Perkembangan teori atom dimulai dengan penemuan Leucippus, ahli filsafat Yunani sekitar 2,5 abad yang lalu mengemukakan bahwa materi tersusun atas butiran-butiran kecil.=, kemudian dikembangkan oleh Demokritos yang berpendapat bahwa materi teridiri dari partikel kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Partikel kecil ini disebut atom, yang berasal dari bahasa Yunani: a = tidak, tomos = terpecahkan.
Pada abad ke-18 John Dalton mengemukakan teori atom pertama yang biasa disebut teori atom Dalton, yaitu: (1) materi tersusun atas partikel-partikel yang tidak dapat dibag lagi dan disebut atom, (2) atom-atom suatu unsur mempunyai sifat sama seperti ukuran bentuk dan massa, (3) atom-atom suatu unsur berbeda dengan atom-atom unsur yang lain (4) senyawa adalah materi yang tersusun atas setidaknya dua jenis atom dari unsur-unsur berbeda, dengan perbandingan tetap dan tertentu, dan (4) reaksi kimia tidak lain merupakan pembentukan kombinasi atom-atom baru dari kombinasi atom-atom sebelumnya.
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24
Universitas Negeri Makassar
Satu Untuk UNM
Perkembangan teori atom selanjutnya adalah Thomson membuat model atom, yakni: Atom berbentuk bulat dengan muatan listrik positif yang tersebar merata dalam atom dinetralkan oleh elektron-elektron yang berada diantara muatan positif. Elektron-elektro dalam atom diibaratkan seperti butiran kismis dalam roti. Selanjutnya eksperimen Rutherford menyimpulkan bahwa: (1) sebagian besar ruang dalam atom adalah ruang hampa, sebab sebagian besar partikel diteruskan atau tidak mengalami pembelokan, (2) terdapat suatu bagian yang sangat kecil dan sangat padat dalam atom yang disebut inti atom dan (3) muatan inti atom sejenis dengan muatan partikel , yaitu bermuatan positif, sebab adanya sebagian kecil partikel yang dibelokkan. Pembelokan ini terjadi akibat gaya tolak menolak antara muatan listrik sejenis. Model atom Rutherford menyebutkan bahwa elektron-elektron berada dalam ruang hampa dan bergerak mengelilingi inti, tetapi belum menyatakan distribusi elektron-elektron di luar inti atom.
Pada 1932, James Chadwick dari Inggeris berhasil membuktikan adanya partikel neutron. Atom terdiri dari inti atom yang dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Inti atom terdiri dari proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan.
Kedua partikel penyusun inti atom ini disebut juga nukleon, sehingga atom bersifat netral, artinya jumlah proton yang bermuatan positif sama dengan jumlah elektron yang bermuatan negatif. Para ilmuan menyadari bahwa model atom Rutherford bersifat tidak stabil karena bertentangan hukum fisika dari Maxwell. Bila elektron yang negatif bergerak mengeliligi inti atom yang bermuatan positif, maka akan terjadi gaya tarik menarik elektrostatik (gaya coulomb), sehingga lama kelamaan elektron akan jatuh ke inti. Pada 1913, Niels Bohr berhasil memperbaiki kelemahan model atom Rutherford yang diawali dari pengamatannya terhadap spektrum atom. Adapun model atom Bohr adalah: (1) elektron-elektron yang bergerak mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu tidak memancarkan energi.
Lintasan-lintasan elektron itu disebut kulit atau tingkat energi elektron, (2) Elektron-elektron dapat berpindah dari lintasan satu ke lintasan lainnya. Elektron yang berpindah dari lintasa yang lebih luar (energi tinggi) ke lintasan yang lebih dalam (energi rendah) akan memancarkan energi, sebaliknya elektron akan menyerap energi. Model atom Bohr masih memiliki kelemahan-kelemahan, yaitu: (1) hanya sukses untuk atom-atom yang sederhana, seperti atom hidrogen, tetapi untuk atom-atom yang mempunyai struktur yang rumit dari hidrogen tidak sukses digunakan. (2) Kedudukan elektron yang mengitari inti atom tidak dapat ditentukan dengan tepat, tetapi hanya kemungkinan terbesarnya saja.
5
Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24
Universitas Negeri Makassar
Satu Untuk UNM
Louis Victor de Broglie pada 1923 mengatakan bahwa gerakan benda-benda kecil
(subatomik) berlaku sifat-sifat gerakan gelombang. Jadi, pada partikel-partikel seperti
elektron berlaku hukum-hukum gelombang. Pada 1927, Werner Heisenberg mengemukakan
prinsip ketidakpastiannya untuk materi yang bersifat partikel dan gelombang. Ia mengatakan
bahwa kecepatan/momentum dan kedudukan elektron tidak dapat ditentukan dengan tepat
secara bersamaan. Akhirnya, Erwin Schrodinger pada 1926 berhasil menyusun persamaan
gelombang untuk elektron dengan menggunakan cara-cara mekanika gelombang. Menurut
Schrodinger, elektron-elektron yang mengelilingi inti terdapat dalam suatu orbital. Orbital
adalah daerah tiga dimensi di sekitar inti dimana elektron dengan energi tertentu dapat
ditemukan dengan kemungkinan besar. Orbital dapat digambarkan sebagai awan elektron,
yaitu bentuk ruang dengan elektron kemungkinan ditemukan. Makin rapat awan elektron,
makin besar elektron ditemukan dan sebaliknya. Sebuah orbital dapat ditempati maksimal
hanya dua elektron. Dari sinilah model atom Modern muncul, yakni atom terdiri dari inti
atom yang bermuatan positif dan elektron dengan muatan negatif yang terdapat dalam
orbital bergerak mengelilingi inti pada lintasan atau kulit tertentu.
B. Nomor Atom dan Nomor Massa
Pada 1912 Henry Moseley dari Inggeris menggunakan istilah nomor atom (Z) untuk
menyatakan jumlah muatan positif dalam inti atom.
Nomor atom (Z) = Jumlah proton (p) = Jumlah elektron (e)
Oleh karena itu, massa suatu atom dapat dianggap sama dengan total massa proton dan
massa neutronnya. Massa atom ini dinyatakan sebagai nomor massa (A) yang merupakan
jumlah proton dan neutron dalam atom.
Nomor massa (A) = Jumlah proton (Z) + Jumlah neutron (n)
Atom-atom yang mempunyai nomor atom sama, tetapi nomor massa berbeda disebut
isotop. Contoh: 1H1; 1H2; 1H3
Atom-atom dari unsur-unsur berbeda (nomor atom berbeda) dapat memiliki nomor
massa yang sama. Atom-atom seperti ini disebut isobar.
Contoh: 18Ar40; 20Ca40
Selanjutnya, atom-atom dari unsur-unsur berbeda (nomor atom berbeda) dapat mempunyai jumlah neutron yang sama. Atom-atom yang demikian disebut isoton. Contoh:
6C13; 7N14
Belum ada tanggapan untuk "Perkembangan Teori Atom "
Posting Komentar