Hubungan Masyarakat Dan Agama
Telah kita ketahui Indonesia memiliki banyak sekali budaya dan adat istiadat yang juga berhubungan dengan masyarakat dan agama. Dari berbagai budaya yang ada di Indonesia dapat dikaitkan hubungannya dengan agama dan masyarakat dalam melestraikan budaya.Sebagai contoh budaya Ngaben yang merupakan upacara kematian bagi umat hindu Bali yang sampai sekarang masih terjaga kelestariannya.
Hal ini membuktikan bahwa agama mempunyai hubungan yang erat dengan budaya sebagai patokan utama dari masyarakat untuk selalu menjalankan perintah agama dan melestarikan kebudayaannya. Selain itu masyarakat juga turut mempunyai andil yang besar dalam melestarikan budaya, karena masyarakatlah yang menjalankan semua perintah agama dan ikut menjaga budaya agar tetap terpelihara. Selain itu ada juga hubungan lainnya,yaitu menjaga tatanan kehidupan.Maksudnya hubungan agama dalam kehidupan jika dipadukan dengan budaya dan masyarakat akan membentuk kehidupan yang harmonis,karena ketiganya mempunyai keterkaitan yang erat satu sama lain.
Sebagai contoh jika kita rajin beribadah dengan baik dan taat dengan peraturan yang ada,hati dan pikiran kita pasti akan tenang dan dengan itu kita dapat membuat keadaan menjadi lebih baik seperti memelihara dan menjaga budaya kita agar tidak diakui oleh negara lain. Namun sekarang ini agamanya hanyalah sebagai symbol seseorang saja. Dalam artian seseorang hanya memeluk agama, namun tidak menjalankan segala perintah agama tersebut. Dan di Indonesia mulai banyak kepercayaan-kepercayaan baru yang datang dan mulai mengajak/mendoktrin masyarakat Indonesia agar memeluk agama tersebut. Dari banyaknya kepercayaan-kepercayaan baru yang ada di Indonesia, diharapkan pemerintah mampu menanggulangi masalah tersebut agar masyarakat tidak tersesaat di jalannya. Dan di harapkan masyarakat Indonesia dapat hidup harmonis, tentram, dan damai antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya.
Tipe-Tipe Kaitan Agama dalam Masyarakat
Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954) :
a. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral.
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyrakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya :
· Agama memasukkan pengaruhnya yang sacral ke dalam system nilai masyarakat secra mutlak.
· Dalam keadaan lain selain keluarga relatif belum berkembang, agama jelas menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan dari masyarakat secara keseluruhan.
b. Masyarakat praindustri yang sedang berkembang.
Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi darpada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada system nilai dalam tiap mayarakat ini, tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sacral dan yang sekular itu sedikit-banyaknya masih dapat dibedakan.
Masyarakat Beradap dan Sejahtera
Setiap orang memerlukan hidup masyarakat atau hidup bersama dengan orang lain, dan kehidupan itu adalah kehidupan yang berada dalam kedamaian, berdamai dengan Allah berdamai dengan sesame manusia dan berdamai dengan alam.Dengan perdamaian tersebut maka arah dan tujuan hidup akan menjadi jelas dan bermakna. Keadilan adalah merupakan bagian dari isi alkitab. Dengan keadilan maka setiap orang akan menerima apa yang seharusnya diterima.
Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradap dan Sejahtera
Agar masyarakat beradap dan sejahtera dapat terwujud, maka seluruh umat beragama harus berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan cara:
Ø Mendoakan bangsa, masyarakat dan pemerintah
Rasul paulus dalam surat nya kepada timoteus berkata “pertama-pertama aku menasihatkan: naikkanlah permohonan doa dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar agar kita hidup tenang dan tentram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan berkenan kepada Allah, juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang selamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran” (timoteus 2:1-4).
Ø Taat akan hukum dan peraturan yang berlaku
Hidup dengan taat terhadap hukum yang berlaku adalah penjabaran dari prinsip hidup kristiani. Ketaatan kepada hukum dan peraturan yang berlaku di masyarakat tidak boleh bertentangan dengan ketaatan kita terhadap Tuhan Allah. Tuhan Allah lah yang menjadi dasar atau patokan terhadap segala macam peraturan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Hukum dan peraturan yang benar adalah hukum dan peraturan yang tidak menyimpang dari rencana dan kehendak Allah.
Ø Menyatakan Yang Sebenarnya
Konsep ketaatan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku adalah kebenaran.
Yang benar adalah bersumber dari kebenaran. Kebenaran adalah firman Allah.
Ø Menjauhkan Sikap Mental Negatif
Sikap mental yang negtif ini tampak dalam kesombongan religious, dan lebih khusus disebut dengan sombong rohani. Sikap tersebut muncul adalah sebagai akibat dari timbulnya prasangka bahwa hanya ajaran agamanya atau aliran yang dianutnya saja yang yang benar sementara yang lainnya dianggap salah atau kafir.
Ø Menjauhkan Sikap yang Menonjolkan Kelompok Mayoritas dan Minoritas
Didalam kehidupan beragama, sering timbul sikap merasa lebih berkuasa karena penganut agama itu lebih besar/banyak (mayoritas) sehingga mereka merasa bahwa yang layak diperhitungkan atau difasilitasi hanyalah keompok mayoritas. Penganut yang mayoritas lebih layak mendapkan hak-hak istimewa dibanding dengan kelompok minoritas.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "MASYARAKAT MENURUT ALKITAB"
Posting Komentar