Keterkaitan antara jasad, nafs, ruh, dan aql telah diuraikan di atas. Sedangkan jika dikaitkan dengan fungsi qalb, maka qalb menempati posisi yang sangat penting dalam menentukan kualitas nafs (darah) dan pertumbuhan jasad. Aql menjadi bagian yang senantiasa melakukan evaluasi, memberikan konklusi, dan solusi dalam menghadapi berbagai permasalahan yang muncul. Aql membuat keputusan yang menjadi perintah bagi seluruh anggota tubuh agar melaksanakannya. Aql yang tidak mampu menemukan keputusan secara tepat akan memberikan perintah yang tidak tepat pula. Aql yang tidak mampu membimbing seluruh aspek individu ke arah yang tepat (fitri) akan menimbulkan masalah ketidakharmonisan. Di satu sisi, bagian-bagian yang ada (ruh, qalb, dan jasad – maupun aql sendiri) memiliki potensi fitri. Namun di sisi lain, jika aql menyimpang dari jalur fitri ini, yang timbul adalah ketidakharmonisan dan dis-sinkronisasi gerak dan arah antara gerak aql dengan qalb, ruh, dan nafs dan jasad. Bahkan bisa terjadi distinegrasi sampai pada taraf malfungsi pada tiap-tiap bagian yang ada tersebut.
Bagi qalb, aql yang tidak mampu membuat keputusan secara tepat dan fitri, akan menimbulkan ketidaksesuaian arah. Situasi qalb menjadi tidak stabil. Pertentangan dan pemberontakan terjadi. Hal ini menyebabkan kerja qalb terganggu. Gangguan ini bisa berimbas baik secara fisik maupun psikis. Fungsi qalb secara fisik akan terganggu dan mengacaukan kondisi nafs serta pertumbuhan fisik. Menimbulkan berbagai macam penyakit dan disfungsi anggota tubuh. Artinya, jasad dalam arti keseluruhan badan akan mengalami gangguan.
Bagaimana dengan ruh? Tentu saja ruh akan mengalami hal yang sama. Menempati tempat yang kurang harmonis dan tenggelam pada dimensi-dimensi serta permasalahan insaniyah (nasut) berakibat ruh akan terjebak di dalamnya. Ruh yang demikian, tidak akan bisa mencapai dimensi ketuhanan (lahut). Ruh yang terjebak, ruh yang terkungkung dan tenggelam di dalam dimensi nasut. Jika terus-menerus berada dalam kondisi seperti ini, ruh menjadi kotor, terjerembah, bahkan bisa tertolak. Ruh yang tidak mampu kembali dan menemukan asal dirinya. Padahal ruh adalah dimensi ketuhanan yang melekat pada setiap individu. Ruh adalah Sifat Qowiyyun yang memancar dari-Nya dan menjadi sumber kekuatan setiap makhluk hidup. Jika dimensi ketuhanan ini mengalami pencemaran oleh ulah aql manusia, maka manusia ini berarti bertentangan dengan Tuhannya.
Aql: Kunci Seluruh Aktifitas
Aql adalah anugerah Allah SWT yang luar biasa bagi manusia. Kemampuannya yang melebihi makhluk lain menjadi kunci progresifitas kehidupan umat manusia. Kemampuannya yang luar biasa telah mampu menyerap Ilmu Allah SWT. Meskipun sangat sedikit, namun ilmu itu telah membawa pada peradaban yang luar biasa dalam kehidupan umat manusia. Aql adalah kunci gerak hidup umat manusia.
