAL
MEMBAWA NENEK MENJAUH DARI ARAH PENONTON. RIO TERTEGUN SEJENAK. TAPI
JARI-JEMARINYA TETAP SEPERTI SEDANG MEMAINKAN PIANO. NENEK MENATAP KE ARAH
PENONTON SAMBIL TERSENYUM PENUH KEMENANGAN.
NENEK
Cucuku
masih ada…
Dia
masih sayang…
AMARAL
TERSENTAK. MELIUK. MENGHENTAK DAN MENJAUH. NENEK BENGONG DAN KECEWA. SELENDANG
AKAN DIBELITKANNYA KE LEHER TAPI AMARAL TETAP MENJAUH. MELIUK. RIO TETAP
MEMAINKAN PIANO DENGAN SEMANGAT.
PADA
SATU KESEMPATAN NENEK BENAR-BENAR MENJERAT LEHERNYA. TAPI KETIKA AKAN DITARIK,
NENEK BATUK-BATUK. BATUK ITU TERUS TERDENGAR SEIRING DENGAN SUARA PIANO YANG
SEOLAH SEDANG DIMAINKAN RIO.
SEIRING
TERDENGAR SUARA LEDAKAN, RIO, NENEK DAN AMARAL BERKUMPUL DI TENGAH PANGGUNG.
MEREKA TAMPAK PANIK.
RIO
Bom
!!
AMARAL
Bom
… bom !!
NENEK
Bukan
bom…itu tadi kentut !
RIO
Kentut
? begitu kerasnya kentut ?
NENEK
Ya,
itu tadi kentut !
Bahkan
ada kentut yang bisa lebih keras dari itu…
AMARAL
Ngaco
!
Nenek
jangan ngaco !
Ayo
keluar…itu tadi bom…
atau
paling tidak granat tangan…
NENEK
Kentut
!
RIO
Siapa
yang kentut ?
NENEK
Kamu
! kau yang kentut !
Kentut
orang macam kau itu pasti sekeras bom !
RIO
Aku
kentut ? kentutku keras ?
Mana
mungkin, Nek,
aku
masih bebas keluar masuk Amerika !
kalau
aku kentut sekeras bom,
pasti
dicekal masuk Amerika…
NENEK
Kalau
begitu, kau yang kentut, Cu !
AMARAL
(
TERSIPU )
Nenek…mana
mungkin aku kentut di depan umum…
lagi
pula kentut perempuan itu tidak keras…
Mana
mungkin bisa sekeras bom…
NENEK
Ya,
sudah !
Kalau
begitu, mungkin aku yang kentut…
Kentutku
bisa sekeras bom,
buat
ngebom laki-laki brengsek yang akan mengganggu kamu !!
Tapi….karena
aku perempuan,
pasti
kentutku tetap santun…
Buktinya
kentutku tak salah sasaran kan ?
Tidak
salah tembak…
Kentutku
tepat nembak Riomu itu !
RIO
MENJAUH. DUDUK DI KURSI. SEPERTI ADEGAN SEBELUMNYA, IA KONSENTRASI DAN KEMBALI
SEOLAH SEDANG BERMAIN PIANO. AWALNYA PERMAINAN PIANO RIO SYAHDU, TAPI MAKIN
LAMA TERASA SEMAKIN BERSEMANGAT. MENGHENTAK. PERHATIAN AMARAL TERSEDOT LALU
MULAI IKUT HANYUT PADA PERMAINAN PIANO RIO. AMARAL MULAI BERNYANYI KENDATI
SEPERTI SEDANG TERCEKIK.
AMARAL
menghitung
hari…
detik
demi detik…
PADA
ADEGAN BERIKUTNYA AMARAL SEPERTI TELAH MENJADI SEORANG PENYANYI. IA
MENANGGALKAN PAKAIAN KESEHARIANNYA. IA SEPERTI SEDANG MENYANYI DI HADAPAN
BANYAK PENONTON. NENEK SENDIRI DUDUK DI POJOK MEMEGANG SELENDANG PUTIH.
SELENDANG ITU IA PANDANG SEBAGAI SEORANG ANAK KECIL. DIELUS. DIAJAKNYA BERMAIN.
RIO TERUS MENGIMBANGI AMARAL MENYANYI.
NENEK
MASIH JUGA BERMAIN DENGAN SELENDANG. PADAHAL TAK JAUH DARINYA, AMARAL SEDANG
MENARI DENGAN RIO. PADA BEBERAPA GERAKAN TARIAN ITU TAMPAK EROTIS SEHINGGA MEMBERI
GAMBARAN BAGAIMANA PERTEMANAN ANTARA AMARAL DAN RIO TELAH BERUBAH MENJADI
HUBUNGAN CINTA KASIH.
TARIAN
AMARAL DAN RIO DEMIKIAN MEMUKAU. PADA SATU SAAT TIBA-TIBA AMARAL TERKILIR DAN
JATUH. RIO MENATAP TAJAM LALU DENGAN TAK ACUH MENINGGALKAN AMARAL YANG PADAHAL
SEDANG MERONTA MEMINTA TOLONG. RIO LALU DUDUK DI TEMPATNYA SEMULA DAN DENGAN
EMOSIONAL MEMAINKAN PIANO SEHINGGA MENGELUARKAN SUARA BERISIK. NENEK TERSENTAK.
MENATAP PADA AMARAL SILIH BERGANTI DENGAN MENATAP RIO.
NENEK
Ah…kau
ini !
Dia
itu lelaki tak bertanggung jawab…
AMARAL
Tapi
Rio telah memberi jalan….
Jalan
menuju sukses, Nek !
NENEK
Yang
memberi jalan itu, Allah !
Jangan
kau salah sangka…
Kita
itu kecil…kerdil…
Mana
mungkin bisa memberi jalan untuk orang lain,
jalan
buat sendiri saja tidak bisa…
AMARAL
Sudahlah,
Nek !
Simpan
omongan nenek itu di lemari besi…
Aku
tak mau mendengarnya lagi…
NENEK
(
TERSENTAK HINGGA SELENDANG JATUH )
Amaral
?
AMARAL
Sadar…aku
sangat sadar !
NENEK
Oh,
Tuhan, sia-sialah upayaku ini…
AMARAL
Nenek
tidak mengerti…
Dunia
hiburan memberi jalan hidup…
jalan
yang tak pernah nenek temukan dulu…
Pandanglah
dunia dengan mata sekarang, Nek !!
Bukan
mata nenek yang dulu !
NENEK
Mengkhayalah
terus…
Bermainlah
dalam fantasimu !!
Tapi
kau sedang ada dalam genggamanku sekarang…
AMARAL
Mulai
sekarang tidak, Nek !
Aku
lepas…bebas…
NENEK
Bawalah
pikiranmu…
Tapi
kau lupa, hatimu tetap di sini…
NENEK
MEMANDANG SELENDANG YANG JATUH. TAPI KETIKA IA BERGERAK UNTUK MENGAMBILNYA,
DENGAN CEPAT RIO JUSTRU YANG MENGAMBIL SELENDANG PUTIH ITU. RIO BERLARI KE
TENGAH PANGGUNG. MENYATUKAN SELENDANG PUTIH DAN HITAM MILIKNYA. SELENDANG ITU
TERUS DIPILIN SEHINGGA WARNANYA SALING SILANG, HITAM DAN PUTIH. NENEK
BENAR-BENAR KECEWA BAHKAN MENANGIS TERSEDU. AMARAL BERDIRI MEMANDANG KE ARAH
RIO. RIO TERSENYUM. MENGULURKAN SELENDANG ITU. AMARAL MENCOBA MENANGKAPNYA
BERKALI-KALI TAPI TAK JUGA BISA MEMEGANGNYA.
