Prasetya Irawan
Beberapa metode penelitian kuantitatif yang cukup sering digunakan adalah survei dan eksperimen.
Metode Survei
Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data. Metode ini adalah yang paling sering
dipakai di kalangan mahasiswa. Desainnya sederhana, prosesnya cepat. Tetapi
bila dilakukan dengan sembrono,
temuan survei ini cenderung superficial
(dangkal) meskipun dalam analisisnya peneliti
menggunakan statistik yang rumit.
Penelitian survei dengan kuesioner
ini memerlukan responden dalam
jumlah yang cukup agar validitas temuan bisa dicapai dengan baik. Hal ini wajar, sebab apa yang
digali dari kuesioner itu cenderung
informasi umum tentang fakta atau opini yang diberikan oleh responden. Karena informasi bersifat umum dan
(cenderung) dangkal maka
diperlukan responden dalam jumlah cukup agar "pola" yang menggambarkan objek yang diteliti
dapat dijelaskan dengan baik.
Sebagai ilustrasi, lima orang saja
kemungkinan tidak mampu memberikan
gambaran yang utuh tentang sesuatu (misalnya tentang profil kesejahteraan
pegawai). Tetapi 250 orang mungkin akan lebih mampu memberi gambaran yang lebih baik tentang profil kesejahteraan pegawai itu. Perlu dicatat,
jumlah responden saja belum cukup
memenuhi syarat "keterwakilan". Teknik memilih responden ("teknik sampling") juga harus
ditentukan dengan hati-hati.
Karena validitas data sangat
tergantung pada "kejujuran" responden maka peneliti sebaiknya juga menggunakan cara lain (selain kuesioner) untuk meningkatkan
keabsahan data itu. Misalnya,
peneliti mungkin bertanya kepada responden tentang pendapatan per bulannya (dalam rupiah). Dalam hal ini,
peneliti juga mempunyai sumber
data lain untuk meyakinkan kebenaran data yang diberikan responden (misalnya dengan melihat daftar gaji si responden di kantornya). Jika hal ini sulit ditemukan
maka peneliti terpaksa harus berasumsi bahwa
semua data yang diberikan responden
adalah benar. Kita tahu, asumsi semacam ini sering kali menyesatkan.
Kesalahan yang sering dibuat oleh
peneliti dalam penelitian survei ini
adalah terletak pada analisis data. Peneliti sering kali lupa bahwa apa yang dikumpulkan melalui kuesioner
ini adalah sekedar "persepsi tentang
sesuatu", bukan "substansi dari sesuatu". Karena itu, kalaupun peneliti menggunakan analisis
statistik yang cukup kompleks
(misalnya korelasi atau regresi) maka peneliti harus ingat apa yang dianalisisnya itu tetaplah sekumpulan persepsi, bukan
substansi.
Beberapa tema penelitian dengan menggunakan metode survei
adalah sebagai berikut.
1. Survei tentang
alokasi anggaran untuk pengembangan pegawai di
semua perguruan
tinggi negeri.
2. Survei tentang
kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan di Bank
XY.
3. Analisis terhadap potensi
penerimaan calon konsumen terhadap produk
baru yang akan
diluncurkan.
4. Jajak pendapat
masyarakat terhadap metode baru dalam hal penetapan
Pajak
Pembangunan I.
Dari contoh-contoh di atas, kita sadar bahwa tidak mudah menggolongkan suatu penelitian ke jenis penelitian tertentu dengan hanya melihat judul atau tema penelitian itu. Jika hanya judul yang kita baca maka kita sebenarnya bisa
memasukkan suatu penelitian ke
jenis penelitian mana pun. Karena itu, kita harus bisa membaca seluruh desain penelitian untuk
mengetahui jenis penelitian atau metode
yang digunakan seorang peneliti.
Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel
dengan lainnya (variabel X dan variabel Y). Untuk menjelaskan hubungan kausalitas ini, peneliti harus melakukan kontrol dan pengukuran yang sangat cermat terhadap variabel-variabel penelitiannya.
Tetapi metode eksperimen tidak hanya digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu dan lain variabel, tetapi
juga untuk menjelaskan dan memprediksi gerak atau arah kecenderungan suatu variabel di masa depan. Ini adalah eksperimen yang bertujuan untuk memprediksi.
