- Gass & Sisson : menjelaskan model kebijakan sebagai representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang terpilih dari suatu kondisi masalah yang di susun untuk tujuan-tujuan tertentu.
Model dapat di gunakan tidak hanya menerangkan,menjelaskan dan memprediksikan elemen-elemen suatu kondisi masalah tapi juga untuk memperbaiki dengan merekomendasikan serangkaian tindakan untuk memecahkan masalah –masalah tertentu.
Model-Model tersebut :
1. Model Deskriptif
Tujuan : menjelaskan sebab-sebab dan konsekuensi dari pilihan-pilihan kebijakan.
Digunakan untuk memantau hasil-hasil dari aksi-aksi kebijakan.
2. Model Normatif
Tujuan : menjelaskan dan/memprediksi juga memberikan dalil dan rekomendasi untuk mengiptimalkan pencapaian beberapa utilitas (nilai)
Jenis yang digunakan (oleh para analisis) antara lain yang membantu menentukan tingkat kapasitas pelayanan yang optimal (model antri), waktu pelayanan & pernaikan yang optimum (model penggantian), pengaturan voume & waktu yang optimum (model inventaris), keuntungan yang optimum pada investasi public (model biaya-manfaat).
Bentuknya mencari nilai-nilai variable yang terkontrol (kebijakan) yang akan menghasilkan manfaat yang terbesar (nilai) sebagaimana terukur dalam variabel keluaran.
3. “Model Verbal “
- diekspresikan dalam bahasa sehari-hari tidak menggunakan bahasa logika simbolis dan matematis tapi lebih mirip sebagai masalah-masalah substantive.
- analisisnya bersandar pada penilaian nalar untuk memprediksi dan menawarkan rekomendasi, panilainnya menghasilkan argument kebijakan.
- relatif mudah dikomunikasikan diantara para ahli dan orang awam dengan biaya yang murah.
4. Model Simbolis :
- menggunakan symbol-simbol matematis untuk menerangkan hubungan diantara variable-variabel kunci yang dipercaya menciri suatu masalah.
- Prediski/solusi yang optimal diperoleh dengan meminjam metode-metode matematika, statistika dan logika.
- Sulit dikomunikasikan diantara orang awam, termasuk pembuat kebijakan, ahli pembuat model yang sering terjadi kesalahpahaman tentang elemen-elemen dasar dari mode.
5. Model Prosedural
- menampilkan hubungan yang dinamis diantara variable-variabel yang diyakini menjadi cirri suatu masalah kebijakan.
- prediksi dan solusinya di peroleh dengan mensimulasikan dan meneliti seperangkat hubungan yang mungkin.
- perbedaan dengan model verbal :
Model verbal : menggunakan data actual untuk memperkirakan hubungan diantara variabel-variabel kebijakan dan hasil.
Model prosedural : mengasumsikan (mensimulasikan) hubungan diantara variabel-variabel.
- Modelnya : Pohon keputusan yang dibuat dengan memproyeksikan keputusan-keputusan kebijakan dan konsekuensinya yang mungkin pada masa mendatang dan beruna untuk membandingkan perkiraan subjektif atas konsekuensi dari bermasam-macam pilihan kebijakan.
v Kebijakan Publik
1. Mudah untuk dicapai karena maknanya hal-hal yang dikerjakan untuk mencapai tujuan.
2. Mudah di ukur karena ukurannya jelas yakni sejauhmana kemajuan pencapaian cita-cita sudah ditempuh.
Bukan berarti kebijakan public mudah dubuat, dilaksankan, dikenadlikan, karena menyangkut factor-faktor politik, politik, art the possibility/seni membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Secara partikal : cara untukk memperebutkan kekuasaan meimpin pencapaian tujuan bangsa, sudah jelas namun biasanya paradigm/cara memandang dunia yang digunakan masing-masing pemimpin berbeda.
Bisa dilihat sebagai berikut : (pilihan)
1. Soekarno à populis – politik (populis : penyokong/penggalang/gerakan politik rakyat)
Hasilnya : masih jauh dari target dan jatuhkan krisis politik.
2. Soeharto à Pragmatis – Elits – Ekonomis
Hasil : dapat mencapai keberhasilan tapi rapuh di dalam dan akhirnya jatuh ketika ada krisis ekonomi.
3. Habibie à hanya melakukan stabilisasi agar tidak meluncur ke bawah à berhasil tapi tidak dapat melanjtkan karena krisis kepercayaan.
4. Gus Dur à Super demokrasi karena memberikan smua organisasi mengerjakan apa saja yang dianggap baik, berhasil, Indonesia belajar untuk berdemo secara absolute meski biaya yang dibayar cukup mahal.
5. Megawati à Ambigus – penuh keragu-raguan
Berusaha belajar dari kegagalan pendahulu tapi belum menemukan dan menentukan pilihan .
6. Susilo Bambang Yudoyono à Kesan berhati-hati,lambat,kurang tegas,berpikir panjang. Berusaha memberikan pembelajaran dibidang politik………..
Catatan :
Analisis Kebijakan à dampak kebijakan public merupakan satu al yang harus menjadi pusat perhatian.
Evalusai kebijakan à ingin tahu apakah kebijakan dapat mencari apa yang diinginkan.
Belum ada tanggapan untuk "Tipe-Tipe Model Kebijakan (Ir.Alisjahbana,M.A.) "
Posting Komentar