PANGGUNG
GELAP. SUARA MENGHENTAK. DALAM GELAP PANGGUNG ITU TERDENGAR KEMBALI LEDAKAN.
SEBUAH SUARA
Siapa
yang kentut ?
Ayo
ngaku !
Siapa
yang kentut ?
Perempuan
atau laki-laki ?
MUSIK
BERHENTI. LAMPU BERUBAH. SUASANA BERUBAH. PANGGUNG BERUBAH PADA ADEGAN
BERIKUTNYA.
BABAK DUA
SEBUAH KURSI SIMBOL KESUKSESAN BERADA DI
TENGAH PANGGUNG. BEBERAPA SAAT PANGGUNG ITU HANYA BERISI KURSI TERSEBUT. CAHAYA
TERANG. PADA SATU SISI PANGGUNG ADALAH KAMAR NENEK LENGKAP DENGAN TERALIS.
NENEK SESEKALI TAMPAK DARI JENDELA, MENATAP KELUAR KADANG MEMEGANG TERALIS
MENATAP PADA JARAK JAUH.
DARI LANGIT TURUN HUJAN. BUKAN HUJAN AIR MELAINKAN LEMBARAN
UANG DAN BUNGKUSAN KADO. LEMBARAN UANG DAN BUNGKUSAN KADO YANG SEOLAH TURUN
DARI LANGIT ITU DIATUR SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA JATUH DI ATAS KURSI KESUKSESAN,
PALING TIDAK DI SEKELILINGNYA.
DARI ARAH LAIN BEBERAPA ORANG
BERPAKAIAN HITAM MENYERET SEBUAH KOTAK KADO DALAM UKURAN SANGAT BESAR. DENGAN
KESULITAN MEREKA TERUS MENDORONG KADO TERSEBUT HINGGA MENDEKATI KURSI. KADO
RAKSASA ITU BERBEDA DENGAN KADO-KADO LAIN. SELAIN UKURANNYA BESAR JUGA WARNANYA
HANYA HITAM DAN PUTIH. KADO RAKSASA ITU DEMIKIAN MENCOLOK. SETELAH MENEMPATKAN
KADO RAKSASA ITU DI PINGGIR KURSI, ORANG-ORANG ITU MUNDUR DENGAN TERATUR.
DARI SAMPING KIRI DAN KANAN PANGGUNG
KEMUDIAN MUNCUL DUA ORANG BERBADAN TEGAP. KEDUANYA MENGENAKAN SAFARI WARNA
GELAP. MEMAKAI KACAMATA HITAM. KEDUANYA KEMUDIAN BERDIRI KOKOH DI SAMPING KIRI
DAN KANAN KURSI. DARI TAMPANG KEDUANYA ORANG AKAN LANGSUNG DIINGATKAN BAHWA
KEDUANYA ADALAH BODYGUARD YANG SIAP MENJADI TAMENG KESELAMATAN TUANNYA. KEDUA
LELAKI ITU TAK BANYAK BICARA. KEDUANYA HANYA MENGGUNAKAN ISYARAT SEPERTI ROBOT.
SEIRING DENGAN MUSIK MENGHENTAK, KEDUA
BODYGUARD TADI LANGSUNG TIARAP. KEDUANYA SIAP PASANG BADAN.
DENGAN PAKAIAN GLAMOUR, AMARAL
DATANG. SEPERTI HALNYA ARTIS TERKENAL YANG BANYAK DIPUJA, AMARAL MELENGGANG. IA
MENGUMBAR SENYUM SEOLAH SEDANG MENGHADAPI BANYAK PENGGEMARNYA.
PADA SISI LAIN, DIBALIK TERALI NENEK
MENATAP NANAR PADA CUCUNYA ITU.
AMARAL
Makasih…makasih…sabar
ya…
semuanya pasti
kebagian …
sabar dong…
( PADA SESEORANG )
siapa namanya ? bagus…mana bukunya…
oke…tanda tangan di sini ya…
iya…iya…
AMARAL TERUS MENGUMBAR SENYUM. NENEK
TERUS TERTEGUN. SITUASI KONTRAS ITU TERUS BERTAHAN UNTUK JANGKA WAKTU TERTENTU.
AMARAL
( PADA SEORANG
BODYGUARD )
Kalian atur jangan sampai berebut …
BODYGUARD
ITU TAK BICARA SELAIN SALING MENATAP DENGAN TEMANNYA.
NENEK
( TERIAK )
tak ada
penggemarmu, Cu !
tak ada penonton…
tak ada penjaga
pribadi…
AMARAL
( KESAL )
Diam !
Apa sih maksud
nenek ?!
NENEK
Aku hanya ingin
menyadarkanmu…
Bukalah mata
hatimu…
Ini bukan panggung
sandiwara
untuk melambungkan
angan-anganmu…
ini rumah
kita…rumah sederhana milik kita…
AMARAL
Lebih baik nenek
diam, supaya saya tidak berbuat kasar…
Paham ?!
NENEK
Tidak !
AMARAL
Ah, itulah, Nek !
Jaman sekarang
sudah maju…
Jauh lebih maju
dari jaman yang nenek alami…
Sekarang jaman
globalisasi…
Nenek pasti tidak
tahu apa itu globalisasi ?
NENEK
He he he … salah
kau, Cu !
Dari dulu juga
namanya sa-si-sa-si itu sudah ada …
AMARAL
( TERIAK )
Britney spears segera
hadir…
Lihat…kurang apa
saya, Nek !
Lihat…lihat…penonton
!
Saya cantik luar
dalam …
AMARAL KEMUDIAN MELENGGOK MENGITARI
KURSI. MENGITARI KEDUA BODYGUARD KHAYALANNYA. LALU AMARAL BERLARI KE DEPAN.
PASANG KUPING SEOLEH IA SEDANG MENDENGAR RIUHNYA TEPUK TANGAN. KEMBALI
MEMANDANG KE ARAH NENEKNYA.
AMARAL
Dengar…dengar !!
Gemuruhnya
sambutan dunia ?
Rrrruarrrr…biasa…
AMARAL BERDIRI ANGGUN. MENEBAR
SENYUM. SESEKALI IA MENEMPELKAN JEMARINYA KE BIBIR, KEMUDIAN MENIUPNYA KE ARAH
PENONTON. TERSENYUM GENIT.
NENEK
( SEDIH )
Kau terlalu jauh
mimpi…
Bangunlah, Cu,
hari sudah siang !!
Lihatlah…ini rumah
kita…
AMARAL TIDAK PEDULI. IA MELENGGOK
SEPERTI SEDANG BERJALAN DI ATAS CATWALK. MEMAMERKAN PAKAIANNYA. MENGITARI
BODYGUARD KHAYALANNYA BEBERAPA PUTARAN. KETIKA SUATU SAAT IA MENCUIL HIDUNG
SALAH SEORANG BODYGUARD. AMARAL TERLIHAT SEPERTI TERKEJUT.
AMARAL
Aneh…kenapa
dicolek tidak kerasa ?
Apa aku mencolek
angin ?
Mencolek bayangan
?
AMARAL MULAI MEMERIKSA KEDUA
BODYGUARD KHAYALANNYA ITU. KEMBALI IA TERTEGUN. IA TAK MERASA APA-APA. TAPI
KETIKA MEMEGANG PINGGANG SALAH SEORANG BODYGUARD, AMARAL KELIHATAN TERSENYUM.
