1.Tentukan pelarut dan zat terlarut dalam larutan alkohol
25% dan 75%?
Jawab:
a. Dalam larutan alkohol 25% misalnya terdapat 100 gram
larutan alkohol.
Zat terlarut = 25 % x 100 gram = 25 gram (alkohol)
Zat pelarut = 75% x 100 gram = 75 gram ( air)
b. Dalam larutan alkohol 75% misalnya terdapat 100 gram
larutan alkohol.
Zat terlarut = 25% x 100 gram = 25 gram (air)
Zat pelarut = 75% x 100gram = 75 gram (alkohol)
Jadi,
untuk larutan cair maka pelarutnya adalah volume terbesar.
2.
Hitung jumlah perak nitrat AgNO3 yang diperlukan untuk membuat 0,500
dm3 larutan 0,150 mol.dm-3, asumsikan massa molar AgNO3
adalah 170 g mol-1.
Jawab
Bila jumlah perak nitrat
yang diperlukan x g, x = [170 g mol-1 x 0,500 (dm3) x
0,150 (mol dm-3)]/[1 (dm3) x 1 (dm3)]
x = 12,8 mg.
3. Tekanan uap cairan A dan B adalah
15 Torr dan 40 Torr pada 25°C. tentukan tekanan uap larutan ideal yang terdiri
atas 1 mol A dan 5 mol of B.
Jawab
pA
= pA0 xA = 15 x (1/6) = 2,5 Torr
pB
= pB0 xB = 40 x (5/6) = 33,3 Torr P = pA
+ pB = 35,8 Torr
4. Larutan dalam air terdiri atas 100
g H2O dan 5,12 g zat A (yang massa
molekulnya tidak diketahui) membeku pada -0,280°C. Dengan menggunakan data di
Tabel 7.3, tentukan massa
molar A.
Jawab
Massa molar A andaikan M. Dengan
menggunakan persamaan 7.7, M dapat ditentukan dengan
0,280
= Kf x (m/M) x (1/W) = 1,86 x (5,12/M) x (1/0,11)
M = 340 g mol-1.
5. Tekanan osmosis larutan 60,0 g zat
A dalam 1,00 dm3 air adalah 4,31 x 105 Nm–2.
Tentukan massa
molekul A.
Jawab
Dengan
menggunakan hubungan πV = nRT
4,31
x 105 (N m-2) x 1,00 x 10-3 (m3) =
[60,0 (g) x 8,314 (J mol-1 K-1) x 298 (K)]/M (g mol–1)
M = 345 (g mol-1)
6. Gambar 1 adalah diagram fasa zat
tertentu. Tunjukkan fasa zat yang ada di daerah A, B, C dan H dan fasa yang ada
di titik D, E, F dan G dan tunjukkan titik mana yang menyatakan titik tripel,
titik didih normal, titik beku normal, dan titik kritis.
Gambar
1 Diagram fasa suatu senyawa.
Jawab
A:
padat, B: cair,C: uap (gas), D: padat + uap, E: padat+ cair +uap,F: cair +
uap, G:cair + uap, H: uap; titik tripel: E; G: titik beku normal: titik pada
kurva fasa cair-padat pada 1 atm, H: titik didih normal: titik pada garis
cair-gas pada 1 atm.
7. Kerapatan asam sulfat encer (persen massa 12,00%) adalah
1,078 g cm-3 (25°C). Nyatakan kosentrasi larutan ini dalam molar,
molal dan fraksi mol.
Jawab
Jumlah
H2SO4 alam 100 g asam sulfat encer tersebut adalah
12,00/98,08 = 0,1223 mol dan jumlah airnya adalah 88,00/18,0 = 4,889 mol.
Jadi
fraksi mol H2SO4 adalah 0,1223/(4,889+0,122) = 0,0244.
Karena
88,00 g H2O melarutkan 0,1223 mol H2SO4,
jumlah mol H2SO4 yang larut dalam 1 kg H2O,
adalah 0,1223 mol x (1000 g kg–1)/(88,00 g) = 1,390 mol kg–1.
Jadi konsentrasi asam sulfat encer tersebut 1,390 m.
Jumlah
H2SO4 yang terlarut dalam 1 dm3 asam sulfat
encer (molar) adalah 0,1223 mol x (1078 g dm–3)/(100 g) = 1,318 mol
dm–3.
8. Manakah dari pasangan dua zat
berikut yang memiliki tegangan permukaan lebih besar: C6H14
atau H2O?
Jawab
H2O.
Tingginya tegangan permukaan air sudah sangat terkena
9. Gliserin adalah cairan tidak mudah
menguap. Larutan 164 g gliserin dan 338 cm3 H2O (kerapatan
0,992 g cm3) disimpan pada 39,8°C. Pada suhu ini, tekanan uap air
murni adalah 54,74 torr. Hitung tekanan uap larutan ini.
Jawab
Jumlah
gliserin adalah 1,78 mol dan H2O adalah 18,63 mol
p = 54,74 x (18,63/(18,63+1,78)) = 54,74 x
0,913 =50,00 (Torr)
10. Tekanan osmosis larutan dalam air
(100 cm3) yang mengandung 0,36 g polimer adalah 3,26 x 102 Pa
pada 23°C.
(1) tentukan massa molekul polimer
ini.
(2) apakah akan praktis menentukan massa
molekul polimer ini dengan metoda penurunan titik beku atau kenaikan titik
didih?
Jawab
(1)M
=[(8,31 J mol-1 K -1) x (296 K)x(3,6 kg m-3)]/(3,26
x 102 Pa) = 2,7 kg mol-1 = 2,7 x 104
(2)
kenaikan titik didih larutan yang sama akan sebesar 0,693 x 10-4 K,
dan penurunan titik bekunya adalah 2,48 x 10–4 K. Perubahan temperatur
yang sangat kecil ini sukar ditentukan dengan akurat. Kedua metoda ini tidak
praktis untuk menentukan massa
molekul polimer.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad,
Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung
: PT. Citra Aditya Bakti.
Brady,
E.J. 1999. Kimia Universitas. Jakarta
: Binarupa Aksara.
Chang,
Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep
Inti. Jakarta : Erlangga.
Syukri,
S. 1999. Kimia Dasar. Bandung : ITB.
http
: //www.google.co,id/kimia larutan (diakses tanggal 10 Oktober 2010).
Belum ada tanggapan untuk "SOAL DAN PEMBAHASAN TENTANG LARUTAN KIMIA"
Posting Komentar