Perlu
diingat, dua variabel yang berkorelasi (misalnya "tingkat pendidikan" berkorelasi dengan "tingkat
penghasilan") tidak berarti dua
variabel tersebut mempunyai hubungan sebab-akibat. Sebaliknya, dua variabel yang tidak berkorelasi (zero
correlation) bukan berarti sudah tertutup kemungkinan berhubungan
sebab-akibat (Hopkins, et al, 1987). Untuk
mengukur korelasi, metode survei
mungkin sudah cukup memadai. Tetapi untuk menjawab "Apakah tingkat
pendidikan menyebabkan naiknya pendapatan?" Diperlukan suatu studi eksperimen yang sangat ketat
aturannya.
Seperti metode-metode lain, metode
eksperimen ini mempunyai banyak variasi. Berikut ini beberapa contoh variasi
(model) metode eksperimen. Sebagai catatan:
O : adalah Observasi
X : adalah variabel
independen
R : kelompok subjek yang dibagi secara random
EG : experimental group
CG : control group
NO
|
NAMA MODEL
|
MODEL
|
KOMENTAR
|
1
|
One-shot case
study
|
-
XO1
|
Tak ada perbandingan antara
pre dan post program
|
2
|
One-group
pretest-posttest
|
O1
XO2
|
Tanpa kelompok
pembanding
|
3
|
Static group
|
EG:
- X O1
|
Pembagian kelompok tidak
|
|
|
CG: O2
|
dirandom
|
4
|
Pretest-posttest
control group
|
EG: R O1 X O2
|
Pembagian
kelompok melalui
|
|
|
CG: R O3 O4
|
random
|
5
|
Posttest only
control group
|
EG: R - XO1
CG: R
- O2
|
Kedua
kelompok tidak diberi
pretest
|
6
|
Time series
|
O1 O2 ... On
X Om …O2
|
Tanpa EG dan CG
|
7
|
Multiple
time series
|
EG: O1 O2 ... X O1 O2 ...
|
Mahal Tanpa random
|
|
|
CG: O1 O2
- O1 O2 ...
|
|
8
|
Solomon
|
EG : R O1 X O2
CG : R O1
O2
EG : R X O1
CG: R O2
|
Mahal
Rumit
|
(Sumber:
O'Sullivan& Rassel, 1995)
Untuk model pertama,
peneliti tidak melakukan pengukuran sebelum
perlakuan (X). Tetapi is langsung mengukur hasil sesudah (X). Dengan
model kedua, peneliti bisa membuat pertanyaan, apakah "suatu sistem penarikan pajak gaya baru dapat menaikkan
penerimaan pajak di daerah "X"? Dalam hal ini, peneliti tinggal membandingkan
penerimaan pajak di daerah X sebelum dan sesudah digunakannya sistem
penarikan pajak gaya
baru tersebut.
Untuk model keempat, peneliti bisa menggunakan
pertanyaan yang sama, tetapi diperlukan daerah selain X (misalnya daerah Z) sebagai pembanding tingkat penerimaan pajak. Daerah X dikenakan (diberlakukan) sistem penarikan pajak gaya
baru, di daerah Z tidak. Berikut
ini adalah beberapa contoh tema penelitian dengan menggunakan metode eksperimen:
1. Apakah terdapat perbedaan dalam hal tingkat pemahaman siswa antara siswa yang diajar dengan metode
instruksionis dengan siswa yang diajar dengan metode konstruktivis?
2. Perbedaan efektivitas dan efisiensi metode iqro dengan metode tradisional (dalam mempelajari bahasa
Arab)
3.
Pengaruh pendekatan focused
group discussion terhadap proses pengambilan keputusan.
Perlu pula diingat kembali, eksperimen di dalam penelitian ilmu-ilmu
sosial sering bersifat "kuasi" (semu). Artinya, pengontrolan terhadap
variabel-variabel yang diteliti sering kali tidak mungkin dilakukan secara ketat seperti dalam eksperimen ilmu-ilmu eksakta {yang tidak menggunakan unsur "manusia" sebagai objek
penelitian). Dalam ilmu sosial, eksperimen semu adalah eksperimen
yang tidak menggunakan "random"
untuk membagi kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol. Pada model-model di atas, semua model yang tanpa "R" adalah
Eksperimen semu.
Belum ada tanggapan untuk "Metode-Metode Penelitian Kuantitatif "
Posting Komentar