AMARAL
Hidup…ya…hidup…
Ada kehidupan di
sana…
NENEK
( MEMEGANG TERALIS
)
Ternyata kau
memang masih waras…
Yang kau pegang
itu memang kehidupan…
He he he … maksud
nenek sumber kehidupan…
Tapi yakinlah
cucuku, ia bukan apa-apa…
Ia bukan
siapa-siapa…
Seperti juga kamu
bukan apa-apa…
dan bukan
siapa-siapa !!
AMARAL
Aduh..nenek !!
Bener-bener
membuat saya kehilangan kesabaran…
Nenek memang bukan
apa-apa dan bukan siapa-siapa…
Tapi jangan
samakan saya dengan nenek…
Ini dunia saya …
dunia angan-angan
NENEK
Kau sebenarnya
yang bikin aku kehilangan kesabaran
Dengan cara begini
kau akan disadarkan…
DARI DALAM KAMAR ITU NENEK MELEMPAR
BOTOL MINUMAN KE ARAH AMARAL. BOTOL ITU TEPAT MENGENAI TUBUH AMARAL. AMARAL
TERLIHAT MARAH. PADA KEDUA BODYGUARDNYA IA MARAH.
AMARAL
Kurang ajar !!
Apa kalian sudah
jadi robot beneran ?
Apa kalau aku
dilembar bom, kalian tetap diam ?!
Kalian kupecat !!
AMARAL MEMBUKA SYAL YANG DIPAKAINYA.
LALU SYAL ITU DIPAKAI MENUTUPI JENDELA KAMAR NENEK. BEGITU SYAL ITU DIBENTANG,
NENEK TERDENGAR BEBERAPA KALI BERSIN.
NENEK
Mana ada syal
artis besar bau apek…
Kau memang terlalu
jauh melamun, Cu !
Sayang…orang tuamu
tidak ada…
AMARAL
Jangan ungkit
masalah itu, Nek !
Aku malas
mendengar cerita itu…
Padahal dady di
Amerika !!
Mom di Prancis !!
Nenek malu anak
dan menantu sukses di negeri orang ?!
NENEK
( DARI TERALIS
TERHALANG SYAL )
Aku malu karena
punya cucu pelamun !
Buang jauh-jauh
cerita busuk itu…
Kedua orang tua
meninggal karena kecelakaan !
Tak ada di
Amerika…tidak di Prancis…
AMARAL
Dengar !! Dengar
!! Kalian dengar !!
Siapa sebenarnya
yang melamun ?
Aku atau nenekku ?
Kalian dengar
sendiri …
Nenek bilang ayah
ibuku meninggal…
Nenek tak mengenal
Prancis…tak mengenal Amerika…
Nenek kecewa tak
bisa masuk ke dunia anak-anaknya…
AMARAL TERTAWA SEBENTAR KEMUDIAN
TAMPAK SEDIH. DARI DALAM KAMAR TERDENGAR NENEK MENANGIS. PADA SAAT ITULAH SALAH
SEORANG BODYGUARD MEMBUKA KACAMATA DAN RAMBUT PALSUNYA. IA JUGA MEMBUKA JAS
SAFARINYA SEHINGGA TINGGAL KAOS OBLONG PUTIH. BODYGUARD ITU TERNYATA RIO.
AMARAL TERTEGUN MELIHAT KEJADIAN ITU. RIO TERSENYUM DAN TEPUK TANGAN.
RIO
Hebat…hebat…
Kau benar-benar
telah jadi bintang hebat…
( SINDIRAN )
Kau begitu gampang
memecat orang…
tapi tidak
apa-apa, untuk maju harus tega !!
Tega menjegal
orang lain…
AMARAL
Apa maksud semua
ini ?!
Apa Rio ?!
RIO
Penyamaran itu
penting…
Semakin sempurna
menyamar,
semakin besar
kesempatan untuk jadi besar…
AMARAL
Aku tak paham…
RIO
Tak perlu semuanya
mengerti…
Semakin banyak
mengerti,
justru semakin
membuat orang bego…
Sederhana saja !!
AMARAL
Sederhana
menghadapi hidup ?
RIO
Sederhana
menanggapi hidup…
Untuk maju kau
perlu sandaran,
menyandarlah pada
orang-orang !!
Untuk maju perlu
kesempatan,
curilah kesempatan
ketika mereka tidur !!
Untuk maju perlu
kepandaian,
pura-puralah
seperti orang pandai !!
AMARAL BELUM BEGITU KELIHATAN FAHAM.
DARI DALAM KAMAR TERDENGAR NENEK MENANGIS. SEDIH SEKALI KEDENGARANNYA. TAPI
BAIK AMARAL MAUPUN RIO, KEDUANYA TIDAK PEDULI. MEREKA TENGAH ASYIK DENGAN DUNIA
SENDIRI-SENDIRI.
RIO MERENTANGKAN TANGAN, AMARAL
MENDEKATI. KEDUANYA BERPELUKAN. LALU MENARI MELEPASKAN GEJOLAK JIWA
MASING-MASING.
AMARAL
Luar biasa…
Mas telah memberi
jalan !!
RIO
Aku tak segan jadi
jembatan
asal bisa
menghubungkan kamu ke pantai harapan…
AMARAL
Sungguh ?!
RIO
Kau bisa rasakan
sendiri selama ini !
AMARAL
Mas Rio !
RIO
Aku tidak brengsek
seperti kata nenekmu…
Aku tidak sialan
seperti kata orang-orang itu…
Aku bukan bajingan
seperti kata orang-orang suci…
Aku tidak seperti
yang tudingan wartawan-wartawan itu…
AMARAL
Jangan peduli
dengan nenek…
Jangan peduli
dengan orang-orang itu…
Kita tak ada
urusan dengan mereka !!
RIO
Siapa yang kau
perlukan ?
AMARAL
( MALU-MALU )
mas Rio tentu …
siapa yang mas Rio
perlukan ?
RIO
Kamu … pasti !
KEDUANYA SALING MENATAP. BIRAHI
MENYEMBURAT KE UBUN-UBUN. MEREKA MELENGGANG MASUK KE KAMAR SEBELAH KAMAR NENEK.
JENDELA TAK DITUTUP. PINTU KAMAR JUGA TAK DITUTUP. MEREKA MASUK KE LORONG GELAP
ITU, MEMBIARKAN NENEK DAN SEORANG BODYGUARD YANG SEJAK TADI BERDIRI DIANGGAP
KAMBING CONGEK.
SEPATU
AMARAL DILEMPAR KE TENGAH PANGGUNG. SATU PER SATU DIAMBIL BODYGUARD. SEPATU RIO
DILEMPAR KE TENGAH PANGGUNG. SATU PER SATU DIAMBIL BODYGUARD. DISIMPANNYA DI
ATAS KURSI YANG TETAP KUKUH DI TENGAH PANGGUNG. KEMEJA RIO DILEMPAR KE TENGAH
PANGGUNG. BODYGUARD TERTEGUN SEJENAK TAPI AKHIRNYA DIAMBIL DAN DISIMPAN DI ATAS
KURSI. PAKAIAN AMARAL DILEMPAR KE TENGAH PANGGUNG. BODYGUARD HANYA
GELENG-GELENG KEPALA. TAPI SEPERTI ADEGAN SEBELUMNYA, AKHIRNYA IA MENGAMBILNYA
DAN DISIMPAN DI KURSI.
BODYGUARD
Sepatu yang
membuat lupa diri…
Tak terasa
menginjak orang kecil…
Kemeja yang
membuat dia silau…
Semua telah
ditanggalkan…
Semua teronggok
tak berarti di sini…
Keduanya telah
menjadi binatang tentu…
Sama-sama
menanggalkan pakaian…
( PADA ONGGOKAN
PAKAIAN )
Kau dicipta untuk
kebaikan,
bukan untuk
membuat orang lupa diri…
Ingat itu !!