Aql adalah kunci awal sebuah aktifitas yang akan sambung menyambung dengan aktifitas lain sebagai sebuah rangkaian sebab akibat. Namun, aql pula yang bisa menjadi kunci penghambat bahkan penghalang rentetan sebab akibat itu. Sebuah keputusan aql di sebuah awal gerak langkah manusia akan menjadi kunci awal pembuka aktifitas qalb, nafs, jasad, dan ruh dalam seorang individu. Keputusan aql yang salah (bertentangan dengan fitrah) pada awal sebuah langkah individu dalam menghadapi masalah (fenomena), akan berakibat ketidakharmonisan gerak qalb, nafs, jasad, dan ruh individu tersebut. Ketidakharmonisan segenap dimensi ini akan kembali mempengaruhi keputusan aql pada permasalahan berikutnya yang menjadi akibat permasalahan (fenomena) awal tadi. Begitu akan terjadi seterusnya sebagai sebuah rangkaian sebab akibat. Jika aql sepanjang hidup tidak mampu mengambil keputusan secara tepat dan mandiri, maka rangkaian permasalahan sebagai sebuah sebab akibat akan berlangsung selamanya, sepanjang hidup individu tersebut. Jika ternyata awalnya sudah salah, makan akan muncul rentetan kesalahan-kesalahan di masa-masa berikutnya. Namun jika benar, maka akan muncul rentetan kebenarab-kebenaran di masa-masa berikutnya.Namun, jika aql pada suatu saat mampu mengambil keputusan secara tepat dan mandiri tanpa terpengaruh oleh situasi dan kondisi qalb, jasad, nafs, dan ruh, maka bisa jadi rentetan sebab akibat itu akan berhenti. Babak baru yang tidak terpengaruh oleh kondisi sebelumnya akan dimulai lagi.
Aql dipengaruhi oleh keluasan dan kedalaman dalam memahami informasi yang ada. Semua informasi ini akan menjadi bekal guna diolah menjadi sebuah keputusan yang tepat. Namun, aql juga dipengaruhi oleh situasi dan kondisi qalb, nafs, jasad, dan ruh individu. Suatu kondisi yang dialami oleh qalb, nafs, jasad, dan ruh, bisa jadi tidak berasal dari hasil keputusan aqlnya sendiri. Misalnya, badan yang terpukul. Kondisi ini bukanlah disebabkan oleh aktifitas aqlnya sendiri. Namun sebaliknya, aliran nafs yang kacau akibat pukulan, berimbas pada kondisi qalb, menciptakan sistim situasi yang kacau akibat kondisi ini tidak sesuai dengan fitrah. Sistim situasi yang kacau akan mempengaruhi aql. Aql yang sudah terpengaruh oleh kondisi negatif tersebut akan mengambil keputusan berdasarkan situasi yang diterimanya, yaitu keputusan negatif, dan akan terus menjadi sebuah sebab akibat.
Aql; Kunci Kebijaksanaan
Aql memiliki kemampuan yang tidak bisa kita gambarkan secara pasti. Pada kenyataannya, kerya-karya monumental dari olah aql mengiringi sepanjang sejarah manusia.. Meskipun Allah SWT jelas menegaskan bahwa kemampuan ilmu manusia hanya ibarat seetes tinta
D. SIMPULAN
Ruh yang tenang adalah ruh yang senantiasa berada dan terpelihara dalam dimensi lahut (ilahiyah). Karena pada hakekatnya ruh adalah bagian dari Allah SWT. Ruh yang demikian berada pada individu yang mampu membebaskan diri dari sifat-sifat nasut (insaniyah-jasadiyah). Memiliki konsepsi hidup yang tenang dan mengarah hanya kepada Yang Transenden.
Konsepsi hidup yang tenang dan transenden tidak bisa dilepaskan dari ketenangan hati yang berpengaruh kepada kesehatan nafs (sirkulasi darah) yang baik dan bersih serta sistim pencernaan yang baik.
Ketenangan qalb ditentukan oleh kemampuan aql untuk bisa mengolah, mengatur, mengambil keputusan, mengevaluasi segala tindakan secara tepat dan baik. Kemampuan ini didasarkan pada keluasan ilmu pengetahuan, pengalaman hidup, serta kebijakaksanaan dalam mengambil langkah. Aql yang “sempit” tidak akan mampu mengambil keputusan secara tepat sesuai dengan logika dan fakta yang ada. Inilah yang disebut bertentangan dengan Yang Transenden. Ketidakmampuan ini akan mempengaruhi kinerja qalb sehingga mempengaruhi kinerja organ tubuh dan syaraf-syaraf pikir yang ada. Dengan demikian, antara ruh, jasad, nafs, qalb dan aql memiliki keterkaitan yang sangat erat. Ketika kesemuanya secara serasi menuju memiliki keterkaitan yang sangat erat. Ketika kesemuanya secara serasi menuju ke Yang Transenden, maka keharmonisan individu akan tercermin sebagai individu yang paripurna.
Belum ada tanggapan untuk "Hubungan antara Jasad, Nafs, Ruh, Aql dengan Qalb"
Posting Komentar