BODYGUARD MENANGGALKAN SEPATU YANG
KIRI DAN DIGANTI DENGAN SEPATU RIO. IA JUGA MENANGGALKAN SEPATU YANG KANAN DAN
DIGANTI DENGAN SEPATU AMARAL. IA JUGA MENANGGALKAN JAS SAFARI DAN DIGANTI
SEBELAH PAKAIAN RIO DAN SEBELAH PAKAIAN AMARAL. NENEK KELUAR DARI KAMAR DAN
TERTEGUN MELIHAT BODYGUARD. KACAMATA TUANYA BERKALI-KALI DIPEGANG DAN DICOPOT
SEPERTI TIDAK YAKIN DENGAN APA YANG DILIHATNYA. TAPI KETIKA BENAR-BENAR YAKIN
DENGAN APA YANG DILIHATNYA SAAT ITU, NENEK AKHIRNYA TERKEKEH.
NENEK
Tambah satu lagi
orang gila sekarang…
Kaukah telah
melupakan takdir…
BODYGUARD
Aku perlu mencoba
takdir orang lain…
Takdir sebagai
manajer artis di sisi kiriku…
Takdir sebagai
artis di sisi kananku…
NENEK
Dan takdirmu tak
kebagian tempat…
BODYGUARD
Takdirku tetap di
sini…
Di dalam dada ini,
Nek !
NENEK
Berjalanlah !
BODYGUARD
Aku tak bisa
berjalan…
Karena kaki
kananku kaki perempuan…
dan kaki kiriku
kaki laki-laki…
NENEK
Artinya kau
menolak takdir…
BODYGUARD
Bukan !!
Bukan menolak
takdir !
Tapi aku ingin
kompromi dengan takdir, Nek !
Antara perempuan
dan laki-laki pasti bisa kompromi…
Tapi kenyataannya
aku benar-benar menyesal…
Jangankan antara
perempuan dan laki-laki…
antara kaki kanan
dan kaki kiri saja sulit kompromi…
Hebat benar orang
di atas awan sana !!
NENEK
Hah…kau telah
berjalan ke atas awan ?
BODYGUARD
Aku sering
berjalan ke sana !!
NENEK
Kau lihat
orang-orang saling kompromi ?
Kau lihat kaki
kanan dan kiri kompromi ?
Kau saksikan
tangan kanan dan kiri kompromi ?
Atau sama seperti
di sini …
Sulit menerima
kompromi ketika tak jelas jatahnya !!
BODYGUARD
Aku melihat
orang-orang di atas awan sana
Semuanya
bersahaja…
Semuanya tertib
tanggung jawab…
Di jalan tak
pelanggaran lalu lintas …
Di kantor
kepolisian tak ada jual beli kesalahan…
Di pengadilan tak
ada transaksi pasal dan delik aduan…
Di parlemen tak
ada adu jotos kekuasaan…
NENEK
Tentu damai di
sana…
Semuanya serba
teratur…tertib…
BODYGUARD
Nenek tahu kenapa
di atas awan seperti itu ?
Karena tak ada
yang punya cita-cita
Tak ada lalu
lintas..
Tak ada
kepolisian…
Tak ada
pengadilan…
Dan absen yang
namanya parlemen…
NENEK
Aku tahu sekarang
…
Kalau mau tertib
lalu lintas, hilangkan lalu lintas !!
Mau bersih,
lenyapkan polisi !!
Mau adil,
hilangkan pengadilan…
Kalau mau jujur di
parlemen….hilangkan…
DARI KAMAR AMARAL TERDENGAR SUARA
TEMPAT TIDUR AMBRUK. NENEK DAN BODYGUARD SALING PANDANG.
NENEK
Roboh !
BODYGUARD
Dahsyat !
NENEK
Amblas !
BODYGUARD
Puas !
NENEK
Bencana !
BODYGUARD
Pesona !
NENEK
( MEMBENTAK )
Adzab !!
BODYGUARD
( MENAHAN NAFAS )
huh…
DARI DALAM KAMAR AMARAL MENJULURKAN
TANGAN.
AMARAL
Pakaianku !!
Sepatuku…
DARI SEBELAH TANGAN RIO
MENGGAPAI-GAPAI.
RIO
Pakaianku !!
Sepatuku !!
PAKAIAN RIO DAN AMARAL MASIH
TERONGGOK DI ATAS KURSI. TAK ADA YANG BERANI MEMEGANGNYA. KETIKA BODYGUARD
MENCOBA UNTUK MENGAMBILNYA, NENEK MENGHALANGI.
NENEK
Jangan kau sentuh
itu…
Itu api…tanganmu
akan meletup…
Jauhilah api itu…
Kau akan terbakar
nanti !!
BODYGUARD
Api !! Api !!
Aku harus
menjauhinya…
NENEK MENDEKATI KURSI ITU. IA BARU
SAJA BERUBAH PIKIRAN. NENEK MENJULURKAN TANGANNYA AKAN MENGAMBILNYA, BODYGUARD
YANG MENGHALANGI.
BODYGUARD
Jangan
sentuh itu !!
Api !! Api !
Jauhilah api itu
!!
Terbakar nanti !!
NENEK
Ya…api…aku harus
menjauhinya…
BABAK TIGA
SEBUAH RUANG
TENGAH. DI KIRI DAN KANAN TERDAPAT DUA KAMAR. SATU KAMAR AMARAL DAN SATU KAMAR
NENEK. AMARAL DUDUK DI KURSI PANJANG, MEMEGANG PERUT, WAJAHNYA TEGANG. AMARAL
SAAT ITU SEDANG HAMIL. NENEK DUDUK DI KURSI GOYANG. PANDANGAN AMARAL TERLIHAT
KOSONG. MENATAP KE ARAH TAK PASTI. SESEKALI IA MEMEGANG PERUTNYA.
AMARAL
Aku tahu
kesuksesan itu harus disongsong…
dengan tenaga dan
hati…
Aku telah
melakukan semuanya, Nek !
NENEK
( TAK ACUH )
Kau tahu caranya
tapi tidak tahu menjalankannya !!
Kau pinter tapi
tidak cerdik…
Kancil itu kecil
tapi bisa memperdaya harimau…
Kancil memang
tidak pintar tapi cerdik…
AMARAL
Nenek…
NENEK
Kau tahu
brengseknya lelaki itu…
( MELIRIK PADA
AMARAL )
aku tidak tahu
dunia,
tapi pernah
merasakan hal yang sama !!
Sudahlah !!
Tak perlu berdebat
!!
sekarang
selamatkan anakmu itu !!
AMARAL
Aib, Nek !
Tak ada yang bisa
menanggung aib !!
NENEK
Aib !!
Ya…aib !
Tapi anak itu
tetap akan tumbuh dan akhirnya lahir !!
AMARAL
( BERDIRI.
MERINGIS SEBENTAR )
Aku harus
menghentikan agar anak ini tidak terus besar !!
Aku yakin
pilihanku sekarang benar !!
AMARAL MASUK KE DALAM KAMAR. NENEK
TERSENTAK KAGET. IA BERDIRI. BERJALAN PELAN MENUJU KAMAR AMARAL. DARI PINTU
KAMAR YANG AGAK TERBUKA, AMARAL MENJULURKAN TANGANNYA YANG SEDANG MEMEGANG
PISAU. MELIHAT KILAU PISAU, NENEK TERLIHAT KAGET DAN HAMPIR TERIAK.
AMARAL MENARIK TANGANNYA. KINI
KEPALA YANG TERJULUR DARI PINTU KAMAR ITU. MELIHAT NENEK YANG MASIH BENGONG.
MELIHAT KE SEKELILINGNYA. AMARAL MASUK LAGI DAN TERDENGAR BICARA DARI DALAM
KAMAR.
AMARAL
Nenek pasti tahu
apa yang akan aku lakukan…
Nenek telah banyak
makan asam garam
Pasti tahu apa yang
kupilih !!
NENEK
Tidak…aku tidak
tahu !
Aku tidak paham,
Cu !
Aku tidak mau
mereka-reka…
Juga tentang pisau
itu !!
AMARAL
Aku tak sanggup,
Nek !
NENEK
Jangan !!
Percayalah…kasih
Allah seluas samudera…
bahkan ditambah
samudera lain…
samudera yang lain
lagi…
AMARAL
Aku tak perlu
samudera, Nek !
Aku perlu
bagaimana menutup aib ini !!
NENEK MENUBRUK PINTU KAMAR. TAK
TERDENGAR APA-APA. HENING. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN AMARAL DAN NENEK KELUAR DARI
KAMAR. PERGELANGAN TANGAN AMARAL DIPERBAN. NENEK MEMEGANG PISAU ITU. KEDUANYA
KEMUDIAN DUDUK. TAK BICARA. AMARAL MERINGIS MELIHAT LUKA DI PERGELANGAN DAN
NENEK MERINGIS MELIHAT PISAU.
NENEK
Beruntung pisau
itu tumpul…
Kalau tidak,
nadimu pasti putus !!
AMARAL
Beruntung ada
nenek !!
Kalau tidak, pasti
bukan pisau yang aku pakai…
NENEK
Kematian bukan
penyelesaian…
Kematian bukan
akhir dari masalah…
Kematian justru
awal dari masalah…
AMARAL
Kematian memang
awal masalah…
Tapi masalah yang
belum aku tahu…
Sementara hidup
jelas awal masalah…
Dari masalah yang
telah tahu akibatnya …
Itulah kenapa aku
memilih kematian !!
AMARAL BERJALAN KE DEPAN. BEBERAPA
LANGKAH LALU BERHENTI. IA SEPERTI SEDANG MENDENGAR SESUATU. AMARAL TERUS
MEMASANG KUPINGNYA. IA YAKIN AKAN APA YANG SEDANG DIDENGARNYA. AMARAL SEDANG
MENDENGAR SUARA RIO YANG MEMBAWA KEMATIAN.
AMARAL
Rio…kaukah
itu ?
Kenapa kau hitam
sayang ?
Kaukah bersama
malaikat maut itu heh ?
Hitam…kau hitam
sayang …
NENEK
Dari dulu dia
hitam…
Hanya mata kamu
rabun ayam…
Hitam dibilang
putih…
Mana mungkin hitam
bisa disebut putih…
Antara hitam dan
putih punya suara sendiri-sendiri !!
Punya nuansa
sendiri-sendiri !!
AMARAL
( TAK PEDULI )
Rio…hitamkan yang
kau bawa ?!
NENEK
Sayang kau selalu
menggunakan warna orang lain !!
Aku benar-benar
kecewa…
jangan-jangan anak
muda sekarang
selalu senang
dengan warna orang lain !!
Ah…Cu…cu…terlalu
jauh kau bercermin pada orang !!
AMARAL TERUS MELANGKAH. DI DEPAN
PANGGUNG IA BERHENTI. MENATAP KE ARAH PENONTON. IA MULAI BICARA SENDIRI SEOLAH
SEDANG BICARA DENGAN ORANG LAIN. ENTAH SIAPA. DAN ENTAH KENAPA IA BICARA
SEPERTI ITU. PANGGUNG SEMAKIN GELAP HINGGA MENGABURKAN WARNA NENEK. KINI HANYA
AMARAL YANG DOMINAN TEROMBANG-AMBING KEBIMBANGAN.
AMARAL
Mendekat…mendekatlah,
Rio !
Lihat…lihat ke
sini !!
Tadi aku akan
mengakhiri hidup ini !!
Padahal di perutku
ada janin yang mulai hidup….
Ah…kau tak paham
bagaimana kegundahanku sekarang…
Tidak…kau tidak
cukup pintar !!
Kau menghancurkan
harapan !!
( SEDIH. MEMEGANG
SELENDANG PUTIH YANG TERSAMPIR DI PUNDAK )
Selendang ini !!
Kau ingat
selendang putih ini ?
Aku membawanya
agar kau datang !!
Bukankah kau
selalu amarah ingin melenyepkan putih ini ?!
Kau ingat itu Rio
?
Ayo ambil Rio !!
Ambil…ambil putih
ini !!
Tak ada nenek di
sini !! tak ada siapa-siapa !!
Ambil !! Ambil
segera !!
( TERTAWA
TERBAHAK-BAHAK. BERHENTI. MELANGKAH PELAN. LALU DUDUK DAN MULAI MENANGIS )
Hitam….putih…
Hitamku
…putihmu…putihku…hitammu…
Dimana
hitamku…dimana hitammu…
Dimana
putihku….dimana putihmu…
Putih….hitam…
Putihku…hitamku…dingin…
Angin…dimana
hitamku…dimana putihku…
RIO
Hitammu
disini…bukan itu…bukan disana…
Lihat…pandang…tatap…
Hitammu
di sini…Amaral !
NENEK
Itu
bukan hitam, Cu !
Itu
abu-abu…abu bukan hitam…karena ada putih di sana…
Abu-abu
bukan putih…
Oh…(
TERKEKEH ) abu-abu bikin bingung kamu, Cu ?
Tidak…jangan
bingung !
Pandanglah
abu-abu itu dengan ini …
AMARAL
MENATAP GAMANG KE ARAH SUARA TANPA WUJUD ITU. IA BERDIRI. GONTAI. MELANGKAH
PELAN. MENYEKA AIR MATA. SELENDANG YANG ADA DI LEHERNYA KEMUDIAN DILILITKAN,
LALU KEDUA UJUNGNYA IA TARIK KE ARAH YANG BERLAWANAN. AMARAL TERLIHAT MULAI
SULIT BERNAPAS. PADA SAAT ITULAH SEOLAH-OLAH ADA KEKUATAN BESAR YANG INGIN
MELEPASKAN LILITAN SELENDANG ITU MEMBUAT AMARAL TEROMBANG-AMBING. AMARAL
BERLARI KE SANA KE MARI DITARIK KEKUATAN ITU. IA SESEKALI TAMPAK BERPUTAR DI
TENGAH PANGGUNG, KADANG KE KIRI DAN KADANG KE KANAN. GERAKAN-GERAKAN ITU
SEPERTI SEDANG MENARI, MELIUK-LIUK LAKSANA ULAR KOBRA MENDENGAR SERULING
PAWANG. LAMA IA MELIUK-LIUK SAMPAI AKHIRNYA KEHABISAN NAPAS DAN BERHENTI. CAHAYA PANGGUNG MULAI TERANG
SEHINGGA JELAS SOSOK AMARAL YANG TERDUDUK LESU.
DARI ARAH YANG BERLAWANAN DATANG RIO
DAN NENEK. KEDUANYA SALING PANDANG PENUH KEBENCIAN. LALU KEDUANYA PULA MELIHAT
AMARAL YANG TERDUDUK LESU. NENEK MULAI TERPANCING AMARAHNYA.
NENEK
Pembunuh !
Bajingan !
Bangsat tengik !
Cecunguk !
Amburadul…sampah !
Busuk !!
RIO
Kutu busuk !
Tua banga !!
Pembunuh !!
Kau cecunguk !!
Kau tengik !!
Sampah !!
( MELUDAH ) puih !
NENEK
Terkutuk kau, Rio
!
RIO
Terkutuk kau tua
bangka !
NENEK
Heh…sompret,
kenapa kau ikut-ikutan ?
RIO
Karena kau biang
keladinya…
NENEK
Kau yang
menghancurkan cucuku, sompret !
RIO
Tapi kau yang
kesatu menghancurkan pacarku !
Seharusnya kau
urus liang lahat…
Ukur jangan sampai
terlalu longgar…
Bumi ini akan
menolak jika kau minta kubur terlalu longgar !!
NENEK
Hei…kenapa kau
urus masalah kubur segala heh ?
RIO
Karena kau yang
sengaja minta dikubur !!
Orang yang suka
mengubur keinginan orang lain,
memang selayaknya
dikubur !!
NENEK
Lancang kau tengik
!
Kau apakan cucuku
itu ?
RIO
Kau yang harus
jawab !!
Kau apakan pacarku
itu heh ?
KEDUANYA DIAM. TERENGAH-ENGAH DAN
SEPERTI KEHABISAN KATA-KATA. NENEK DAN RIO BERBARENGAN MENATAP AMARAL YANG
MASIH TERDUDUK LESU.
NENEK
Kenapa kau diam ?
RIO
Kau sendiri kenapa
?
NENEK
Aku capek…bengekku
kambuh !
RIO
Sama…aku juga
capek !
RIO MEMBOPONG AMARAL DIBAWA MASUK KE
KAMAR. TAPI DI PINTU KAMAR NENEK MALAH MENGHALANGI.
NENEK
Langkahi dulu
mayatku…
RIO
Tak sudi…bisa-bisa
aku impoten !!
Minggir atau aku
kasih kentut !
NENEK MENUTUP HIDUNG DAN MULAI
BATUK-BATUK.
RIO
Baru kentut
bohongan sudah panik…
NENEK
( BICARA PADA
PENONTON )
Dasar busuk !
Masih hidup saja
sudah bau busuk…
Apalagi kalau
sudah mati !!
Jangan-jangan akan
tercium sampai Amerika…
RIO
Hei…tua bangka
hentikan omonganmu !!
Nanti kalau
Amerika kentut, kau bisa celaka !!
Nasibmu bisa lebih
parah dari Saddam Husein !!
NENEK
Tuh kan…kentut
lagi !!
Aku mual tahu…
RIO
Itu baru
ngomong…kentutnya belum
NENEK
Cih…pantas cucuku
hamil…
Sering kena kentut
kau rupanya…
RIO KELUAR DARI
KAMAR AMARAL. IA TERSENYUM MANIS PADA NENEK. NENEK TERLIHAT KAGET DAN LANGSUNG
GEMETARAN.
RIO
Kenapa kita tidak
membentuk koalisi …
Kita bikin poros
penyelamat amaral…
Kalau nenek
setuju,
kita bisa kompromi
bagi-bagi kentut !!
atau kita
bagi-bagi kursi….
NENEK
Aku tak butuh kentut
…kursi goyangku masih cukup kuat…
RIO
Oke…kita bagi-bagi
kursi goyang…bagaimana ?
NENEK
Heh…apa maksudmu
tengik ?!
RIO
Kita kompromi
saja…kita selamatkan Amaral…
Nenek akui saja,
Amaral itu hamil sama nenek…
NENEK
Apa bisa ?
RIO
Namanya juga kompromi,
apa sih yang nggak
bisa, Nek ?
RIO
MENGGANDENG NENEK LALU DISURUHNYA DUDUK DI KURSI GOYANG. KURSI ITU
DIGOYANG-GOYANGKAN OLEH RIO. MULA-MULA PELAN, MAKIN LAMA MAKIN KENCANG. PADA
SATU KESEMPATAN DENGAN SELENDANG PUTIH, RIO MENJERAT LEHER NENEK. NENEK
TERLIHAT KELOJOTAN. LALU DIAM. TAPI KURSI GOYANG ITU MASIH TERUS BERGOYANG.
*BABAK EMPAT
PANGGUNG
ADALAH SEBUAH JALAN CUKUP RAMAI. DARI SATU ARAH MUNCUL AMARAL BERSAMA SEORANG
ANAK KECIL, PUTRI (ANAKNYA). DI DEPAN BEBERAPA ORANG YANG SEDANG NONGKRONG,
AMARAL MENARI DENGAN GEMULAI. MUSIK PENGIRINGNYA DARI MULUT PUTRI. SELESAI
MENARI, AMARAL MENYODORKAN KALENG BEKAS SUSU. BEBERAPA ORANG MEMASUKAN UANG
RECEHAN KE DALAM KALENG ITU. AMARAL MENGANGGUK DAN TERSENYUM BAHAGIA. PADA
SALAH SATU SUDUT PANGGUNG, KOTAK RAKSASA HITAM PUTIH TERONGGOK TANPA
DIPEDULIKAN ORANG-ORANG.
DI SUDUT PANGGUNG, AMARAL DUDUK
BERSAMA PUTRI. IA MULAI CERITA TENTANG KEBAIKAN DAN KEBEJATAN ORANG-ORANG.
AMARAL
Kau tahu
orang-orang itu, Nak ?
Kemarin ketika
matahari di atas,
mereka adalah para
pengagum ibu !!
Mereka itu siap
menjilati keringat ibu !!
PUTRI
Ih…jorok…
Apa mereka tidak
makan ?!
AMARAL
Makan…mereka
makan…
Tapi tidak dengan
mulut-mulutnya…
PUTRI
Kok gitu, Bu !
AMARAL
Mereka makan tidak
dengan mulut-mulutnya…
Mereka makan
dengan pantat-pantatnya…
Kau pasti
bingung…tapi sudahlah,
tugas seorang ibu
memang menyampaikan segala sesuatu
yang membingungkan
anaknya…
nenek juga dulu
begitu pada ibu…
Buyutmu juga sama
saja…bahkan lebih membingungkan lagi !!
PUTRI
Apa pantat
orang-orang itu ada giginya ?
AMARAL
Tidak ! Tentu saja
tidak ada !
PUTRI
Bagaimana mereka
makan ?
AMARAL
Mereka akan
memaksa memasukannya …
Mereka memang
sering memaksakan kehendaknya…
Mereka akan
memakan apa saja…
Memakan siapa saja
!!
PUTRI
Memakan ibu ?
AMARAL
Ya ! hampir saja…
Hampir saja ibu
mereka makan juga…
Beruntung ibu
punya benteng yang kokoh…
Ayahmu…Rio namanya
!
( MENERAWANG JAUH
)
Dia lelaki tampan
juga gagah…
Selalu melindungi
ibu dari kerakusan orang-orang itu !!
PUTRI
Ayah hebat !!
AMARAL
Ayahmu memang
hebat…
Jauh lebih hebat
dari Superman…apalagi Gatotkoco..
PUTRI
Ayah bisa terbang
?
AMARAL
Tentu, sayang !
Ayahmu bisa terbang…
PUTRI
Ayah punya sayap ?
AMARAL
Tidak !
PUTRI
Kok nggak punya
sayap bisa terbang ?!
AMARAL
Ia terbang dengan
uangnya…
Ia terbang dengan
jabatannya…
Ia terbang dengan
ambisinya…
Bahkan dengan
pikiran-pikirannya…
PUTRI
Ibu ngawur !!
AMARAL
( TERSENTAK KAGET
)
apa benar ibu
bicara ngawur ?
PUTRI MENGANGGUK. MENDEKATI KOTAK
RAKSASA YANG TERONGGOK DI SUDUT LAIN. ANAK ITU MENCOBA UNTUK MENAIKINYA, TAPI
TIDAK BERHASIL. IA MENGAJAK IBUNYA UNTUK MENAIKI KOTAK RAKSASA ITU. AMARAL
SEPERTI MULAI TERSADARKAN DENGAN KEHADIRAN KOTAK ITU. KOTAK YANG PERNAH
MELAMBUNGKAN FANTASINYA.
AMARAL
Jangan kau naiki
kotak ini, sayang !
Kotak ini terlalu
tinggi…
Tak bisa kau
jangkau sendiri !!
PUTRI
Ibu pernah naik
kotak ini ?
AMARAL
( TERSENYUM PAHIT
)
Ya…ya…dulu ibu
pernah menaiki kotak ini…
Ibu juga pernah
merasakan jatuh dari kotak ini…
( SEDIH. MENGUSAP
AIR MATA )
PUTRI
Ibu nangis ?
Kata ibu jangan
pernah menangis…
Kata ibu menangis
itu bodoh !!
Kata
ibu…menangislah kalau menghadapi kematian…
Siapa yang akan
mati sekarang, Bu ?
AMARAL
( TERSENTAK KAGET
)
Ibu tidak
menangis…
Ibu hanya ingat
Buyutmu… ibu juga ingat ayahmu…
PUTRI
Apa uyut naik
kotak ini, Bu ?
SEORANG LELAKI
Buyutmu tentu
tidak pernah menaiki kotak ini, Nak !
Tapi ia seperti
ditulis sejarah…
Pernah melarang
ibumu menaiki kotak ini…
Inilah kotak
raksasa… kotak fantasi…
Yang hanya akan
membuat gila siapa saja yang menaikinya…
AMARAL
( MEMBENTAK )
Jangan
hancurkan anakku !
SEORANG LELAKI
Tidak mungkin,
Nyonya !
Karena saya adalah
tanah di sini …
Tanah yang pernah
menyaksikan bagaimana anda dulu…
Demikian mabuk
kesuksesan…
Demikian mabuk
kehormatan…
Demikian mabuk
kekayaan…prestasi…pujian…dan…
AMARAL
Cukup !
PUTRI
( KAGET DAN HAMPIR
MENANGIS )
Orang gila ya, Bu
?!
AMARAL
Ya, dia memang
gila !
Ayo kita
menyingkir dari sini…
PUTRI
Ayo, Bu ! kita
menyingkir…
Ibu menari
lagi…dan Putri main musik lagi…
AMARAL
MENJAUHI KOTAK RAKSASA DAN LELAKI MISTERIUS ITU, TAPI ENTAH KENAPA KAKINYA
SEPERTI TERPATOK. TAK BISA MELANGKAH. PUTRI TAMPAK KAGET DAN TERUS MEMAKSA AGAR
AMARAL MENINGGALKAN TEMPAT ITU. LELAKI MISTERIUS ITU HANYA TERSENYUM PAHIT.
PUTRI
Ayo, Bu !
Ibu harus nari…
nari, Bu !
AMARAL
Sebentar sayang…
ibu tidak bisa melangkah…
SEORANG LELAKI
Kau tak mungkin
meninggalkan tempat ini…
Tanah ini adalah
saksi…
Bagaimana kau
terbius fantasimu…
Kau tak mungkin
meninggalkan tempat ini…
Tanah ini adalah
saksi…
Bagaimana kau
tergila-gila kehidupan orang lain…
PUTRI
Lari ibu… ayo lari
!
AMARAL
Tidak bisa sayang…
PUTRI
Menari… ayo ibu
menari…
Aku yang main
musik….
PUTRI MAIN MUSIK DENGAN MULUTNYA.
AMARAL MULAI MENARI. TAPI ENTAH KENAPA TARIANNYA TIDAK LUWES. TARI ITU
PATAH-PATAH SEPERTI GERAKAN ROBOT. KAKU DAN MENYEBALKAN. LELAKI MISTERIUS ITU
LAGI-LAGI TERSENYUM.
SEORANG LELAKI
Kau tak bisa
menari…
Karena dulu kau
pernah menghina tarian…
Kau sering
menelantarkan tarian…
Kau anggap tarian
adalah tiket masuk…
Ke dunia gemerlap
dan erotis…
Kau telah
menelantarkan tarian…
Sekarang rasakan
bagaimana tarian mengutukmu !!
PUTRI TERUS MAIN MUSIK DAN AMARAL
TERUS MENARI PATAH-PATAH. KEDUANYA TERUS MELAKUKAN ITU TANPA LELAH DAN TANPA
MEMPEDULIKAN LAGI ORANG-ORANG DI SEKITARNYA YANG MULAI MENCIBIR. BEBERAPA ORANG
BAHKAN ADA YANG MELEMPARNYA DENGAN BEKAS MAKANAN DAN KOTORAN.
PUTRI
Lapar…Bu, lapar !
AMARAL
Sebentar
sayang…tugas kita belum selesai…
Ayo…musiknya mana…
Ibu akan menari
terus…
PUTRI
Lapar…lapar…
AMARAL
Lapar ? apa itu
lapar sayang ?
Ibu tidak pernah
merasakannya…
PUTRI
BENGONG DAN MENATAP TAJAM KE AMARAL. LELAKI MISTERIUS ITU LALU MEMBERI ISYARAT
AGAR PUTRI MENDEKATI KOTAK RAKSASA.
AMARAL
Buyutmu dulu tidak
pernah mengajarkan ibu lapar…
Buyutmu hanya
mengajari bagaimana kita memberi orang lapar…
Buyutmu memang
hebat…
PUTRI
Hebat seperti
ayah, Bu ?
AMARAL
Ya, hebat seperti
ayah !
PUTRI BENAR-BENAR MENDEKATI KOTAK
RAKSASA ITU TAPI TIDAK BERHASIL. LAGI-LAGI IA JATUH. AMARAL BERHENTI MENARI.
MEMEGANG PUTRI AGAR MENAIKI KOTAK ITU. PUTRI SEKARANG TELAH MENAIKI KOTAK ITU.
IA TAMPAK SUKACITA. ANAK ITU BAHKAN MENARI-NARI. PADA SAAT PUTRI MENARI ITULAH DARI DALAM KOTAK
TERDENGAR ADA SUARA. PUTRI LONCAT MEMBURU AMARAL.
PUTRI
Takut…Putri takut…
SEORANG LELAKI
Ada yang tidak
beres dengan kotak ini…
Awas… awas… kalian
menyingkir !!
Jangan-jangan ada
bom waktu !!
AMARAL
Bom ? awww…bom…bom
!!
Ke sini sayang…
ada bom…
Bom…!
( BERPIKIR
MENGINGAT SESUATU. IA TERINGAT UCAPAN NENEK KETIKA IA SEDANG BICARA DENGAN RIO
)
Bom ? apa kentut ?
SEORANG LELAKI
Tenang…sabar…kalian
harus bisa menjaga diri !
Percayalah…selama
ada saya,
semua aman dan
terkendali !
PUTRI
Bom ?
Bom itu apa, Bu ?
Bom itu manis apa pahit ?
AMARAL
Bom itu…ya…bom itu
seperti tangan raksasa…
Akan merenggut
siapa saja yang lemah…
Bom itu…
Ah…sudahlah !
Nanti kalau kau
besar, akan tahu apa itu bom !
PUTRI HANYA DIAM. BENGONG. BAHKAN
TERLIHAT IA MULAI FRUSTASI. IA MENDEKATI KOTAK ITU LAGI, TAPI CEPAT-CEPAT
DILARANG OLEH LELAKI MISTERIUS ITU.
SEORANG LELAKI
Lihat…ada yang
bergerak di dalam kotak ini !
Ada kehidupan…
AMARAL
Bukalah !
SEORANG LELAKI
Ya…saya harus
membukanya !
Satu…dua…
Apa saya harus
membuka ini ?
Kalau ini bom
waktu…saya pasti korban pertama…
( BERPIKIR )
tapi nggak
apa-apa…kesempatan untuk jadi pahlawan,
tak pernah datang
dua kali…
kalau ini bom
waktu dan saya mati…
tolong beritahukan
pada tukang ketupat di sudut gang ini…
saya sudah dua
kali belum bayar…
makan kerupuk
tiga, tak pernah saya hitung…
LELAKI MISTERIUS ITU MULAI MEMBUKA
TALI KOTAK RAKSASA ITU, KEMUDIAN BUNGKUSNA DIBUKA SATU PERSATU. LALU TUTUP
KOTAK ITU DIBUKA. ADA YANG MENGEPUL DARI DALAM KOTAK.
SEORANG LELAKI
Kurang ajar…
ternyata bukan bom…
Ini hanya kotak
kentut…
Kau benar… ini
bukan bom tapi kentut…
AMARAL
( MENENGOK KE
DALAM KOTAK. IA KAGET )
ada orang… ada
orang…
lihat… ada orang…
LELAKI MISTERIUS ITU MEMERIKSA
SEMENTARA AMARAL MENJAUH DAN MENGGENDONG PUTRI. LELAKI MISTERIUS ITU MENDENGUS
KARENA MENCIUM BAU YANG TAK SEDAP.
SEORANG LELAKI
Sialan ! sudah
mati masih kentut…
( BERPIKIR )
oh…bukan…bukan
kentut…
ia memang sudah
mati !
yang saya cium
tadi…oh alah…bau bangkai !
ya…benar…bau
bangkai !!
AMARAL
Bangkai ?!
PUTRI
Bangkai itu apa,
Bu ?
AMARAL
Bangkai
itu…bau…ya…bau !
LELAKI MISTERIUS ITU MULAI MENGGOYANG-GOYANG
TUBUH KAKU ITU. DILUAR DUGAAN MAYAT ITU BANGKIT. AMARAL MEMEKIK KAGET KARENA
TERNYATA YANG DI DALAM KOTAK ITU NENEK. NENEK KELUAR DARI KOTAK, SEMENTARA
LELAKI MISTERIUS MENJAUH KETAKUTAN.
AMARAL
Nek…nenek ?
nenekkah itu ?
Ah, ternyata nenek
masih bisa senyum…
Tapi apakah nenek
hidup atau mati ?
SEORANG LELAKI
Dia telah mati…
Aku mencium bau
bangkai tadi…
Dia itu pasti
arwah penasaran…
NENEK
Aku bukan arwah
penasaran…
Tapi jasad dan
jiwa penasaran !!
Karena belum
tuntas bicara pada cucu dan cicitku !!
AMARAL
Nenek…?
NENEK
Kau tak perlu
kaget…
Sejarah telah
menuliskan semuanya dengan baik…
Perjalanan kau
juga telah dituliskannya…
Ketika kau punya
anak…ngamen…makan…
Juga telah dengan
baik dituliskannya…
Percayalah !
AMARAL
Apa maksud nenek ?
NENEK
Aku hanya ingin
mengatakan …
Apa yang aku
katakan dulu adalah kebenaran…
Riomu memang
brengsek…
Sepanjang hidupnya
terus brengsek !!
Sepertinya dia
dilahirkan untuk brengsek !!
AMARAL
Sudahlah, Nek !
Rio itu
suamiku…bapak cicit nenek ini !!
PUTRI
Uyut, Bu ?!
Uyut bau kentut,
Bu ?
AMARAL
Ya…karena uyut
sudah tua…
PUTRI
Apa semua yang tua
bau kentut ?
NENEK
Tidak !
Tidak semua orang
tua bau kentut !!
PUTRI BERLARI KE ARAH NENEK. AMARAL
YANG MENCEGAH TIDAK BISA MENGHALANGI. LELAKI MISTERIUS JUGA TAK BISA BERBUAT
APA-APA. NENEK KEMUDIAN MENGGENDONG PUTRI. IA MULAI CERITA TENTANG KEHIDUPAN
AMARAL TANPA MEMPEDULIKAN AMARAL SENDIRI.
NENEK
Ibumu itu terlalu
egois…
Ia selalu
menganggap benar sendiri…
Padahal kebenaran
itu milik semua !!
Milik bersama !!
PUTRI
Uyut masih batu
kentut !!
NENEK
( TAK PEDULI DAN
TERUS BICARA )
Kebenaran ada
dimana-mana…
Tidak boleh
dikuasi oleh seseorang !!
Kalau saja ia
tidak egois, tentu akan jadi lain ceritanya…
Bapakmu juga
sama-sama egois…
Bahkan brengsek !!
PUTRI
Huh…bau !!
NENEK
( TIDAK PEDULI DAN
TERUS BICARA. TAK BISA DIREM )
Ia tidak saja
membuat ibumu senewen…
Tapi telah
berhasil membuat malu sepanjang masa !!
Kau tau, Nak,
ibumu pernah mau bunuh diri !!
Ia kira dengan
bunuh diri semua urusan akan selesai…
Tapi sudahlah…kau
jangan seperti ibumu…
Pandanglah dunia
dengan bijaksana !!
Minumlah jamu
setiap saat kau merasa perlu
Jangan minum
sirup…
PUTRI
Mau sirup, Bu !!
NENEK
( TERSENYUM PAHIT
)
Minum sirup itu
manis sekarang !!
Enak sekarang !!
Tapi bisa membuat
kamu mencret…
Tapi jamu…pahit
sekarang…
Tapi bisa membuat
kamu sehat !!
Paham kau ?
PUTRI
MENGGELENG BAHKAN MEMAKSA UNTUK TURUN. AMARAL TERTUNDUK MALU. IA SEPERTI SEDANG
MELIHAT DIRINYA DI CERMIN. AMARAL KEMUDIAN MULAI BANGKIT, MENATAP KE ARAH TAK
TERBATAS. IA MULAI MENARI. ANEHNYA KINI BISA LUWES SEPERTI SEDIA KALA. AMARAL TERTERLIHAT KAGET TAPI IA TERUS
MENARI. PUTRI MULAI BERMAIN MUSIK DENGAN MULUTNYA.
NENEK MEMPERHATIKAN DENGAN SENYUM.
LALU IA MELIHAT KE ARAH LELAKI MISTERIUS ITU. KEDUANYA SALING MENATAP SEPERTI
DUA SAHABAT YANG TELAH LAMA BERPISAH.
NENEK
Tugas kamu sudah
selesai !
Sekarang
kembalilah !
SEORANG LELAKI
Kembali ke mana ?
Aku tak tahu jalan
kembali…
NENEK
Kemarilah !
LELAKI MISTERIUS ITU LALU MENDEKATI
NENEK. KEDUANYA SALING MENATAP. LALU MENDEKAT DAN SEMAKIN MENDEKAT. LELAKI
MISTERIUS ITU TIBA-TIBA HILANG DARI PANDANGAN DAN NENEK LANGSUNG AMBRUK. IA
BENAR-BENAR MATI SEKARANG. MELIHAT KEJADIAN ITU AMARAL TIDAK PEDULI. IA TERUS
MENARI SEMENTARA PUTRI TERUS BERMAIN MUSIK DENGAN MULUT.
**
Belum ada tanggapan untuk "Contoh Naskah Drama Lengkap Bagian Dua"
Posting Komentar